10 Alasan Hukum Taurat Tidak Menyelamatkan – Taurat itu Sempurna dan Menuntut Kesempurnaan, Tuhan Yesus Menyempurnakan Ketidaksempurnaan Manusia

Faktor Penyebab Mengapa Hukum Taurat Tidak Menyelamatkan – Taurat itu Sempurna dan Menuntut Kesempurnaan – Tuhan Yesus Menyempurnakan Ketidaksempurnaan Manusia

Kristen Sejati – Keberadaan manusia di dunia ini adalah “masalah sudut pandang”. Ada banyak cara untuk memandang suatu peristiwa. Dimana kemungkinan besar, sudut pandang yang anda gunakan tidak sama dengan yang digunakan orang lain. Perbedaan yang timbul karena hal ini bukanlah suatu masalah besar yang harus diperdebatkan dan dipersoalkan hingga menimbulkan keretakan bahkan perpecahan diantara sesama dalam satu lingkaran. Perbedaan mindset justru menjadi salah satu tantangan dalam ujian kehidupan, “bagaimana sikap anda menanggapinya?”.

Perbedaan sudut pandang mempersatukan kita

Ambil saja satu contoh kasus: “seorang laki-laki mencuri”. “Mengapa hal ini terjadi?” Ada yang berkata, “dia orang miskin”. Katanya, “rumahnya tidak dijaga”. “Polisi kebobolan, pintunya mudah di preteli, orangnya terlalu kaya raya, karena adanya ketidaksetaraan” dan lain sebagainya. Inilah yang kami maksud dengan masalah sudut pandang. Tahukah anda bahwa “Ilmu pengetahuan itu berkembang bedasarkan perbedaan sudut pandang dimana masing-masing gagasan mendukung pendapat lainnya sehingga terbentuklah satu kesatuan yang kokoh/ teguh tak tergoyahkan”. Jadi, ketika anda hendak menjabarkan suatu opini maka jabarkanlah itu lewat teori-teori pendukung yang menyertainya.

Manusia lebih sempurna dari segala jenis hewan, tumbuhan dan makhluk hidup lainnya

Manusia adalah ciptaan yang sempurna sebab kita memiliki akal budi untuk menimbang dan memutuskan sebelum melakukan suatu tindakan. Hewan tidak pernah berpikir sebelum bertindak melainkan mereka bertindak berdasarkan insting berdasarkan pengalaman yang dialami selama ini. Oleh karena itu, membiarkan pikiran kosong di segala waktu adalah awal dari bencana yang dapat melemahkan sikap: perkataan dan perbuatan yang cenderung menyimpang/ menyalahi aturan yang berlaku.

Hukum taurat – Gambaran kehidupan Sorga yang sempurna

Apa kata Tuhan Yesus tentang Hukum Taurat? Berikut beberapa yang kami temukan.

Matius  5:17 mengatakan demikian :  “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.

Matius  5:18 mengatakan demikian : Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.

Matius  5:19 mengatakan demikian : Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.

Menurus kamus Alkitab yang dikeluarkan oleh Lembaga Alkita Indonesia (LAI), taurat adalah Kata lbrani Torah sebenarnya berarti: pengajaran oleh Allah. Diterapkan pada Kesepuluh Hukum, kemudian pada segala hukum dan peraturan dari Tuhan, khususnya pada kelima kitab Musa atau kitab Taurat.

Taurat (KBBI Luring) adalah (1) kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa a.s.; (2) hukum Nabi Musa a.s. yang dianut oleh orang Yahudi; (3) kitab Perjanjian Lama, terutama Pentateuch (lima buah kitab yg diturunkan kpd Nabi Musa a.s.), yaitu: Kejadian (Genesis), Keluaran (Exodus), Imamat (Letviticus), Bilangan (Numeri), dan Ulangan (Deuteonomium).

Allah sendirilah yang memberikan Hukum Taurat Kepada Nabi Musa. Itu artinya, hukum itulah yang berlaku secara luas di dalam Kerajaan Sorga. Saat Allah yang kesempurnaan-Nya tidak dapat diganggu-gugat dan diperdebatkan lagi memberikan semacam undang-undang bagi manusia yang hina di dalam dunia yang fana ini maka “apa yang kemudian terjadi?” Itulah suasana seperti yang kita alami selama hidup di dunia ini. Kita selalu mencoba berusaha bahkan berjuang dengan gigih untuk mengikuti Hukum Taurat, sayang tidak ada satupun yang dapat mencapai kesempurnaan yang dituntut oleh hukum ini.

Allah itu baik, Ia tidak membebankan sesuatu tanpa solusi

Allah adalah kasih, jika ia bukan kasih maka mustahil terus memperhatikan manusia yang berdosa, hina dan sampah ini. Kita hanyalah debu tanah yang sedang berusaha mencapai kesempurnaan-Nya. Sayang hal ini tetap saja gagal sampai Kristus hadir kemudian. Usaha-Nya untuk menyelamatkan umat manusia yang kehidupannya berada diujung tanduk, diantaranya dengan memberikan keselamatan dengan cara sebagai berikut.

  1. Menganugrahkan Hukum Taurat. Ini adalah salah satu usaha Allah untuk mengedukasi manusia (kita). Jadi, jikalau anda mengehendaki kecerdasan dan hikmat maka belajarlah membaca dan mendengar bedah Alkitab. Sayang, manusia di dalam keterbatasannya tidak mampu memenuhi tuntutan Hukum Taurat itu sendiri.
  2. Lewat para Imam yang bekerja di bait Allah. Sayang mereka justru hadir menghambat dan memperlambat keselamatan rakyat yang hendak membersihkan diri dihadapan-Nya karena kemunafikan dan haus akan pujian.
  3. Melalui ucapan syukur dan korban penebusan salah (domba). Sayang, “keadaan ini justru hanya menguntungkan oknum kapitalis”. Artinya, hanya orang kaya yang bisa selamat.
  4. Dengan mengutus para Nabi. Seorang Nabi pastilah telah mengenal dan menubuatkan kebenaran demi kebaikan seluruh umat. Namun sayang, merekapun di jerat oleh dosa-dosanya sendiri.
  5. Lewat Raja Daud. Sekalipun demikian, Raja yang satu ini juga pernah terjerat oleh dosa karena hawa nafsu yang tidak terkendali.

Karya Penebusan Allah yang terakhir yaitu, melalui pengutusan Anak-Nya yang tunggal untuk menebus dosa manusia. Dari sini setiap dari kita mengerti bahwa hidup di dunia ini butuh pengorbanan dan harus menghadapi berbagai macam ujian kehidupan. Sehingga iman yang kita miliki benar-benar tulus dan murni di hadapan Tuhan.

Sehebat apapun perjuangan kita tidak mungkin mencapai kesempurnaan hukum taurat yang merupakan hukum sorgawi

Perhatikanlah firman, Matius 19:20-21 demikian bunyinya, Kata orang muda itu kepada-Nya: “Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?” Kata Yesus kepadanya: “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”

Dari nats di atas dapat pahami bahwa sekalipun pemuda tersebut sudah berusaha menggenapi kesempurnaan Hukum Taurat. Akan tetapi, itu “HANYA PERASAANNYA SAJA”. Sebab mustahil seorang manusia biasa mampu menggenapi seluruh isi hukum itu mulai dari kecil hingga akhir hanyatnya. Lalu kemudian Tuhan Yesusu kembali memberikan solusi berikutnya, yaitu KESETARAAN (jual hartamu dan bagikan kepada orang) dan MENGIKUT JALAN TUHAN dengan demikian ia sempurna.

Sekeras apapun perjuangan kita, namun tetap saja tidak mampu mencapai kesempurnaan dari Hukum Taurat yang disampaikan oleh Nabi Musa. Sebab semua Hukum Musa berlaku bagi orang-orang sorgawi. Dimana disana tidak ada lagi kejahatan dan kelaliman tidak lagi dibiarkan merajalela. Artinya, lingkungannya adalah lingkungan Sorga dimana disana semua anak-anak Allah berkumpul. Hukum ini lebih bercerita tentang masa depan, kelak ketika anak-anak terang telah dipisahkan dari anak-anak gelap dan ketika kambing telah dipisahkan dari antara domba.

Ini lebih tepatnya terjadi diakhir zaman, yakni dihari penghakiman terakhir. Dimana kelak dimasa itu, orang benar akan diangkat ke Sorga sedangkan yang salah telah dilemparkan ke dalam api neraka. Di saat semua orang benar berkumpul di Sorga maka besar kemungkinan bahwa hanya ada satu peraturan/ undang-undang yang berlaku disana yaitu Hukum Taurat (Kemungkinan yang berubah hanyalah namanya saja).

Hukum Taurat tidak hanya berbicara soal perilaku melainkan juga tentang perkataan dan pikiran (Mencakup 3 dimensi kehidupan)

Perhatikanlah betapa kerasnya ayat-ayat dibawah ini. Matius 5:21-28 yang mengatakan :

Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas. Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.

Dalam ayat di atas Tuhan Yesus telah secara jelas dan tegas menyatakan bahwa Hukum Taurat bukanlah hukum yang sederhana seperti yang dipraktekkan oleh para pemuka agama Yahudi, ahli-ahli taurat dan orang-orang farisi di zamannya. Mereka jelas saja hanya mempraktekkan keagamaannya di depan manusia lewat penampilan yang kelihatannya sangat agamawi. Padahal hati dan perkataannya sungguh jauh dari kebenaran karena masing-masing menginginkan uang, penghargaan, penghormatan, pujian, pengakuan dan popularitas dari masyarakat.

Ingat lagi dengan 3 dimensi kehidupan manusia, yaitu pikiran, perkataan dan perilaku. Hukum Taurat mencakup, mengatur dan mengikat ketiga hal ini. Sejauh mana anda melakukannya? Apakah anda sudah melakukannya? Mungkinkah itu terjadi, sejak dari kecil hingga anda meninggal dunia kelak? Apakah anda bisa menjamin hati, tutur kata dan perbuatan anda selalu benar di hadapan Allah? Jika anda merasa sudah benar 100% maka lanjutkan mengikutinya. Akan tetapi jikalau anda merasa tidak layak maka anda butuh penyelamat lainnya yang dapat menebus dosa-dosa manusia sehingga diri ini layak mencicipi sorga kelak.

Faktor penyebab mengapa manusia tidak bisa selamat oleh karena mengikuti Hukum Taurat

Hanya orang-orang benar yang dapat masuk ke dalam Sorga yang kekal. Apakah anda sudah tekun melakukan dan memperjuangkan kebenaran itu? Jika belum yakin maka jelaslah bahwa manusia butuh penyelamat yang lebih baik. Sebab sekeras dan sebesar apapun perjuangan anda hal tersebut tidak mungkin tercapai 100%. Berikut beberapa alasan mengapa manusia tidak bisa diselamatkan oleh karena mengikuti Hukum Taurat.

  1. Semua orang telah berdosa.

    Rasul Paulus berkata bahwa semua manusia telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Jikalau demikian jadinya masih mungkinkah manusia selamat oleh karena mengikuti Hukum Taurat?

  2. Hukum taurat menuntut kepatuhan dan ketaatan yang penuh sampai akhir.

    Galatia 3:11-12 mengatakan demikian, Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: “Orang yang benar akan hidup oleh iman.” Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya.

    Rasul Paulus menjelaskan dengan tegas bahwa ketika kita mengandalkan kepatuhan dan ketaatan kepada Hukum Taurat maka kita akan terjebak dalam kutuk. Artinya, tidak ada yang selamat oleh karena melakukan semua Hukum Taurat sebab manusia adalah ciptaan yang tidak taat sejak dari mulanya (ketika Adam dan Hawa melanggar perintah Allah untuk tidak memakan buah pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat).

  3. Hukum Taurat diberikan untuk menyatakan kesalahan bukan membenarkan manusia.

    Allah telah merencanakan segala sesuatu dengan sempurna. Ia menganugrahkan Hukum Taurat untuk merinci, menjelaskan dan menyatakan dosa yang telah kita lakukan selama hidup di dunia ini. Undang-undang yang diberikan Allah untuk membuka mata manusia yang selama ini tertutup tentang “apa itu dosa?“. Allah menjelaskan bahawa inilah dosa itu namun setelah menunggu selama beberapa waktu nenek moyang kita tetap saja doyan berkutak untuk melanggar hal-hal tersebut. Aturan ini ada bukan untuk membenarkan manusia melainkan untuk mempersalahkan kita dihadapan Allah Bapa.

  4. Hukum Taurat menuntut kesempurnaan tetapi manusia tidaklah sempurna.

    Apa yang dituntut oleh Hukum Taurat adalah jelas, kesempurnaan. Memang jika dibandingkan dengan makhluk hidup yang lainnya manusia adalah ciptaan yang lebih sempurna. Akan tetapi untuk mencapai kesempurnaan Hukum Taurat sama dengan mencapai kesempurnaan Allah itu sendiri. Mampukah anda melakukannya? Padahal kita masih banyak kelemahan disana-sini. Bahkan kami sendiripun harus mengakui bahwa hawa nafsu yang sesat di dalam hati masih muncul sekali-sekali saat berpapasan dengan lawan jenis yang disukai (kebetulan kami masih jomblo wkwkwkkkkk).

  5. Hukum Taurat adalah standar Allah Bapa yang lebih tinggi dari apa yang bisa dicapai oleh manusia.

    Saat Allah yang hebat, besar dan dahsyat itu bertemu dengan manusia (khususnya Nabi Musa dan bangsa Israel), dimanakah kebenarannya? Kita yang mengikuti Allah atau Allah yang mengikuti kita? Tentu saja kita mengikuti Allah yang lebih tinggi dan lebih berkuasa. Ada hasrat yang kuat di dalam hati ini untuk bertemu dengan Sang Pencipta.

    Layaknya seorang anak yang selama hidupnya belum mengenal siapa Ayah kandungnya. Maka ia berusaha dan berjuang mencari informasi kesana dan kemari hingga ia bertemu dengan Ayahnya itu. Dan pada akhirnya perjuangannya itupun tidak sia-sia dimana mereka dapat hidup bersama kembali sampai ujung hayat.

    Demikianlah juga dengan kita, manusia. Ada hasrat untuk mengikuti Sang Pencipta dan hidup bersama dengan-Nya. Oleh karena itulah, Ia Yang Maha Besar itu menetapkan apa-apa saja standar untuk mewujudkan hasrat tersebut dengan memberikan Hukum Taurat.
    Jelas sekali bahwa standar Allah tidaklah sama dengan standar manusia dimana sudah pasti standar Allah lebih tinggi dari apa yang bisa dilakukan oleh manusia itu sendiri.

  6. Hukum Taurat tidak mengenal dosa.

    Dosa itu seperti kanker: satu saja dosa akan berkembang lalu mengotori kehidupan anda seluruhnya. Di dalam hukum taurat tidak dikatakan bahwa apabila anda hanya mampu mengikuti 8 dari 10 bahkan sekalipun itu 9 dari 10 (artinya hanya ada satu hukum yang dilanggar), tetap saja anda telah melanggarnya sehingga berdosa. Sanksinya jelas, kutuk dan kematian (neraka) bagi yang melanggar sedangkan bagi yang mengikutinya dianugrahkan berkat dan kehidupan (Sorga).

  7. Hukum Taurat tidak manusiawi.

    Harus kami akui bahwa kami sendiripun penuh dengan kelemahan dan dosa. Akan tetapi kami membawa semua pelanggaran itu dalam bingkai yang positif, yakni sebagai pelajaran untuk hidup yang lebih baik. Ada momen dalam hidup ini dimana manusia tidak mengerti tentang dosa akan tetapi setelah ia melakukannya maka baru paham betul bahwa perilaku tersebut dapat membuat kita berdosa karena telah merasakan “apa akibatnya“.

    Bila semuanya harus sempurna alias tanpa kesalahan, bagaimana manusia bisa belajar untuk menjadi orang yang lebih dewasa bahkan berhikmat (bijak) juga? Pelanggaran yang tidak disengaja seharusnya membuat manusia menjadi lebih hati-hati menjalani hidup tetapi mereka yang terus-menerus melumpur dengan dosa-dosanya (binatang yang kembali kekubangannya) kelak akan dikejutkan oleh murka Allah karena telah lancang mempermain-mainkan Yang Maha Kudus.

  8. Dosa nenek moyang (Adam dan Hawa) dan dosa dari kakeknya kakek buyut kita semakin memperberat.

    Tahukah anda bahwa dosa itu diturunkan? Dosa diturunkan sampai generasi ke tiga dan ke empat yang ditambah lagi dengan dosa nenek moyang kita (Adam dan Hawa). Jika demikian, bagaimana anda bisa selamat dari penghakiman yang akan datang?

    Keluaran 34:7, berkata demikian : yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat.”

  9. Bila diakhir zaman perhitungan dosa dan kebenaran yang dilakukan timbang-menimbang.

    Kelak di akhir zaman tidak ada yang nama-Nya perbuatan yang benar dikurangi dengan perbuatan yang jahat. Sebab kebenaranmu tidak menutupi dosamu. Seperti yang dikatakan oleh Rasul Petrus dalam I Petrus 4:8 yang berkata demikian : Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.

    Jadi bukan kebenaran karena telah melakukan Hukum Taurat yang akan menutupi dosa anda melainkan kasih dan pengorbanan yang anda lakukan kepada sesamalah yang akan menutupi dosa-dosamu.

  10. Manusia belajar dari kesalahan tanpa kesalahan tidak ada perkembangan pengetahuan.

    Kami sendiri bisa merasakan hal ini. Tapi bukan dalam artian kita melegalkan dan membiarkan diri untuk terus-menerus berdosa. Melainkan dari kesalahan yang telah kita perbuat sebelumnya akan menerima akibatnya sehingga kedepannya hal tersebut tidak akan diulang lagi.

    Harap dipahami bahwa kebanyakan tulisan kami di blog ini adalah hasil belajar dari kesalahan yang pernah dilakukan sendiri maupun yang juga pernah dilakukan orang lain. Semua informasi tersebut berguna untuk menambah pengetahuan kita agar kedepannya hal yang sama tidak terulang lagi.

Hukum Taurat adalah ilmu sempurna. Seorang manusia biasa mustahil dapat memenuhi semua tuntutannya. Semakin lama kita di dunia ini maka semakin banyak dosa itu karena MUSTAHIL DAPAT MEMISAHKAN DIRI DARI ORANG-ORANG DUNIAWI DAN SEGALA GODAAN YANG MEREKA TIMBULKAN. Justru lewat kesalahan karena terjebak dalam godaan itulah yang membuat diri ini lebih cerdas bahkan bijak dalam menjalani hari demi hari. Hindari kegemaran binatang yang suka kembali melumpur dalam kubangannya.

Tuhan Yesus hadir menebus dan menyelamatkan manusia dari ketidaksempurnaannya itu

Saat Petugas Kepolisian menilang kendaraan anda dalam sebuah razia resmi yang dilakukan setiap Tahun. Kemudian anda bertekak/ membela diri, “ini peraturan baru, harus disosialisasikan dulu dong…. Jangan main tilang aja!” Lalu Bapak Polisinya juga mengatakan bahwa peraturan itu sudah disosialisasikan sebelumnya. Tetapi anda tetap tidak mau ditilang sebab merasa tidak mengetahui hal itu sebelumnya.

Menurut anda, dimanakah kesalahan yang lebih berat diantara hal-hal berikut. (1) Telah mengetahui undang-undang/ peraturan yang berlaku lalu berbuat salah. (2) Belum mengenal undang-undang/ peraturan yang berlaku lalu melakukan kesalahan. Tentu saja pelanggaran dan sanksi yang lebih berat akan menimpa diri ini jikalau kita sudah mengetahui kebenarannya namun tetap saja melanggar.

Tuhan Yesus datang untuk menyempurnakan ketidakmampuan kita untuk menggenapi Hukum Taurat. Karena Allah tahu bahwa kemanusiaan ini mustahil mencapai standar Allah yang sempurna. Maka dengan demikian Allah mengutus Anak-Nya yang tunggal Tuhan kita Yesus Kristus untuk menggenapi ketidaksempurnaan ini sehingga setiap orang yang percaya kepada-Nya menjadi sempurna dihadapan Allah. Dibalik semuanya itu, bukan berarti kita boleh terus-terusan melumpur di atas kubangan dosa melainkan berusahalah semaksimal mungkin untuk menjaga diri agar tidak berdosa (melanggar Hukum Taurat), selebihnya serahkan di bawah Kaki Salib Kristus.

Salam perjuangan, salam garam, salam terang….

3 comments

Mohon Kritik & Saran, ini hanya perumpamaan tanpa editor: Anda mengoreksi tulisan ini artinya lebih cerdas dari kami, Selamat!

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.