+10 Hubungan Antara Kebenaran dan Materi, Perbedaan dan Persamaan yang Menggelisahkan Dunia

Hubungan antara materi dengan kebenaran

A. Teori Kebenaran

Kebenaran adalah sebuah hakekat kepercayaan yang berisi aturan hidup yang mengajari manusia untuk lebih dekat kepada pencipta-Nya dan juga kepada sesama makhluk hidup lainnya (bukan hanya manusia). Ini adalah nilai yang di tekuni oleh banyak orang di seluruh belahan dunia agar terciptalah hidup yang syarat dengan cinta dan perdamaian. Tanpanya tidak ada sebuah rekonsiliasi lain yang membuat hidup kita tentram dan hati lebih tenang dalam menjalani hari.

1. Ikatan kekal dalam nafas kebenaran

SEORANG TEMAN BERKATA – “Mengapa harus hidup benar? Bukankah di dunia ini kita sudah diberikan kebebasan untuk memilih apa yang cocok dengan diri ini? Ada juga manusia yang saya lihat bisa hidup dalam kejahatannya sendiri. Intinya, kita di dunia bro, jadi lakukanlah perbuatan-perbuatan duniawi saja. Betul kan…..

Ingatlah bahwa nafas kita sumbernya dari Allah (berdasarkan sejarah tertua) dimana Dia adalah benar adanya. Selama kita masih menghembuskan nafas maka selama itulah kita dituntut olehnya untuk melakukan hal yang benar. Sanksi/ akibatnya jika tidak dilakukan akan membuat hidup tidak tenang, penuh ketakutan bahkan dalam tidurpun kita merasa gelisah. Saya memberi kesaksian bahwa saat dimana kita jahat maka saat itu, sekalipun berada dalam kemewahan kita tidak dapat menikmatinya. Akan tetapi saat kita berlaku benar sepiring nasipun bisa membuat hati puas. Selengkapnya, Manusia dalam nafas kebenaran

2. Bersumber dari dalam pikiran : jaga hati

Sikap yang terdiri dari perkataan dan tindakan yang benar bersumber dari dalam hati/ pikiran. Nilai yang berasal dari dalam dan mampu membuat kita merasa kepenuhan. Tiada lagi kekosongan dalam hati (lubang di hati) yang dapat menggalaukan kita. Hanyalah orang dengan hati bersih yang dapat konsisten melakukannya. Jauhkan hati dari segala yang negatif, seperti pikiran kotor, berprasangka buruk, dendam, hawa nafsu dan keserakahan. Apabila hal-hal ini masih mencokol berlama-lama dalam pikiran niscaya kebenaran yang kita lakukan terkesan gantung karena kebenaran adalah kebutuhan hati.

3. Perbedaan biasa tetapi ada yang berlaku universal

Untuk diketahui bersama, nilai kebenaran yang dianut oleh masing-masing orang berbeda-beda. Artinya, apa yang saya yakini benar belum tentu orang lain menganggapnya demikian. Kepercayaan di negeri kita, Indonesia : sangat banyak. Belum lagi dalam satu kepercayaan (agama) terdapat banyak aliran didalamnya. Akan tetapi ada nilai-nilai yang bersifat general/ umum yang berlaku diantara kita. Diantaranya adalah,

  1. Kesabaran, ini berhubungan dengan daya tahan dan proses menunggu.
  2. Kejujuran, dianggap benar karena menekankan tentang persamaan antara kenyataan dengan pikiran dan perkataan.
  3. Keadilan, ini bermakna keseimbangan putusan antara pihak-pihak yang terkait.
  4. Kedamaian, ini erat kaitannya dengan hati yang selalu adem dan tenang.
  5. Kasih, berhubungan dengan rela berkorban dan kesediaan untuk memaafkan.
  6. Kebahagiaan, dikatakan sebagai kebenaran karena berbicara tentang merasa cukup dalam rasa bersyukur.
  7. Kerendahan hati, ini soal memposisikan diri sebagai rakyat biasa yang sederhana.

Di atas semuanya itu, jangan pernah memaksakan keyakinan anda kepada pihak lain.

4. Kebenaran yang tidak sejajar

Pantaslah kita bertumpu kepada kebenaran sebagai sumber segala sesuatu yang baik karena sifatnya luas dan tidak terbatas. Ada banyak kebaikan yang bisa dirasakan dimana-mana akan tetapi jika hati tidak benar mustahil dapat dinikmati seutuhnya/ seluruhnya. Ini adalah nilai yang meliputi seluruh sisi kehidupan, baik luar maupun bagian dalam. Apa yang diperbuat harus sesuai dengan isi hati. Berikut hubungan luar dalam yang tidak sesuai :

  1. Apabila hanya bagian luarnya saja yang benar namun bagian dalamnya tidak, artinya kita masih belum tulus dalam melakukannya.
  2. Lain juga halnya jika hanya bagian dalamnya saja yang benar namun yang luarnya tidak, artinya kita tidak baik saat melakukannya.

5. Harus konsisten untuk merasakan manfaatnya

Namanya juga nilai, kebenaran itu tidak berwujud. Pergerakan nilai ini tidak mungkin diamati/ dilakukan dalam satu waktu (satu hari) saja melainkan harus terus menerus. Inilah yang disebut dengan konsisten bertindak benar. Keberlanjutan tindakan ini membuat hati lebih tenang dan dan lega rasanya. Manfaatnya tidak dapat kita rasakan jika diekspresikan setengah-setengah. Lagi pula tidak ada kelagaan hati yang rasanya tanggung melainkan hanya ada dua pilihan : ya dan tidak. Selanjutnya, Tips & trik membuat hati tenang penuh kelegaan

Benarnya diri ini hanya milik kita seorang, bukan untuk orang lain. Manfaat yang didapatkan juga hanya dirasakan oleh diri sendiri atau paling net-netnya oleh kaum keluarga dekat. Sedangkan orang lain disekitar dapat menanggapinya positif dan bisa juga negatif. Tanggapan dari orang diluar sana sebaiknya dibiarkan saja yang penting hidup kita sudah sesuai dengan standar. Standar kebenaran adalah Kitab Suci dari masing-masing agama yang anda percayai. Pada akhirnya manfaat hebat di akhirat yang akan kita peroleh adalah dipantaskan untuk masuk “Surga”.

6. Tidak ada apresiasi yang nyata setelah melakukannya

Inilah yang membuat banyak orang malas berbuat benar sebab tidak ada pujian dari orang lain setelah melakukannya. Terutama mereka yang sudah terbiasa dipuji sejak kecil akan menganggap nilai ini tidak ada artinya karena reward-nya minim bahkan minus (ada rintangan dari orang lain). Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya, manfaatnya dirasakan oleh diri sendiri berupa ketenangan hati dalam setiap langkah kaki. Di dalam kebenaran, dimanapun berada, apapun yang dilakukan dan semua yang sudah dimiliki rasanya puas dan bahagia walau dengan segala keterbatasannya. Tidak ada lagi yang namanya kegelisahan dan kekuatiran yang membuat tidur tidak nyaman. Baca juga, Sisi negatif pujian dalam kehidupan manusia

7. Kebenaran adalah proses

Proses kehidupan dari waktu ke waktu tidak dapat dilepaskan dari sikap yang kita tunjukkan kepada dunia. Dalam tindakan dan perkataan kitalah orang dapat merasakan arti dari sebuah kebenaran. Nilai ini berkaitan erat dengan semua proses kehidupan. Baik saat duduk dibangku sekolah, kuliah, kerja, perlombaan/ kompetisi dan semua aktivitas yang kita lakukan hari demi hari. Inilah yang saya sebut sebagai kebenaran adalah totalitas.

8. Tantangannya besar

a. Dari diri sendiri

Sadarilah bahwa tidak mudah untuk melakukan hal yang benar. Penghalang utama kita adalah hawa nafsu dan mengutamakan kepentingan pribadi (egois). Biasanya kedua hal ini adalah teman sejoli yang menjadi penghambat utama. Bagaimana mungkin hati yang selalu menginginkan ini itu (keinginan banyak) dapat di sejajarkan dengan hidup yang berkecukupan? Ketika sudah mengatakan cukup berarti ada kepuasan yang membuat kita berbahagia karena merasa semua yang dibutuhkan sudah ada. Ketika mengatakan cukup bukan berarti bahwa usaha berhenti sampai disitu melainkan bertekunlah dalam kerja keras hari lepas hari sehingga kita bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari bukan keinginan.

b. Dari lingkungan

Tantangan yang selanjutnya berasal dari luar diri ini yakni dari orang disekitar kita. Masyarakat bisa sangat ekstrim menilai kebenaran yang kita anut. Ini dapat menimbulkan perbedaan prinsip yang kentara. Oleh karena itu jangan memperbincangkan kebenaran (mengatakan saya benar) melainkan buktikan itu dalam tindakan nyata kepada semua orang. Perbincangan tentang nilai ini tidak perlu dimulai karena sangat melelahkan, lakukanlah ini hanya diantara mereka yang memiliki keyakinan sama.

B. Materi

Materi adalah segala sesuatu yang dapat diamati dengan mata kepala ini. Semua yang kita miliki di dunia ini adalah materi. Ada nilai yang berbeda-beda dari setiap benda yang ada di lingkungan kita. Banyak yang menghubung-hubungkannya dengan uang. Jelaslah bahwa hidup ini tidak bisa dipisahkan dengan uang namun bukan berarti uang bisa mengendalikan dan mengubah prinsip kita. Sebab apa yang kita nikmati dari materi sifatnya sesaat saja setelah itu akan hilang begitu saja atau setidak-tidaknya bosan karena sudah berulang-ulang dinikmati.

1. Hanya masalah rasa sesaat

Porsi materi yang berbeda jangan otomatis membuat kita merasa hebat sendiri atau berkecil hati karenanya. Sebab semua ini hanyalah sebentar istilah rasa cuma 5 menit, paling 5 hari atau paling net-netnya 5 minggu sedangkan yang lebih penting adalah manfaatnya. Apa yang ada dinikmati, “orang sama toh manfaatnya”: sama-sama kenyang (makanan), sama-sama menutupi aurat (pakaian) sama-sama sampai tujuan (kendaraan), sama-sama layak ditempati (rumah). Oleh karena itu apa yang sanggup kita sediakan, nikmatilah itu selama sisa umur kita.

2. Keterbatasan materi

Materi dapat menyenangkan anda akan tetapi rasanya sampai disitu saja, 5 detik : tidak lebih. Setelah itu anda harus memutar otak dan kerja keras untuk mencarinya lagi. Pergerakan materi dalam kehidupan kita terbatas, hanya sekali sebulan saja (terima gaji). Jadi mengapakah kita harus menyombongkan apa yang dimiliki hari ini? Atau haruskah kita iri melihat orang lain yang memiliki materi yang unik dan berbeda dari yang kita punya?

3. Miliki manfaatnya jangan mempersoalkan wujud dan bentuknya

Materi hanyalah soal inovasi dan kreasi dari para genius dunia. Yang berbeda hanyalah apa yang kelihatan (penampilan) sedangkan manfaatnya sama saja. Misalnya, adik saya kesekolah naik sepeda, saya ke rumah sakit naik motor, orang lain ke kantor naik mobil mewah. Bukankan perbedaannya hanya dari apa yang kelihatan oleh mata saja? Sedangkan manfaat antara ketiga kendaraan tersebut adalah sama-sama mengantar manusia sampai ke tempat tujuannya. Jadi masih pantaskah ini disombongkan? Atau haruskah kita yang belum memilikinya merasa iri hati karena sesuatu yang sudah kita miliki? Karena perbedaannya hanya terletak dari rasa mata memandang saja.

4. Uang menimbulkan kegelisahan

Benda-benda yang kita miliki saat ini hanyalah sebagian dari 24 jam yang dapat kita lakukan sehari-hari. Mungkin banyak objek yang berada disekitar mata ini. Tapi tahukah anda bahwa semuanya itu hanya membawa kepada kegelisahan hati. Entah itu menjaganya, merawatnya, memperbaikinya, mempertahankannya, memperhatikannya atau apapun itu yang dibutuhkan selama kita masih belum bosan. Akan tetapi setelah kita bosan memilikinya, pasti muncul rasa gelisah untuk memiliki yang baru, yang lebih tinggi nilainya.

5. Akibat dari semua yang kita miliki adalah kematian : sehebat apapun itu

Uang dan segala kekayaan kita tidak di bawa mati. Jika hidup saat ini mewah, popular, dipuja oleh banyak orang. Lihatlah matinya pasti sama dengan rakyat biasa, ditaroh ditanah, net-netnya 1×2, hanya membawa satu kain dan membusuk tanpa ada yang memperhatikan lagi. Ini adalah akhir dan sekaligus pembalasan dari semua materi yang dapat kita raih dalam dunia yang fana.

C. Rekonsiliasi antara kebenaran dan materi

Materi tidak pernah salah. Jangan pernah membencinya karena selama hidup di dunia ini kita membutuhkannya. Kemampuan kita untuk mencari uang berbeda-beda. Inilah juga yang menciptakan perbedaan kepemilikan baik dari segi bentuk, jumlah dan luasnya. Tapi ingatlah yang penting manfaatnya sama.

Proses harus dipertanggungjawabkan

Materi lebih ditekankan pada hasil sedangkan kebenaran lebih di kenal dalam proses. Jadi ketika kita memperoleh segala materi dengan cara-cara yang benar akan membuat hati merasa puas, tetap tenang penuh kelegaan dan bebas dari kegelisahan karena memilikinya. Hubungan yang sinergi antara proses dan hasil membuat kita bebas dari rasa takut karena segalanya bisa dipertanggungjawabkan, baik di dunia maupun di akhirat. Sebaliknya ketika materi dimiliki dengan cara-cara haram (mencuri, korupsi) hidup menjadi tidak tenang, merasa masih kurang (serakah), mudah kuatir dan takut bertemu orang banyak.

Materi dapat menyampaikan kebenaran

Jangan lupa juga bahwa ketika kita ingin melakukan kebenaran dengan menggenapi Firman-Nya dalam hal memberi. Selain menyalurkan doa dan ucapan terimakasih kepada orang lain, kita juga dapat bersedekah dengan memberikan materi. Doa memang cukup untuk membantu mereka yang hidupnya kurang beruntung dari kita namun memberi dengan materi justru membuktikan bahwa doa-doa kita selama ini tidak sia-sia. Jadi fusion/ perpaduan antara materi dan kebenaran membuat kita selamat sampai akhir.

Nikmatnya materi sesaat saja, indahnya kebenaran sampai selamanya

Persamaan dan perbedaan antara materi dan kebenaran

Persamaannya adalah

  1. Keduanya kita butuhkan
  2. Harus diusahakan dan dikerjakan
  3. Sama-sama bisa menimbulkan sensasi kepuasan
  4. Keduanya bermanfaat
  5. Menimbulkan ketergantungan

Perbedaannya adalah

No

Kebearan

Materi

1

Asalnya dari atas (Tuhan) Asalnya dari dunia ini

2

Berhubungan dengan seluruh lini kehidupan Hanya berhubungan sebagian saja khususnya yang dapat dirasakan oleh indra

3

Membuat hati bahagia Membuat hati senang

4

Berhubungan dengan proses Lebih ditekankan pada hasil

5

Manfaatnya dunia dan akhirat Manfaatnya tidak dibawa mati

6

Merupakan kewajiban dan keharusan Apa yang sanggup, apa adanya

7

Kita sudah memilikinya dalam diri sendiri jadi tinggal diekspresikan saja Kita harus membelinya dari orang lain

8

Bisa dilakukan kapan saja Hanya jelas terlihat wujudnya, sekali sebulan (gajian)

9

Semakin lama melakukannya semakin bahagia Semakin lama menikmati dan memilikinya, jadi bosan

10

Dinamis, nilainya tetap sama tapi kita bisa mengekspresikannya dalam konteks yang berbeda Statis, itu-itu saja

11

Membuat hidup lebih berarti. Hati lega dan perasaan tetap tenang sekalipun dalam tekanan. Menimbulkan kegelisahan : bagaimana menjaganya, merawatnya, memperbaikinya, mempertahankannya, memperhatikannya

12

Ada rasa puas terus menerus dalam hati setelah dilakukan Rasa puasnya sesaat saja, 5 detik, 5 hari, net-netnya 5 minggu

13

Tiada apresiasi dari orang lain saat melakukannya Ada beberapa orang yang memberi pujian.

14

Tantangannya hawa nafsu, egoisme (dari diri sendiri) dan kepentingan orang lain Tantangannya adalah kemalasan dan potensi yang kita miliki.

Demikian saja teman. Salam santun…..

10 comments

  1. […] Kebenaran tidak bisa dibandingkan dengan materi. Selama ini beberapa orang telah sesat hatinya lalu berpikir bahwa materi dapat memuaskan hatinya. Akan tetapi justru sebaliknya semakin banyak harta maka semakin banyak kesusahan yang ditimbulkannya. Oleh karena itu, mereka tidak pernah puas dan cenderung menginginkannya lagi dan lagi. Satu-satunya yang dapat memberi kepuasan sejati adalah kebenaran sejati dimana hidup kita dedikasikan untuk kemuliaan nama Tuhan dan menjadi bermanfaat bagi banyak orang. […]

    Suka

  2. […] Tindakan yang terlalu lebay (berlebihan) dalam memanfaatkan alam akan memicu ketidak seimbangan antara komponen bumi : tanah, air, udara dan kehidupan. Kita tidak sepenuhnya menyalahkan industri karena kerusakan lingkungan sebab mereka hanya memenuhi tugasnya. Industri memberi kita kenyamanan, efisiensi dan efektifitas hidup. Kesalahan terletak pada keinginan manusia akan kemewahan pribadi yang bukan kepentingan bersama. Ketika hati tidak terpuaskan oleh kebenaran maka ia selalu ingin lebih dari orang lain dimana saat itulah kita menginginkan kemewahan pribadi. Dari sinilah kelihatan ciri egoisme manusia. Selengkapnya, Kebenaran adalah kebutuhan hati. […]

    Suka

  3. […] Manusia butuh kebenaran agar hatinya puas oleh itu. Hati yang telah terpuaskan oleh kebenaran otomatis akan mengalami kebahagiaan, kedamaian dan kepuasan sejati. Dimana rasa ini tidak akan pernah pergi dari dalam hidupnya selama seseorang melakukan hal yang benar. Jadi bertekunlah dalam hal-hal yang benar teman karena itulah yang menjadi kekuatan dan penghiburan kita di dunia yang fana (sementara) ini. Saat hati teduh niscaya kita bisa berkreasi dan berkolaborasi dalam setiap pekerjaan dan bidang masing-masing. Semua yang di dunia ini akan hilang sedangkan kebenaran selalu ada untuk diekspresikan hari lepas hari. Ingatlah bahwa bukan apa yang ada di luar diri ini melainkan apa yang mengisi hatimu itulah yang membahagiakan, mendamaikan dan memuaskanmu selamanya. Selengkapnya, Nilai yang benar adalah kebutuhan hati […]

    Suka

  4. […] Kebenaran sebuah informasi adalah kesesuaian antara konten yang ditampilkan dengan fakta dilapangan. Beberapa jenis informasi tersebut dapat ditampilkan asal-asalan artinya teori dan praktek berbeda. Kejelian setiap orang dibutuhkan agar dapat menimbang baik-baik mana yang cocok dan mana yang tidak pas. Simak juga, Hal yang mendasari kebenaran […]

    Suka

  5. […] Menjajah orang lain adalah usaha yang sia-sia. Ini hanya menimbulkan rasa bersalah yang menimbulkan ketakutan yang tidak ada habisnya. Kita akan berjalan bahkan menjauh namun tidak menemukan kedamaian dalam hati. Pergi ke sana-sini menikmati hidup namun hati tidak kunjung berbahagia. Semua karena kehidupan ini, nafas ini adalah milik-Nya seorang. Tanpa kebenaran semuanya terasa kosong (hampa) bahkan materi dan kemewahan tidak dapat mengisi lubang di hati. Pikirmu makanan yang diperoleh dari hasil tipu-tipu akan membuat kenyang? Yang timbui malah tangan gemetaran dan kaki tidak kuat untuk berdiri tegak. Baca juga, Pilih mana, materi atau kebenaran? […]

    Suka

  6. […] Sikap yang benar menuntun kita kepada kemanusiawian sejati. Kemuliaan duniawi tidak terus menerus diperoleh. Saat kemampuan materi mulai lemah, potensi yang dimiliki meredup dan kuatnya tubuh ini tidak seperti dulu lagi maka disaat itulah kita menyadari betapa tua dan rentanya kita. Lagipula kekuasaan itu dibatasi oleh undang-undang, hanya lima tahun saja. Lalu bagaimana kita menghibur dan memuaskan diri setelah semuanya itu berlalu? Baca teman, Lebih penting materi atau kebenaran. […]

    Suka

Mohon Kritik & Saran, ini hanya perumpamaan tanpa editor: Anda mengoreksi tulisan ini artinya lebih cerdas dari kami, Selamat!

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.