11 Cara Menjaga Bahagia Selamanya (Tetap Konsisten) – Mempertahankan Kebahagiaan Seumur Hidup

Cara Menjaga Bahagia Selamanya (Tetap Konsisten) – Mempertahankan Kebahagiaan Seumur Hidup

Bahagia adalah (1) keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan); (2) beruntung; berbahagia (KBBI Offline). Merupakan aktivitas otak yang menciptakan sensasi rasa senang yang nyaman dan tidak ada hubungannya dengan duni luar. Bagaimana mungkin rasa bahagianya diri ini tidak ada hubungannya dengan dunia luar? Ini jelas saja suatu rasa yang dibentuk oleh pikiran sendiri dengan bantuan kami atau tanpa bantuan kami sekalipun hal tersebut dapat diarahkan sesuai dengan latihan yang diperoleh hari demi hari.

Ketahuilah bahwa kebahagiaan yang sejati murni kita ciptakan sendiri dari aktivitas yang dilakukan. Tidak ada gunanya mengarahkan materi yang berlebihan untuk membuat diri ini senang. Tidak harus bertempat tinggal di rumah yang baru, tidak perlu repot sampai membeli mobil mewah, tidak harus sampai membayar orang lain untuk memuji/ bersorak kepada anda. Melainkan cukup dengan melakukan hal yang sederhana namun selalu dikerjakan dengan konsisten maka rasa bahagia itu akan menjadi milik kita sampai akhir hayat.

Untuk menjadi konsisten jelas tidaklah dapat dilakukan dengan mudah. Membina suatu kebiasaan dengan tekun adalah sebuah beban yang cukup menandang terutama saat gemerlapan duniawi sangat banyak di sekitar kita. Yang terjadi adalah kehidupan kita dibuat terlena oleh semua kenikmatan materi tersebut sehingga lupa untuk melakukannya. Sedang otak kita sendiri mengalami destruksi bertahap (pengrusakan secara perlahan-lahan) karena aktivitas menikmati hidup yang terlalu sering. Belum lagi dengan kebiasaan yang mau cari aman sendiri (hidup dalam zona nyaman) dan enggan terjun lapangan untuk merasakan tekanan.

Kebahagiaan adalah perjuangan untuk mempertahankan dan menggiatkan kebenaran. Apa yang anda perjuangkan selama hidup di dunia ini akan sangat menentukan pengorbanan yang dilakukan. Daripada berjuang memperebutkan materi entah berantah yang sangat fana dan rasanya sesaat saja maka alangkah lebih baik jikalau kita berjuang untuk beroleh mahkota di sorga kelak. Sorga adalah negeri impian semua orang dimana tidak ada lagi air mata/ tangis, kesusahan dan dukacita. Kesanalah kita sebenarnya harus mengarahkan fokus sehingga segala derita karena perjuangan di bunia ini akan dapat ditanggung selama hidup di bumi.

Cara menjaga kebahagiaan seumur hidup (sampai menutup mata)

Bahagia seumur hidup adalah pilihan. Ini bukan sesuatu yang bisa dibeli dengan uang atau sesuatu yang asalnya dari luar diri sendiri sebab segala sesuatu yang berasal dari luar adalah fana. Ketahuilah bahwa segala hal yang berasal dari luar diri sendiri sifatnya sementara saja jadi mustahil anda mampu menjaga konsistensi sukacita selamanya jikalau hal tersebut fana adanya. Berikut ini beberapa langkah yang anda butuhkan untuk mewujudkannya.

  1. Fokus Tuhan.

    Kemampuan untuk senantiasa fokus kepada Tuhan dapat dilakukan dengan cara berdoa, membaca firman dan bernyanyi memuliakan Tuhan. Pada hakekatnya aktivitas ini adalah sebuah cara untuk meningkatkan kesadaran dan kecerdasan. Selain itu berperan penting untuk menekan hawa nafsu sesat-lebay, kebinatangan dan kejahatan lainnya yang terdapat dalam alam bawah sadar pikiran manusia. Tentu saja untuk menghasilkan sikap yang baik dibutuhkan fokus yang positif dimana yang terbaik adalah dengan senantiasa fokus Tuhan.

    Bernyanyi memuliakan Tuhan dapat membantu anda untuk menjaga konsistensi hati tetap dalam kadar bersukacita. Ikuti irama hati anda dan ubah lagu-lagu pop yang anda temukan menjadi lagu rohani. Bahkan saat dalam kesedihan sekalipun usahakan untuk mengubah suasana sedih tersebut dengan menyanyikan lagu rohani berirama cepat yang gembira. Kami sendiri menjadikan lagu-lagu rock atau hip-hop atau rap atau dangdut menjadi latar nyanyian rohani untuk menepis rasa sedih dari dalam hati.

    Anda bisa melakukannya dimulai dari hal-hal mendasar.

    • Lakukanlah dalam waktu-waktu khusus. Misalnya menyediakan waktu untuk berdoa, membaca firman dan bernyanyi.
    • Memusatkan pikiran kepada Tuhan saat waktu isterahat (sedang break).
    • Fokus kepada Tuhan sambil menikmati hidup (misalnya saat makan).
    • Bernyanyi memuliakan Allah sembari berjalan kaki/ menggunakan sepeda/ motor/ mobil dan ramah kepada orang-orang yang ditemui di jalan.
    • Memuji-muji Tuhan sambil melakukan pekerjaan ringan (misal menyapu dan lainnya).
    • Bekerja sambil fokus kepada Tuhan di dalam hati. Bisa juga dilakukan dengan bernyanyi memuliakan Tuhan disela-sela pekerjaan yang dilakukan.
    • Sedang dalam masalah, tetap bernyanyi memuliakan Tuhan sembari berbuat baik kepada orang yang ditemui (ramah dan yang lainnya).
  2. Berbagi kasih kepada sesama.

    Berbaik hatilah kepada semua orang. Anda bisa melakukannya dimulai dari hal-hal kecil terlebih dahulu di dalam keluarga. Misalnya dengan beramah-tamah (senyum, sapa, salam, tolong, terimakasih, maaf, menjadi pendengar yang baik), setia, jujur, konsisten, berbagi informasi, berbagi solusi dan lain sebagainya sesuai dengan sumber daya, potensi (kemampuan, bakat) dan pekerjaan yang dimiliki.

    Ingat-ingatlah bahwa setiap kebaikan yang kita tabur di dunia ini akan dituai di sorga kelak. Jadi jangan malas berbuat baik melainkan giatlah untuk memperjuangkan hal tersebut. Sekalipun ada tantangan (resiko) yang menyertainya tetaplah bahagia. Pada dasarnya, kemampuan anda untuk menjaga pikiran tetap bahagia di segala waktu sambil bernyanyi-nyanyi memuliakan Allah di dalam hati hingga pikiran terbuka dan kebahagiaan meluap dalam senyuman adalah energi kebaikan anda. Semakin konsisten bahagianya kita maka semakin berkelanjutan kebaikan yang diekspresikan kepada sesama.

    Ketahuilah juga bahwa lingkungan sekitar kita adalah rumah bagi seluruh umat manusia dan makhluk hidup lainnya. Jadi, peran anda untuk menjaga kelestarian lingkungan adalah salah satu bentuk kebaikan hati bagi kepentingan bersama.

    Harap perhatikan bahwa semua yang anda lakukan sebaiknya tujukanlah itu kepada Tuhan. Memang kebaikan tersebut kita lakukan kepada sesama tetapi alamatkanlah semuanya kepada Tuhan dengan demikian sikap menjadi tulus adanya.

  3. Siap diuji oleh situasi.

    Ada banyak hal yang menguji kemampuan kita di dunia ini. Asal saja anda mau membuka diri dan tidak berlindung di balik nyamannya materi dan teknologi mutakhir. Misalnya adalah udara dingin, suara hewan yang mengganggu konsentrasi, cuaca panas, kebisingan, kebaikan yang diacuhkan dan lain sebagainya. Jika saja anda mau membuka pikiran lalu menganggap bahwa semuanya itu bermanfaat untuk mendatangkan kebaikan bagi kehidupan niscaya semua mampu dihadapi dengan berlapang dada (sabar-tegar).

    Daripada kita pusing memikirkan pencobaan yang telah, sedang dan akan dihadapi maka lebih baik pikiran senantiasa difokuskan untuk memuji dan memuliakan Allah. Dengan demikian rasa bahagia tetap bertahan di dalam hati sampai semuanya itu berlalu. Sikap yang tenang dan santai saat menghadapi ujian kehidupan dibentuk dari banyak tidaknya masalah yang pernah dihadapi seseorang. Pada hakekatnya semua ini akan terbentuk seiring waktu berjalan. Bagi yang masih muda, kiranya tetap setia memikul salib walau terkadang ada hal-hal yang membuat kita gemetaran. Seiring bertambahnya usia, semuanya itu akan berangsur-angsur menghilang.

    Penderitaan adalah salah satu cara untuk mengendali rasa bahagia di dalam hati. Kenali suasana hati anda saat sedang dalam derita dan berusahalah untuk menepis dan mengubah suasana tersebut menjadi sukacita yang mendatangkan kebahagiaan di dalam hati masing-masing. Oleh karena itu, belajarlah menghadapi masalah agar pergumulan tersebut dapat meningkatkan kecerdasanmu.

  4. Tetap rendah hati.

    Kerendahan hati adalah sebuah itikad yang tulus untuk tidak mengambil untung dari semua situasi yang dihadapi. Ini berhubungan dengan kebiasaan menyangkal diri dan menyatakan bahwa segala hal yang kita perbuat asalnya dari Tuhan saja. Jadi sudah semestinya saat ada sesuatu yang baik dilakukan, janganlah memuji manusia melainkan pujilah Tuhan karena semuanya itu berasal dari-Nya.

    Terkadang sikap sombong/ angkuh menawan kehidupan kita sehingga membuat hati mudah kesal, marah, melawan dan sulit menghadapi kenyataan. Dalam situasi semacam ini lebih baik menginjak diri sendiri dengan mengatakan, “hinakan kami di bawah kaki-Mu ya Tuhan, sebab manusia berdosa saja kami ini. Mohon kuatkan hati melewati semuanya ini!”

  5. Sanggap melepaskan diri dari ketergantungan akan kenikmatan duniawi.

    Tidak masalah saat kita menikmati hidup dari hasil jerih-lelah hari lepas hari. Hanya saja, lakukanlah semuanya itu secara fluktuatif. Artinya, jangan terus-menerus mengkonsumsi makanan yang enak dan mahal melainkan kadang kala menikmati ikan asin dan makanan murah lainnya itu hebat. Justru ikan asin membuat kita lebih sehat karena kandungan garam didalamnya. Menikmati hidup yang fluktuatif juga membantu membuat kita tidak ketergantungan dengan barang/ makanan/ minuman/ hal-hal tertentu lainnya. Saat tidak ketergantungan dengan uang maka meraih kebahagiaan dapat dilakukan lebih mudah. Sadarilah bahwa bahagia itu tidak terletak dalam materi melainkan terletak di dalam hati kita masing-masing.

    Harap perhatikan, konsisten itu hanya berlaku pada saat menikmati hidup. Sedangkan saat bertutur kata (lisan, tulisan) dan berperilaku sebaiknya dilakukan secara konsisten hari demi hari.

  6. Mampu melewati jerat kecanduan akan kemuliaan duniawi.

    Selama ini mungkin anda merasa bahwa bahagia itu terjadi saat kita dipuji, dihormati dan dihargai orang lain. Sadarilah kawan bahwa semuanya itu berasal dari luar diri sendiri dan hanya salah satu faktor yang mempengaruhi suasana hati. Tapi bagaimana jika hati andalah yang menjadi sumber kebahagiaan itu? Ada baiknya jika saat ini membuat pikiran mengeluarkan kebenaran, yaitu mengasihi sesama dengan cara menghargai dan menghormati orang lain. Sadarilah bahwa bukan apa yang berasal dari luar yang dapat membuatmu berbahagia melainkan apa yang keluar dari dalam hatimu itulah yang membuat anda berbahagia.

  7. Bisa menerima kenyataan apa adanya – tidak mencobai Allah.

    Pernahkah anda berkata, “ya Tuhan tolong kabulkan doa saya ini, kalau tidak saya tidak akan datang lagi ke gereja.” Ketahuilah bahwa permintaan semacam ini termasuk tindakan mencobai Allah. Ada baiknya jikalau dalam setiap permohonan kita selalu mengedepankan usaha sedangkan hasilnya terimalah apa adanya. Itulah yang dikehendaki Tuhan saat kita mampu bertahan, tetap setia, bahagia dan selalu berbuat baik ditengah tekanan hidup sekalipun. Kemampuan menerima kenyataan apa adanya diawali dari dalam hati yang tidak melawan/ menyesal karena kejadian tersebut.

  8. Menjauhkan pikiran dari keburukan.

    Kemampuan anda untuk berkonsentrasi pada hal-hal yang baik adalah kunci dasar untuk menjadi bahagia selamanya. Mustahil rasa ini tetap konsisten di dalam hati jikalau pikiran kacau balau. Kesanggupan anda untuk tetap fokus adalah sebuah landasan yang baik namun KUNCI KONSISTENSINYA TERLETAK SAAT ANDA MAMPU MENGABAIKAN BERBAGAI HAL NEGATIF. Termasuk di dalamnya adalah memaafkan kekhilafan sendiri dan memaafkan orang lain juga.

    • Prasangka buruk (suudzon).

      Menghakimi orang lain jelas tidaklah baik. Kita bisa saja curiga dengan seseorang agar lebih waspada tetapi terus-menerus memikirkan prasangka tersebut apalagi bila sampai mengungkapkannya kepada sesama (gosip/ menggunjing) jelas tidaklah baik.

    • Sungut-sungut (penyesalan, menyalahkan ini-itu).

      Kebiasaan buruk semacam ini haruslah ditinggalkan. Alangkah lebih baik jika kita belajar bersyukur dalam setiap situasi sambil belajar menerima kenyataan apa adanya. Tidak lupa juga untuk mempelajari situasi yang dihadapi agar bisa dijadikan sebagai pengalaman hidup.

    • Iri hati.

      Dengki mungkin saja muncul dari dalam hati sebagai manusia biasa tetapi jangan biarkan hal tersebut berlama-lama di dalam kepala. Bila perlu untuk melepaskan rasa cemburu ini maka lebih baik berikan apresiasi, ucapkan selamat dan berikan pujian yang pantas. Tetapi bila rasa cemburu itu meraung-raung di dalam hati maka katakanlah “Berkatilah si kawan ini lebih lagi ya Tuhan agar kehidupannya semakin baik. Sedang kami ini hina karena semua dosa yang telah kami lakukan. Kuatkan kami menghadapi semuanya itu Tuhan!”

    • Tinggi hati.

      Jauhkan kesombongan agar sikap anda tidak terkesan lebay dan boros. Perkataan dan perbuatan yang berlebihan tidak diperlukan dan seharusnya mampu dikendalikan. Melainkan alangkah lebih baik jika menjadi orang yang bersikap datar/ biasa saja menanggapi segala sesuatu.

    • Dendam kepada seseorang.

      Sebelum memaafkan orang lain pastikanlah bahwa anda mampu menjaga pikiran dari kekeruhan karena kekhilafan yang dilakukan sendiri. Mampu memaafkan diri sendiri adalah kunci untuk tetap tenang saat kita teledor melakukan kesalahan di depan orang lain dan di depan umum. Selalu sadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna, akui kesalahan sendiri, tidak usah membela diri (hindari juga mencari pembelaan di sosial media).

      Harap di bedakan juga antara kesalahan kita dan kesalahan orang lain. Jika anda sudah melakukan yang baik tetapi ditanggapi sinis oleh orang lain maka tidak usah menyalahkan diri sendiri atau menyalahkan orang lain. Melainkan anggaplah itu sebagai ujian kehidupan untuk meningkatkan kemampuan kepribadian dan ketahanan mental sembari tetap santun-santai menghadapi segala sesuatu.

      Memaafkan adalah obat dari semua dendam di dalam hati. Katakan saja di dalam hati, “Kasihan orang ini ya Tuhan, semoga dia dapat pencerahan. Kami memaafkannya karena engkau telah memaafkan kesalahan kami lebih dahulu!”

    • Masalah lainnya.

      Fokus kepada masalah hanya membuat pikiran pusing, otak mandek dan suntuk. Lebih baik puji-pujilah Tuhan di dalam hati niscaya solusinya akan diinspirasikan Tuhan.

    • Berpikir bahwa hanya materi yang mampu membahagiakan manusia.

      Materi itu sesaat, menggantungkan kebahagiaan pada materi berarti harus memiliki banyak uang untuk membeli ini itu. Sedang anda sendiri bisa membuat hal tersebut dengan cara mengelola suasana hati tetap positif (fokus Tuhan) dan menjauhkannya dari keburukan

    • Merasa hanya kemuliaan duniawi yang dapat menyukakan hati (misal pujian).

      Dari pada mengharapkan untuk dihargai dan dihormati orang lain maka lebih baik menghargai dan menghormati orang lain. Karena kebahagiaan berasal dari dalam hati yang memancar ke luar bukan dari luar yang masuk ke dalam.

  9. Belajar dengan tekun.

    Bagi teman-teman kami yang masih sekolah, belajar adalah aktivitas yang sangat baik untuk ditekuni. Bahkan kami sendiri juga masih belajar sampai sekarang. Ada baiknya jika belajar itu di mulai dengan mempelajari Kitab Suci terlebih dahulu sebab disanalah dasar dari semua ilmu pengetahuan manusia. Lakukan semuanya itu bukan demi mendapatkan penghargaan/ kejuaraan sebab beberapa kawan terjebak untuk melakukan penipuan dan membawa kopean untuk mempertahankan kejuaraan yang pernah diraihnya. Belajarlah untuk mengembangkan pola pikir yang cerdas sekaligus untuk menjaga konsentrasi pikiran tetap bahagia.

  10. Bekerja dengan tekun.

    Cintailah apa yang anda kerjakan dan kerjakanlah apa yang anda cintai. Kami sendiri merasakan bahwa ketika kita sedang bekerja segala kemelut di dalam hati akan hilang. Tidak lupa juga untuk mengedepankan kedisplinan agar pekerjaan tidak menumpuk dan selesai sesuai tenggat waktu yang telah ditentukan. Oleh karena itu, bekerjalah dengan tekun, jangan hanya di tempat kerja melainkan di rumah juga lakukan sesuatu yang positif agar hunian anda tetap bersih dan nyaman untuk ditempati.

  11. Melakukan semuanya itu dengan konsisten.

    Melakukan hal yang itu-itu saja adalah takdir manusia. Ingat-ingatlah bahwa bumi sebagai Ibu Pertiwi tidak pernah bosan berotasi dan berevolusi. Jangan pernah merasa bosan pada pekerjaan yang sama yang selalu ditekuni hari lepas hari. Berupayalah untuk mengubah aktivitas positif itu menjadi rutinitas. Sebab rutinitas yang diulang-ulang akan menjadi kebiasaan. Alhasil suatu saat kebiasaan akan menjadi budaya yang selalu mendatangkan kebahagiaan saat dilakukan hari demi hari.

    Demikian juga anda perlu menjaga konsistensi dalam menghadapi persoalan hidup. Jangan menjadi orang yang plin-plan. Berusahalah untuk selalu tampil datar menangani masalah sambil tetap ramah menanggapi orang-orang didalamnya. Konsisten itu tidak hanya dilakukan dalam kebiasaan sehari-hari. Melainkan dalam segala situasi harus berusaha konsisten kecuali bila sewaktu-waktu anda melupakannya atau tidak sempat.

Camkan dalam hati anda bahwa kebahagiaan itu asalnya dari dalam hati. Apa yang berasal dari luar (orang lain maupun lingkungan sekitar) hanyalah sebuah faktor yang turut mempengaruhi tetapi tidak menentukan bahagianya hati anda. Intinya “beroleh rasa bahagia selamanya berarti beraktivitas positif selamanya.” Lakukanlah aktivitas positif (fokus Tuhan, bekerja dan belajar) untuk kebaikan diri anda sendiri. Tetapi jangan egois, sebarkan jugalah kebaikan itu kepada semua orang yang anda temui dimulai dari sikap yang ramah dan santun. Setelah itu berbagilah manfaat menurut sumber daya, potensi (kelebihan, kemampuan) dan pekerjaan yang ditekuni masing-masing.

Salam santun!

Mohon Kritik & Saran, ini hanya perumpamaan tanpa editor: Anda mengoreksi tulisan ini artinya lebih cerdas dari kami, Selamat!

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.