Perbedaan Allah Di Taman Eden dan Yesus Kristus – Pelajaran dari Taman Eden, Manusia Harus Menderita Untuk Menghilangkan Kejahatan Dari Dalam Hatinya

Perbedaan Allah Di Taman Eden dan Yesus Kristus, Pelajaran dari Eden, Manusia Harus Menderita Untuk Menghilangkan Kejahatan Dari Dalam Hatinya

Kristen Sejati – Tuhan Allah adalah Sang Pencipta Segala Masa di dunia ini. Sejak dari awal ketika dunia ini masih belum dihuni oleh siapapun, Allah sudah hadir bertahta di atas alam semesta yang begitu luas dimana panjang dan lebarnya tidak terselami seluruhnya. Manusia pertama, Adam dan Hawa pada awal kehidupannya dijaga dan dirawat langsung dibawah pengawasan Sang Khalik Yang Maha Mulia. Ketika itu, Tuhan menyediakan semua yang dibutuhkan oleh manusia di dalam Taman Eden. Bahkan disebutkan di dalam Kitab Kejadian 3:8 yang berbunyi demikian.

Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.

Lihatlah posisi waktu dimana Tuhan berjalan-jalan di tengah-tengah manusia, yaitu pada “waktu hari sejuk”. Kapankah hari menjadi sejuk? Bisa kapan saja…. Jadi nuansa yang sejuk adalah sebuah pilihan terbaik untuk lingkungan rumah anda. Jika Allah saja menyukainya maka bisa jadi hawa/ udara yang sejuk akan mendatangkan lebih banyak kebaikan disekeliling anda. Oleh karena itu, baik adanya jikalau anda mulai memelihara kesejukan alami yang dihasilkan oleh tanaman hijau yang mengandung klorofil, baik oleh pohon maupun oleh tanaman perdu (khususnya dari berbagai jenis bunga).

Terus perhatikan juga kalimat di awal paragraf firman ini, “mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah”. Bagaimana anda menterjemahkan frase ini? Jika mungkin ukuran tubuh Tuhan sama dengan manusia, sudah pasti mereka tidak akan mendengar derap langkah kaki-Nya. Akan tetapi, kemungkinan besar Tuhan datang dalam kebesaran dan kemuliaan-Nya sehingga derap langkah kaki-Nyapun dapat di dengarkan dari jauh oleh Adam dan Hawa (nenek moyang manusia). Jadi, sewaktu manusia di Taman Eden mereka langsung berada di bawah pengawasan Allah yang maha tinggi.

Ketika Allah datang kepada manusia dalam kemuliaannya maka kita cemburu dan ingin menjadi sama seperti Allah. Kita (Adam dan Hawa) gagal fokus untuk mematuhi segala perintah dan larangannya kemudian malah lebih tergiur dengan kemulian yang menyertai Sang Pencipta dan ingin menjadi sama seperti itu. Tuhan tidak mau manusia mengalami hal ini untuk kedua kalinya dan memilih untuk datang menyelamatkan manusia dengan menyetarakan dirinya dalam kesederhanaan pribadi Yesus Kristus.

Lukas 2:7 dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.

Tidak mau menimbulkan kecemburuan di hati manusia, Ia langsung datang untuk hadir menyelamatkan. Lagipula manusia itu sudah berdosa dan melanggar standar yang ditetapkan-Nya,  Hukum Taurat. Sehingga ia menyelubungi kemuliaan dan kebesarannya dengan bereinkarnasi dalam wujud manusia. Lahir dari anak dara Maria yang dibungkus dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan. Inilah kebalikan dari kehadiran Tuhan dahulu di Taman Eden dalam kemuliaan sedangkan dalam diri Yesus Kristus, berada dalam kesederhanaan bahkan kelahirannya bukan di rumah manusia melainkan di rumah hewan (di kandang hewan). Bukankah itu hina dan rendahan? Tapi dari sinilah Tuhan hendak mengajari kita tentang makna kehidupan di dunia ini.

Perbedaan posisi Allah di Taman Eden dan di dalam pribadi Yesus Kristus

Tuhan Allah mengajari kita sesuatu dalam kehadiran-Nya di dua waktu dan kesempatan yang berbeda. Yang pertama, saat manusia masih belum berdosa dan suci hatinya, Dia datang dalam kebesaran dan kemahakuasaan yang tidak biasa. Yang kedua, setelah manusia jatuh dalam dosa maka Ia merendahkan diri dalam pribadi Yesus Kristus. Apa saja perbedaan antara kehadiran Allah di Taman Eden dan di dalam pribadi Kristus? Berikut selengkapnya.

No

Kehadiran Allah saat di Taman Eden

Kehadiran Allah dalam pribadi Yesus Kristus

1

Allah hadir dalam kebesaran dan kemuliaan-Nya. Allah hadir dalam pribadi yang hina di kandang domba.

2

Hadir dalam wujud yang maha tinggi. Menyetarakan dirinya dalam wujud yang sederhana dan merakyat.

3

Datang untuk menyatakan kesalahan dan menghakimi manusia Datang untuk membenarkan manusia dan menunjukkan cara menempuh jalan yang benar.

4

Manusia masih suci hatinya dan masih belum berdosa. Manusia telah jatuh ke dalam dosa.

5

Keberadaan kita dijaga, dirawat, dipantau dan diawasi secara langsung oleh Allah. Manusia dibiarkan mandiri di atas kedua kakinya (berdikari) dan harus berjuang untuk hidup.

6

Allah telah menyediakan semua yang kita butuhkan. Kita harus mencari dengan sungguh-sungguh apa yang kita butuhkan.

7

Iblis dan Allah bisa berkomonunikasi langsung dengan manusia. Iblis dan Allah mempengaruhi manusia dari dalam hatinya.

8

Ada cobaan hidup yang bermotif kecemburuan Ada cobaan hidup berdasarkan kepada iri hati dan kesombongan

9

Saat berdosa dibuang dan dipisahkan dari pemeliharaan Allah yang maha tinggi Saat berdosa Allah membiarkan-Nya begitu saja dan mengehendaki agar manusia sadar sendiri.

10

Mengorbankan binatang untuk menolong manusia (menyemat pakaian dari kulit binatang). Mengorbankan dirinya sendiri untuk menebus dan menyelamatkan manusia dari dosa-dosanya.

Belajar dari Taman Eden dan Yesus Kristus

Jikalau diselami baik-baik, ada beberapa pelajaran penting yang dapat kita tarik dari peristiwa di taman Eden. Berikut beberapa yang kami peroleh adalah.

  • Saat manusia hidup dalam kenyamanan maka yang dicarinya adalah “Bagaimana saya bisa seperti orang lain“.
  • Kecemburuan adalah manusiawi. Ketika ada sesuatu yang lebih maka orang lain secara tidak langsung tergiur untuk itu.
  • Kesombongan membuat manusia tidak mau mengakui kesalahannya dan malah mencari kambing hitam.
  • Allah membuang manusia dari tempat nyamannya (Taman Eden) karena dosa.
  • Manusia harus bekerja keras bahkan berpeluh untuk hidup agar dosa-dosa itu bisa dieliminasi dari dalam dirinya.
  • Pada akhirnya penderitaan (kelemahan/ kekurangan/ masalah/ pergumulan hidup) bertujuan untuk memurnikan hati dan hidup manusia dari segala yang jahat.
  • Allah saja hadir di dunia ini dalam kesederhanaan, mengapa kita justru mau hidup bermewah-mewahan dalam materi?

Kita belajar bahwa kenyamanan yang terus-menerus bisa berujung pada pelanggaran dan dosa. Oleh karena itulah Tuhan Yesus mengajari kita untuk memikul salib agar kenyamanan yang kita rasakan saat ini tidak justru menjobloskan dalam dosa. Untuk melemahkan, menekan dan menghancurkan kesombongan yang sudah ada di dalam hati ini maka ada baiknya mulai dari sekarang belajar menyangkal diri. Kemudian marilah kita mengisi hari-hari hidup di dunia ini untuk mengikut Tuhan, yaitu dengan menjadi bermanfaat untuk memuliakan nama Tuhan dan menyatakan kasih-Nya (berbuat baik – bermanfaat) kepada sesama manusia.

Salam tegar tapi santun….

1 comments

Mohon Kritik & Saran, ini hanya perumpamaan tanpa editor: Anda mengoreksi tulisan ini artinya lebih cerdas dari kami, Selamat!

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.