8 Alasan Mengapa Semua Yang Kita Perbuat Seperti Untuk Tuhan – Apapun Yang Kita Lakukan Seperti Melakukannya Untuk Tuhan

Faktor Penyebab Semua Yang Kita Perbuat Seperti Untuk Tuhan – Apapun Yang Kita Lakukan Seperti Melakukannya Untuk Tuhan

Kristen Sejati – Semua manusia adalah anak Tuhan. Mengapa demikian? Karena setiap orang mewarisi nafas nenek moyang kita, Adam yang dahulu dihembuskan oleh nafas Allah sendiri. Nafaslah yang memberikan kehidupan kepada setiap manusia sehingga jadilah kita seperti sekarang, berkembang biak sampai sebanyak ini. Pada hakekatnya tanpa nafas Allah yang terus mengalir dalam darah, kita hanyalah debut dan tanah tanpa kehidupan. Oleh sebab itu, penting sekali untuk menyadari bahwa di dalam setiap nafas yang mengalir dalam darah ini ada Tuhan yang telah menitipkan semuanya itu.

Dalam teologi Allah tritunggal, setiap orang yang percaya kepada-Nya akan mewarisi Roh Allah (disebut juga dengan Roh Kudus) yang akan membimbing masing-masing orang ke dalam kebenaran sejati. Seolah Tuhan telah mengutus sebagian dari diri-Nya di dalam hati masing-masing manusia. Ia memang dahsyat, bagaimana mungkin dapat membagi-bagi diri ke dalam banyak manusia yang jumlahnya jutaan, puluhan juta hingga ratusan juta bahkan bila di total semuanya akan mencapai miliaran orang. Itulah kemahakuasaan-Nya yang tersembunyi dari mata dan pengertian manusia. Jadi setiap orang adalah anak-Nya karena Roh yang ada di dalam diri kita masing-masing.

ALLAH TRITUNGGAL (TRINITAS ALLAH)

Filosofi kebaikan dalam kekristenan memang sangatlah dalam. Tidak tanggung-tanggung, bila berbuat baik kepada sesama berarti telah melakukannya seperti untuk Tuhan. Bahkan sekecil apapun hal yang anda perbuat kepada orang lain, itu semua telah tertuju kepada Tuhan. Seolah-olah Tuhan menegaskan bahwa perlu memperlakukan orang lain seperti utusan/ abdi Allah sendiri yang hadir di disekitar kita. Inilah sebenarnya yang menjadi alasan paling rohani saat anda hendak berbuat baik kepada siapapun.

Kebaikan yang anda lakukan kepada Allah tidak mengharapkan balasan dari manusia. Ini kami sebut juga sebagai “kebaikan yang egois dimana yang anda lakukan hanyalah memberi tanpa mengharap apa-apa dibalik semuanya itu.” Sebab anda menanti-nantikan sesuatu yang lebih besar, lebih kekal, anti rayap dan tidak ada yang akan mencurinya. Inilah yang disebut dengan harta di sorga sebab ikhlas melakukan kebaikan dan tidak menerima balasannya selama di bumi melainkan dikumpulkan dalam pundi-pundi khusus yang akan dibuka saat anda dibangkitkan kembali untuk beroleh hidup yang kekal di kehidupan ke dua kelak.

Coba perhatikan nats Alkitab berikut ini.

Matius  25:40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.

Dan lagi…

Matius  25:45 Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.

Demikian juga dengan yang ini.

Kolose  3:23 Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.

Inilah sebenarnya dasar dari segala ketulusan dari setiap tindakan yang kita perbuat sehari-hari. Ditengah zaman yang serba modern dimana materi telah menjadi tolak ukur dalam segala sesuatu, semakin susah untuk menemukan orang yang benar-benar ikhlas dalam bersikap. Sebab beberapa orang disekitar kita mengekspresikan dirinya dalam bentuk-bentuk yang khusus demi tujuan-tujuan pribadi yang sempit. Inilah yang harus diantisipasi oleh setiap manusia sebab tujuan kita yang sempit itu bisa meniadakan/ menghilangkan keuntungan kita di akhir zaman kelak.

Mengapa tujuan sempit dapat merusak pahala setiap kebaikan kita? Alasannya satu saja, sebab orang yang melakukan ini biasanya menuntut sesuatu untuk dibalaskan kepadanya di kemudian hari. Keadaan ini, seperti orang yang berdagang saja: antara penjual dan pembeli dimana masing-masing beroleh untung sehingga mereka impas. Keadaan impas atau seimbang inilah yang membuat anda kehilangan pahala di sorga kelak. Oleh karena itu, adalah lebih baik bagi anda untuk melakukan kebaikan dengan tujuan nol sebab hal seperti inilah yang mendapat keuntungan di sorga yang kekal.

Faktor penyebab setiap perlakuan yang kita berikan dianggap seperti memperbuatnya untuk Tuhan

Harap dipahami: Allah ada dalam diri setiap manusia tetapi bukan dalam artian menganggap diri sendiri sebagai tuhan: ini jelas sebagai sebuah kesombongan. Fokus kita dalam tulisan ini bukan kepada diri sendiri yang arogan tetapi kepada setiap kebaikan/ manfaat/ kasih yang dilakukan kepada sesama, semua ditujukan untuk Tuhan.

Melakukan sesuatu seperti melakukannya untuk Tuhan juga bermaksud agar kita jangan sampai memandang muka ketika berbuat baik, sebab yang kita hadapi adalah Tuhan sendiri. Jika saja setiap orang menganggap orang lain sebagai anak-anak Tuhan sendiri maka perilaku menyimpang yang menyakiti  seseorang akan berkurang sebab ada sifat segan untuk melakukan yang buruk-buruk kepada sesama manusia. Oleh karena itu akan kami utarakan beberapa alasan mengapa kita perlu berbuat sesuatu seperti untuk Tuhan.

  1. Ada Roh Allah dalam setiap orang.

    Seperti yang tertulis dalam firman:
    (Ibrani 8:10) “Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu,” demikianlah firman Tuhan. “Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.

    Lagi rasul Yakobus bersaksi :
    (Yakobus 4:5) Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: “Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!”

    Jadi Tuhan sendirilah yang akan mengajari manusia tentang kebenaran firman melalui Roh Kudus yang hadir dalam setiap hati. Inilah dasar yang paling kuat agar kita memperlakukan orang lain seperti melakukannya untuk Allah sebab di dalam diri masing-masing manusia ada sebagian dari diri Allah yaitu Roh-Nya sendiri.

  2. Agar mengasihi sesama seperti diri sendiri – Simbol kesetaraan.

    Saat anda mengasihi orang lain seperti mengasihi Allah, bukankah itu artinya tidak ada istilah memandang muka? Andapun tidak berbeda-beda sikap, baik saat memperlakukan orang yang penampilannya baik maupun saat memperlakukan seseorang yang penampilannya kelihatan buruk. Baik saat berhadapan dengan orang yang kaya-raya maupun saat berhadapan dengan orang yang miskin. Sekalipun saat berhadapan dengan orang dewasa maupun saat berhadapan dengan anak-anak. Baik saat berhubungan dengan laki-laki maupun saat berhubungan dengan perempuan. Lagi-lagi keadaan ini menunjukkan betapa pentingnya kesetaraan di  dalam kekristenan. Tanpa kesetaraan maka manusia cenderung memperlakukan sesamanya berdasarkan jumlah materi yang kelihatan oleh indra.

  3. Semoga ikhlas/ tulus dalam bersikap.

    Berbuat sesuatu seperti untuk Allah adalah kunci ketulusan hati. Jikalau anda hendak belajar ikhlas dalam berbuat baik maka mulailah lakukan kebiasaan ini. Sesaat sebelum berbuat baik, katakan dalam hati: “Ini kami lakukan untuk kemuliaan nama Allah.”

  4. Melakukannya tanpa mengaharap balasan sebab seluruh hidup ini asalnya dari Allah.

    Bila anda telah berkomitmen untuk menujukan setiap kasih yang diekspresikan kepada sesama, hanya kepada Tuhan. Maka sudah seharusnya tidak ada lagi istilah menunggu/ menantikan balasan. Sebab kehidupan ini asalnya dari Tuhan bahkan semua yang ada pada kita bersumber dari-Nya. Berarti sudah seharusnya kita membalaskan semua kebaikan itu dengan kembali mengasihi-Nya lewat orang-orang yang ada disekitar kita.
    Lingkaran kasih Allah dalam diri manusia
    Jadi mengasihi sesama (berbaik hati, memberi manfaat) bukan sekedar kewajiban melainkan sebuah keharusan karena semuanya itu kita alamatkan kepada Tuhan yang telah lebih dahulu mengasihi diri ini. Masakan Allah mengasihi anda tetapi kita tidak mengasihi-Nya kembali? Kita membalas budi Allah lewat orang-orang yang ada disekitar. Oleh karena itu, tidak seharusnya kita menuntut balasan sebab semua yang kita miliki asalnya dari Allah. Bahkan sekalipun kebaikan itu dibalas dengan pengabaian maupun kebencian, tetap ada sukacita karena telah berhasil membalaskan satu lagi kasih Allah melalui sesama manusia.

  5. Dapat pahala di sorga.

    Selalu pastikan dalam setiap kebaikan yang anda lakukan tidak dibalaskan dengan hal yang sama oleh orang tersebut. Sadarilah bahwa keadaan semacam ini sudah seimbang, seperti orang yang berdagang dimana ada penjual dan ada pembeli. Jadi tidak ada yang dipiutangi sebab sama-sama impas. Keadaan ini membuat pengorbanan anda telah terbayarkan lewat keuntungan/ manfaat yang diterima selama di dunia. Bila anda melakukan kebaikan secara sepihak (kebaikan yang egois) niscaya upahnya akan dibalaskan di sorga kelak. Ciri khas kebaikan yang egois adalah anda berkorban/ dirugikan tetapi orang lain tidak sama sekali. Jadi bersukacitalah saat kebaikanmu di jawab dengan pengabaian sebab upahmu kelak ada di sorga.

  6. Semoga hati tidak tersakiti saat dibalas dengan pengabaikan (dicuekin).

    Bila anda tulus dalam bertindak, sekalipun dibalas dengan pengabaian semuanya itu bisa dilalui dengan lega hati sebab memang dari awal tidak mengharapkan apa-apa dari semua kebaikan itu. Semakin kecil harapan maka semakin kecil pula kekecewaan. Ketika tidak mengharapkan sesuatu maka rasa kecewapun tidak akan ada sekalipun dibalas dengan pengabaian (diabaikan). Ini jugalah yang membuat sikap cuek orang lain atas kebaikan anda tidak akan membuatmu sakit hati. Sadarilah bahwa semua pengorbanan dan kerugian sepihak yang anda derita di dunia ini kelak akan dibalaskan di sorga.

  7. Agar lebih segan untuk berbuat jahil.

    Bila kita menganggap orang lain sebagai Tuhan sendiri maka akan ada rasa segan saat melakukan sesuatu yang buruk kepadanya. Prinsip ini membuat kita lebih menjaga sikap dalam bertindak. Artinya, di dalam hati ada niat untuk meminimalisir perilaku jahil yang kita lakukan kepada orang lain. Keadaan ini pula yang membuat semakin minimnya perilaku menyimpang yang terjadi di dalam masyarakat. Oleh karena itu, penting sekali menganggap orang lain sebagai anak Tuhan sendiri.

  8. Agar lebih menghargai/ menghormati.

    Sebenarnya tanpa dihargai dan dihormati sekalipun, kita bisa hidup bahagia, damai dan tenteram saat hati terus bersyukur dan memuji-muji Tuhan. Sifat menghargai ini justru kita lakukan karena ada bagian dari diri Allah di dalam diri sesama. Sebab semua penghargaan dan penghormatan yang kita berikan di tujukan kepada Roh Allah yang diam di dalam diri setiap orang percaya. Bila saja kita menyadari bahwa sesama manusia adalah anak Allah sebab ada Roh Allah di dalam dirinya maka ada rasa hormat-menghormati antar sesama manusia.

Nafas kita milik Allah & di dalam hati kita ada Roh Allah bahkan seluruh kehidupan kita di dalam dunia ini adalah milik Allah seorang. Jadi sudah seharusnya kita memperlakukan orang lain lebih baik sebab setiap kebaikan yang diperbuat tertuju kepada Allah sendiri dan segala kejahatan yang kita perbuat beralamat kepada Allah seorang. Hindari sikap memandang muka, sebab semua orang percaya memiliki Roh yang sama-sama berasal dari Tuhan. Melainkan perlakukan orang lain seperti diri sendiri.

Salam damai!

2 comments

  1. Working as a fгeelance paralegal has elements in its faνоr,
    and elements which might be unfаvourable to some people.
    If a sense of aɗventure and eҳcitement in your work life is wһat woulԁ suit you the very best, freelancing might be an important possibility for yоu!

    Suka

    • 262/5000
      Yeah that might be good.
      But we have been given different responsibilities by God.
      Thanks for the advice. Best regards…..

      Suka

Mohon Kritik & Saran, ini hanya perumpamaan tanpa editor: Anda mengoreksi tulisan ini artinya lebih cerdas dari kami, Selamat!

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.