17 Cara Menghilangkan & Penyebab Rasa Benci Dari Dalam Hati – Kebencian adalah akar dari semua konflik – Berhenti membalas keluar dari lingkaran kebencian

Cara menghilangkan rasa benci dari dalam hati – Kebencian adalah akar dari semua konflik – Berhenti membalas keluar dari lingkaran kebencian

Kebencian adalah akar dari semua masalah sosial di dalam masyarakat. Tidak ada kejahatan yang tidak di awali oleh rasa benci. Mana mungkin timbul percekcokan kalau tidak dilandasi oleh hal ini. Mustahil kedamaian bertahan lama bila ini masih mendominasi isi hati. Karena ini seperti gunung berapi aktif yang siap meletus kapan saja tanpa anda sadari terlebih dahulu. Oleh karena itu berhenti mengingat kepahitan, sakit hati, rasa malu, dan lain sebagainya keburukan anda di masa lampau.

Kebencian adalah permulaan dari segala kejahatan dan kelaliman

Jangan membenci persoalan hidup

Hidup ini memang penuh gejolak. Saat situasi aman terkendali, justru mental kita tidak berkembang. Setelah melalui pergesekan sosial yang hampir memicu konflik dari sanalah kita mengecap permulaan kedewasaan. Gejelak sosial yang kita maksudkan disini adalah sesuatu yang mengganggu kehidupan namun tidak sampai menyebabkan kerugian. Ini adalah kesempatan bagi kita untuk memahami hakekat manusia yang sesungguhnya. Hingga suatu saat kita bisa menemukan bagaimana mengatasi dan mengendalikan emosi sendiri.

Masalah disenyumin aja, persoalan dibawa santai aja lagi…. Itulah perasaan yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang ketika diperhadapkan dengan situasi yang sulit. Tidak perlu membenci orang-orang yang turut ambil bagian menjatuhkan/ melemahkan/ memfitnah anda melainkan temukan solusinya. Hindari fokus dengan persoalan itu sendiri apalagi melampiaskan amarah kepada setiap orang yang mengambil peran disana melainkan fokuskan pikiran untuk menemukan solusi mengatasi situasi tersebut.

Mengapa ada kebencian dalam hati?

Mari cari tahu mengapa rasa benci masih terpendam dalam hati. Beberapa analisis kami berdasarkan pengalaman sendiri dan juga dari hasil cerita orang lain.

  1. Masa lalu yang suram.

    Hidup kita dahulu mungkin tidak senikmat sekarang. Hal-hal buruk di masa lalu apabila masih terkenang di dalam hati akan mengundang rasa benci yang mungkin terjadi tiba-tiba bahkan hanya dipicu oleh gangguan kecil. Sebelum kita memaafkan masa lalu maka rasa seperti ini tetap bertahan dalam hati.

  2. Jauh dari cinta.

    Seseorang yang hidupnya tidak pernah merasakan cinta dari orang lain memiliki kadar kebenciannya yang tinggi. Sebab menyayangi seseorang adalah hal yang indah dan dari sana kita bisa belajar bagaimana cara memperlakukan orang dengan baik dimana rasa benci menjadi terkikis sudah.

  3. Keyakinan yang salah.

    Apa yang kita percayai cenderung membentuk hidup menjadi sesuatu yang berbeda. Jika keyakinan sendiri mensugesti kita untuk membenci orang-orang tertentu niscaya apa yang dilakukanpun tidak jauh-jauh dari hal tersebut.

  4. Gangguan sosial.

    Masuk dalam situasi seperti ini membuat beberapa orang mudah sekali melampiaskan kebenciannya. Padahal hal-hal sepele seperti itu dapat diabaikan saja. Apabila kejadian-kejadian kecil terus kita masukkan dan tumpuk dalam kepala sendiri niscaya hal ini akan membuat pusing sendiri.

  5. Rasa yang terlalu sensitif.

    Rasa dalam hati ini jangan dibawa lebay. Hal-hal yang berlebihan berpotensi merusak kehidupan secara perlahan tapi pasti. Milikilah sesuatu yang bersifat biasa-biasa saja sehingga keseharian kitapun tidak dihabiskan untuk mengurus hal-hal sepele.

  6. Kurang pergaulan.

    Kebiasaan hidup yang tidak pernah bergaul dengan siapapun atau cenderung menjauhi pergaulan dengan sesama akan menciptakan sikap ego yang tinggi. Saat kita berpikir bahwa diri ini adalah pusat dari segala sesuatu niscaya sifat terlalu mudah benci saat orang lain berseberangan dengan prinsip sendiri. Menuntut orang untuk memperhatikan, berbuat baik dan menyenangkan hati ini padahal diri sendiripun tidak pernah melakukan hal tersebut kepada orang lain. Ingatlah untuk “Perlakukan orang lain seperti apa yang ingin dilakukan orang terhadap anda“.

  7. Sikap perfectionist.

    Mereka yang tidak mau menerima kelemahan orang lain cenderung tidak senang dan membenci kebanyakan orang. Sebab di dalam dunia ini manusia tidak sempurna. Dimana ada kelebihan maka disitu juga ada kelemahan. Sikap sok perfect membuat kita lebih senang untuk menjelek-jelekkan dan merendahkan orang lain yang lebih lemah.

  8. Tidak pernah terluka/ tidak pernah disakiti orang.

    Saat kita over protect terhadap diri sendiri maka hal tersebut sama artinya dengan memanjakannya. Setiap orang harus merasakan rasa sakit tanpa apa perlindungan dari pihak manapun (termasuk orang tua dan guru) agar suatu hari nanti ia menjadi orang yang lebih kuat, tabah dan tidak mudah benci kepada orang lain.

  9. Tidak mau membuka diri dan menerima segala sesuatu apa adanya.

    Sikap kita yang tertutup terhadap orang lain cenderung mendorong suatu hasrat untuk nyaman sendiri. Jika kenyamanan yang kita ciptakan (baik yang nyata maupun imajinasi) terusik oleh sesuatu dan lain hal maka hati cenderung tidak berterima dengan apa yang sedang berlangsung sehingga berujung bentrok (baik bentrok fisik maupun lisan) . Oleh karena itu, sikap hati yang mau menerima segala sesuatu apa adanya harus dipelihara dan dikembangkan oleh setiap orang.

VS Mencintai

Rasa benci itu manusiawi. Sebelum kita mampu mengendalikannya, menekannya bahkan mengikisnya hari lepas hari niscaya hati jauh dari ketenangan dan hidup yang penuh dengan ketentraman raib bersama hembusan angin sepoi-sepoi. Salah satu cara paling ampuh untuk mengimbanginya adalah dengan cinta. Anda harus sanggup menyelaraskan bahkan mengungguli besarnya kebencian dengan mencintai sesuatu. Sebab dalam cinta ada rasa saling mengerti dan rela berkorban. Inilah yang mengiringi kita dalam pencerahan yang penuh harapan.

Makanya, tunggu apa lagi, buruan menikah

Itulah kenapa orang yang sudah menikah dan mencintai pasangannya dengan sepenuh hati lebih pandai mengendalikan emosinya ketimbang mereka yang masih sendiri (jomblo). Cinta membuat kita lebih sabar menjalani hidup ini. Dengannya kita mengerti bahwa hidup ini bukan hanya soal menuntut hak melainkan juga bagaimana mengorbankan apa yang seharsnya menjadi hak kita kepada orang yang dicintai. Ia mengajari kita kebaikan tanpa pamrih (tanpa mengharapkan balasan).

Kasih mengajarkan kita banyak hal

Bila anda ingin menghilangkan kebencian berarti harus menekan dan meredamnya dengan cinta. Saat menemukan cinta hati menjadi lebih damai dan tenang seperti “penuh rasanya”. Ini bukan cinta biasa melainkan ini lebih dekat kepada kasih. Cinta sejati itu adalah kasih yang penuh pengorbanan, salah satunya adalah kemauan untuk memaafkan. Pernahkah anda  merasakan hal ini? Saat kita mampu mencintai seseorang sepenuh hati tanpa syarat niscaya ini akan mengajari kita agar rela berkorban dalam menjalin hubungan dengan yang lainnya.

Kalau tidak pernah merasakan indahnya mencintai sesuatu bagaimana mungkin dapat mengekspresikan hal ini kepada orang disekeliling kita. Baik bagi setiap orang untuk belajar mencintai agar hidupnya menjadi lebih baik dan lebih semangat dari hari ke hari. Suatu saat anda akan menemukan bahwa cintalah yang membentuk kehidupan anda, menuntun anda ke jalan yang baik, membuat anda bertahan, berhenti bersedih/ menangis, terus memperbaiki diri, melatih diri menjadi lebih baik. Cinta sejati telah kita peroleh dari awal pada Tuhan.

Mengekspresikan rasa cinta kepada Tuhan adalah sesuatu yang sangat mudah untuk dilakukan. Sebab Dia adalah kebenaran jadi dimanapun dan kapanpun anda melakukan hal yang benar maka disanalah Tuhan hadir. Salah satu cara untuk menunjukkan cinta kita kepada Yang Maha Kuasa adalah dengan senantiasa bernyanyi sembari berfokus untuk memuji & memulikan namanya dalam hati disegala situasi.

Dari mana kita belajar mencintai

Baik bagi seorang yang masih sendiri untuk mencintai Tuhannya. Sebab dari sanalah dia belajar untuk menjadi pribadi yang bebas dari rasa benci. Sebenarnya banyak hal yang dapat dicintai di dunia ini, misalnya orang tua, sahabat, hobi, pekerjaan dan apapun hal positif yang dilakukan sehari-hari, cintailah itu teman. Rasa inilah yang kemudian akan mengikis kebencian hingga kita lupa untuk melakukannya lagi.

Cara mengantisipasi kebencian dalam keseharian ini

Perasaan membenci orang lain tidak pernah berhenti meminta korban. Kita akan terlibat dalam konflik yang berkepanjangan dimana tidak akan berakhir dengan cepat. Aksi saling balas-membalas sangat melelahkan dan menguras sumber daya yang kita miliki terutama uang. Daripada menyibukkan diri untuk sesuatu yang negatif dan tidak jelas lebih baik bertekun untuk menjadi pribadi yang medatangkan kebaikan bagi orang lain. Berikut ini kita akan membahas cara mengatasi dan menghilangkan kebencian dari dalam pikiran sendiri.

Cara Menjadi Candu Kepada Tuhan Dan Kasih (Kebaikan) Adalah Narkoba Terindah

  1. Menjadi bahagia.

    Dalam hidup ini kebahagiaan adalah sebuah keharusan. Bukan harta dan gemerlapan dunia ini yang membahagiakan kita sebab itu hanya menyenangkan indra yang notabene hanya mampu merasakan apa yang ada di luar diri ini. Padahal semuanya itu terbatas. Kebahagiaan sejati bersumber dari dalam hati yang terpancar ke luar hingga dirasakan juga oleh orang lain. Saat hati sudah terpuaskan oleh kebenaran, maka saat itu juga sekecil apapun materi yang kita miliki dapat membahagiakan diri ini yang diawali dengan (1) rasa bersyukur kepada Tuhan dan (2) menganggap semua yang terjadi adalah terbaik untuk kehidupan kita.

    Bahagiakah anda dengan hidupmu saat ini? Seharusnya ya. Sebab nafas kita berasal dari Tuhan yang adalah kebenaran itu sendiri. Itulah mengapa kita selalu dituntut oleh diri sendiri untuk melakukan hal yang benar. Sedangkan kebenaran itu sendiri adalah (1) saat seluruh kehidupan ini tertuju kepada Tuhan dan (2) dan ketika kita mampu berbagi kasih (bermanfaat) kepada sesama. Bila anda telah melakukan kedua hal ini maka seharusnya hati penuh dengan kebahagiaan.

    Satu hal saja yang membuat kita tidak bahagia adalah saat terlalu gemar membanding-bandingkan kehidupan pribadi dengan kehidupan orang lain. Oleh karena itu, jauhkan kebiasaan membanding-bandingkan (menilai/ menghakimi) orang lain. Cintai diri sendiri, puaslah dengan dirimu dan nikmati hidup apa adanya.

    Berbahagialah dengan apa yang anda lakukan dan lakukanlah apa yang membuatmu bahagia. Lalu katakanlah di dalam hati sambil menutup mata dan menghela nafas, “Berbahagialah hai jiwaku, tersenyumlah kepada dunia sebab hari ini luar biasa. Terimakasih Tuhan!

  2. Harus belajar mencintai.

    Antara cinta dan benci dimanakah yang lebih menguasai kehidupan anda? Atau lebih tepatnya dimanakah yang lebih sering bahkan rutin anda ekspresikan? Kita harus mencintai sesuatu di dunia ini agar kebencian tersisih dari dalam pikiran Salah satu yang paling dekat yang dapat di cintai adalah Tuhan & firman-Nya kemudian orang tua, pasangan hidup, anak (keluarga), saudara atau yang lainnya. Rasa ini bukan hanya dikatakan “love you mom!” melainkan tindakan yang kongkrit lebih kuat daripada kata-kata. Kepatuhan, kepedulian, mau membantu bahkan berkorban sekalipun demi kebaikan mereka yang kita cintai.

    Hati yang mau mengasihi adalah kunci rasa toleransi dan pengertian yang besar terhadap kekhilafan orang lain. Anda perlu mulai belajar mengasihi orang-orang yang disekitarmu dengan cara lebih peduli kepada mereka. Baik melalui perkataan dan perbuatan sehari-hari. Setelah semuanya itu, latihlah hatimu untuk melihat kesalahan orang lain sebagai sebuah kekurang pahaman tentang kebenaran, misalnya.
    Ampuni mereka ya Tuhan sebab mereka tidak tahu apa yang dilakukannya“.
    Kasihani orang ini dan ajari dia kebenaran ya Tuhan agar kedepannya hidupnya menjadi lebih baik lagi“.
    Maafkan mereka ya Tuhan sebab mereka masih terlalu muda dan belum tahu apa-apa“.
    Kasihani orang ini Tuhan, sehingga ia menjadi bijak dan lebih dewasa“.

    Setelah menyatakannya lewat pikiran sendiri maka nyatakan juga itu dalam hal sikap (tutur kata dan perilaku) yang baik setiap hari. Perbuatan kasih yang paling sederhana setelah mendoakan kebaikan sesama adalah dengan beramah-tamah (senyum, sapa dan sentuh).

  3. Jauhkan hati dari rasa sombong.

    Kesombongan adalah kelemahan manusia yang paling mendasar. Ini adalah sebuah rasa yang menganggap diri sendiri lebih dari orang lain. Satu ciri khas sifat sombong adalah enggan untuk menghadapi ujian kehidupan dan enggan mentolerir kesalahan orang lain (kepribadian perfeksionis). Hati yang penuh dengan keangkuhan sangat mudah tersakiti oleh gejolak kecil sekalipun sehingga orang-orang seperti cenderung menjauhkan diri dari hidup yang bersosial.

    Untuk mengatasi kesombongan maka anda perlu menekan dan menghancurkan diri sendiri. Anda dapat melakukan hal ini dengan mengatakan kepada diri sendiri bahwa “Saya hanya manusia tidak berguna, sampah yang hina, saya pantas mendapatkannya. Kuatkan hatiku ya Tuhan”. Seterusnya, Kapankah kita menghargai diri sendiri dan kapan menghancurkannya?

  4. Beraktivitas memberi manfaat.

    Setiap pekerjaan yang kita lakukan alangkah baiknya jika itu mendatangkan kebaikan bagi orang lain. Tidak perlu muluk-muluk pada pekerjaan yang besar, kegiatan seperti membersihkan rumah, merapikan kamar, menyiapkan makanan dan masih banyak lagi pekerjaan rumah lainnya yang membuat hidup kita bermanfaat bagi keluarga. Kita bisa mengembangkan diri untuk memiliki potensi sehingga dimampukan untuk berguna bagi kehidupan masyarakat luas melalui pekerjaan yang ditekuni hari demi hari. Berguna bagi banyak orang adalah sebuah karunia tapi bagi kita yang hanya dapat melakukan yang terbaik untuk keluarga, jangan berkecil hati karena itu sudah cukup memuaskan hati ini lewat rasa bersyukur setiap hari. Ingatlah bahwa besar kecilnya cinta itu dipengaruhi oleh pengorbanan (manfaat) yang anda lakukan.

    Kebaikan yang dilakukan merupakan salah satu ciri bahwa kita mencintai orang tersebut. Mendoakan mereka yang membenci kita adalah permulaan dari kebaikan hati. Jadilah seperti mentari yang menyinari orang baik dan juga orang jahat. Mintalah berkat atas musuh-musuh anda. Senyum adalah kebaikan yang sangat sederhana. Tidak melelahkan, tidak butuh materi dan lain sebagainya. Melainkan kita hanya mengekspresikan bakat kebaikan yang sudah ada dalam diri ini semenjak dilahirkan ke dunia ini. Selanjutnya anda bisa meningkatkannya kepada sesuatu yang membutuhkan pengorbanan seperti “memberi”.

  5. Berhati-hatilah dengan sikap hati yang kesal

    Senantiasa kenali suasana hati anda. Apabila rasa kesal mulai muncul dari dalam sana maka bersihkanlah itu terlebih dahulu. Sebelum rasa kesal itu reda, hindari melakukan kontak dengan orang lain. Sebab bisa saja orang yang anda temui akan menjadi sarana pelampiasan atas kekesalan itu. Oleh karenanya, senantiasa refreshlah pikiran anda agar jauh dari rasa kesal. Hanya tentang, Menghadapi kekesalan dalam hati.

    Kenali rasa ini di dalam hatimu. Ketika ia muncul alias sedang mencokol di dalam pikiran maka lebih baik tidak usah berkomunikasi dengan orang lain melainkan bereskan terlebih dahulu kekesalan itu. Sering sekali beberapa orang melampiaskan rasa kesalnya kepada orang lain (marah-marah, tidak sopan) padahal orang ini tidak ada hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapinya.

  6. Hidup lebih positif.

    Kesibukan kita yang membuat hidup berkembang. Masalahnya sekarang adalah anda lebih sibuk untuk melakukan hal-hal yang baik atau lebih banyak mengerjakan pekerjaan kotor yang membuat moral semakin jongkok. Oleh karena itu hati-hati dengan kebiasaan sehari-hari. Perilaku yang diulang-ulang (buruk ataupun baik) secara tidak langsung & tanpa disadari akan membentuk karakter yang mengarahkan anda pada tujuan hidup tertentu. Biasakanlah berbuat baik dan tinggalkanlah kebiasaan buruk dimulai dari pikiran, perkataan dan perbuatan. Sebab kebiasaan baik membangung karakter yang tangguh.

  7. Hidup mengalir seperti air.

    Kita hanyalah debu. Bagaimana mungkin sebutir debu bisa melawan arus angin yang berputar disekelilingnya? Ini sesuatu yang mustahil. Oleh karena itu jangan memaksakan kehendak kita kepada orang lain. Karena terkadang apa yang kita inginkan tidak sejalan dengan kepentingan umum. Baiklah kita patuh kepada orang-orang yang lebih tinggi dari diri ini dan mari berharap mereka juga bertindak sesuai dengan kehendak Sang Pencipta.

  8. Ikhlas dalam bertindak.

    Ada baiknya bila kita tulus dalam bertindak. Sebab dalam hidup ini kelurusan hati sangat meringankan langkah kaki. Saat kita melakukan segala sesuatu kepada sesama tanpa mengharap dan menuntut agar dikemudian hari ia lebih memperhatikan dan mengutamakan diri ini. Maka sejak dari awal kita hati lebih siap ketika apa yang sedang dilakukan tidak ditanggapi/ tidak dianggap/ tidak dihargai oleh orang lain.

  9. Sabar.

    Jangan salah kaprah dan menganggap bahwa orang yang terlalu sabar itu adalah tanda kelemahan. Ini justru sebaliknya. Kesabaran adalah simbol kekuatan hati. Kuat dari dalam itu lebih baik daripada kelihatan kuat dari luar. Sadarilah bahwa ini adalah atmosfer kehidupan kita. Dimanapun kita berada, apapun yang kita lakukan dan dengan siapaun kita berhubungan pasti sangat dibutuhkan yang namanya kesabaran. Latih diri untuk bersabar dalam segala sesuatu mulai dari sekarang.

  10. Terbiasa dengan rasa sakit – terima perlakuan buruk apa adanya.

    Siapakah yang tidak pernah mendapatkan perlakuan buruk? Semua orang pasti sudah perna mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari orang lain. Saat kita disakiti maka rasa sakit itu membentuk diri ini untuk lebih kuat dan tabah menjalani hidup kedepannya. Kepahitan dapat membentuk anda menjadi orang yang lebih panjang sabar.

    Saat diperlakukan tidak baik, katakan dalam hati “Saya pantas mendapatkannya, kuatkan hatiku ya Tuhan“. Rasa sakit akan membentuk mental anda menjadi lebih kuat sehingga ketika kejadian yang sama terulang lag maka sakitnya tidak seperti dulu lagi dan malahan lebih cepat sembuh. Ujian kehidupan melatih kita untuk segera meregenerasi/ memperbaiki suasana hati ketika terjadi perlukaan (sakit hati).

    Sadarilah bahwa rasa sakit adalah ilusi berpikir. Rasa yang muncul karena belum dibiasakan. Jika anda sudah terbiasa melewatinya niscaya semua kan terasa sama dan biasa saja.

  11. Mau minta maaf dan memaafkan.

    Sikap ini amat diperlukan setiap manusia sebat tidak ada yang sesempurna seperti yang kita inginkan/ bayangkan. Salah dan khilaf itu manusiawi. Oleh karena itu milikilah hati yang dengan ikhlas mau memaafkan kesalahan orang lain dan mau meminta maaf saat diri sendiri telodor melakukan kesalahan. Selanjutnya, Cara meminta maaf dan memaafkan orang lain

  12. Lupakan masa lalu alihkan konsentrasi.

    Kebanyakan dari kita masa lalunya buruk, saya juga demikian. Sadarilah bahwa menyimpan kepahitan dari masa lampau seperti menimbun sampah yang suatu saat akan tercium busuknya dirimu kepada orang lain. Mengingat-ingat rasa sakit, dendam dan kebencian dari zaman baheula adalah salah satu yang mendorong kita untuk melampiaskan hawa nafsu yang sesat. Oleh karena itu marilah kita bergerak maju kedepan (bukan melihat kebelakang). Alihkan setiap kenangan yang menyakitkan dengan memikirkan hal-hal yang baik, Kitab Suci, ilmu pengetahuan, pelajaran, mata kuliah dan lain sebagainya.
    Fokus Berpikir Manusia Agar Hidup Lebih Berkualitas

  13. Menikmati hidup.

    Ingat teman untuk tidak kerja terus banting tulang hari lepas hari sehingga lupa daratan untuk berlabuh. Sesekali hasil jerih lelah itu digunakan untuk membeli sesuatu alias dibelanjakan uangnya. Pelit terhadap diri sendiri adalah penyiksaan. Tidak ada salahnya untuk dinikmati seadanya (tidak perlu semuanya, ingat untuk menabung). Rutinitas ini sebaiknya jangan terlalu sering, namanya juga sesekali agar tidak cepat bosan.HARAP DI CATAT BAIK-BAIK : Tidak cerdas orang yang membelanjakan uangnya sebagai pelarian terhadap persoalan yang sedang dihadapi. Patikan hati anda bersih dari kebencian saat menikmati hidup. Lakukan ini bersama orang-orang terdekat.

  14. Bergaul dengan banyak orang.

    Saat kita berbaur dengan orang lain maka pikiran semakin berkembang. Ada sikap mengerti dengan kelemahan orang lain yang terkadang membuat kita jengkel. Sebab dalam mengenal banyak orang maka dengan begitu mengenal banyak sifat yang bermacam-macam dimana dari semua sifat manusia tersebut kadang ada yang tidak sesuai dengan diri ini. Jika belum terbiasa niscaya ada rasa jengkel sedikit ilfil juga. Akan tetapi bila kita sudah terbiasa niscaya kita akan mengerti dan lebih sabar menghadapinya.

  15. Tetap tenang dan santai dalam segala sesuatu.

    Sikap yang tenang berawal dari sandaran yang kuat-teguh. Bila Allah yang menjadi tempatmu bersandar maka “apa yang perlu dikuatirkan?” Oleh karena itu miliki keyakinan yang penuh kepada Sang Pencipta Segala Masa.

    Bila anda sudah mengerti tentang dunia ini, bahwa setiap yang berawal pasti akan berkhir juga maka bisa dipahami bahwa hidup ini hanya sementara saja. Jadi untuk apa dibuat susah/ ribet? Hadapi semuanya dengan santai, bukankah masalah selalu punya solusi, “sebuah lorong akan berakhir pada sebuah pintu, hanya anda perlu sabar, bekerja keras dan tekun menemukan pintu itu.

    Sikap yang santai identik dengan aktivitas yang tidak terburu-buru. Untuk apa tergesa-gesa? Tidak ada gunanya cepat tapi semua keteteran. Biasanya orang yang hatinya sedang membenci sesuatu, sikap menjadi tidak terkendali, cenderung tergesa-gesa saat melakukan sesuatu dan diiringi dengan raut mukanya yang masam. Saat keadaan ini terjadi dalam dirimu maka (a) hentikan aktivitas sejenak, (b) segeralah tenangkan pikiran, (c) semua yang terjadi diterima apa adanya, (d) lalu refreshlah pikiranmu dengan memfokuskannya kepada Tuhan dalam doa, firman dan nyanyian pujian. Niscaya ketenangan itu akan kembali.

  16. Hindari sikap yang terlalu berlebihan/ lebay.

    Sikap yang terlalu sensitif tidak baik untuk kehidupan sosial anda sehari-hari. Ada banyak gangguan yang bisa diabaikan disekitar kita karena terlalu di campuri/ terlalu di gubris justru akan menimbulkan gejolak batin (membuat hati benci mereka) bahkan dapat berujung pada konflik yang berkepanjangan. Berikanlah respon yang pantas dalam segala perlakuan buruk yang anda terima sebab reaksi yang lebay justru kebanyakan akan kembali mendatangkan ketidaknyamanan dalam hati sendiri.

  17. Komunikasikan apa yang anda rasakan.

    Berbicara dengan orang lain adalah solusi untuk membuat rasa kurang enakan itu hilang. Terkadang kita jengkel dengan sesuatu padahal orang tersebut tidak sengaja melakukannya sehingga tanpa ia ketahui diri ini dirugikan. Oleh karena itu belajarlah untuk melakukan komunikasi yang santun dan terpimpin.

    Saat rasa marah anda atau amarah darinya belum reda sebainya jangan berkomunikasi dahulu melainkan tunggu sampai situasi lebih kondusif dan tenang. Selesaikan segala sesuatu dengan empat mata secara kekeluargaan untuk kebaikan bersama.

Tidak perlu membeo perbuatan tidak menyenangkan nan jahat dari orang lain. Melainakan kikis rasa benci di hati dengan cinta sebab dalam kebencian dunia ini akan menjadi kacau balau oleh karena perbedaan kepentingan. Namun ketika ada rasa saling mencintai niscaya perbedaan itu seperti pelangi yang membuat hidup kita lebih indah.

Salam perubahan!

27 comments

  1. Luar biasa apa yang sudah saya baca tadi, terima kasih atas tulisan tersebut mudah2an saya akan menjadi pribadi yang lebih baik. Salam.

    Suka

    • Setuju….
      Semakin mencintai seseorang maka semakin tinggi pula rasa kecewa yang menimbulkan kebencian saat cinta kita di abaikan bahkan dihianati.

      Tetapi, yang kami maksudkan disini adalah cinta yang tulus, yang memberi tanpa mengharapkan balasan. Cinta yang seperti ini hanya kita dapatkan bila mengenal Tuhan yang benar yang telah lebih dulu mengajari kita untuk berkorban. Sebab pengorbanan yang tulus adalah cinta sejati yang sesungguhnya.

      Mari kita sama-sama belajar: bila sudah merasakan kasih Allah (pengorbanan Tuhan) yang begitu besar akan dunia ini maka semestinya kitapun tergerak hatinya untuk melakukan hal yang sama.
      Salam….

      Suka

    • Sesungguhnya untuk memulai menghilangkan kebencian adalah diawali dari dalam keluarga sendiri.
      Kesal dengan perlakuan mertua bisa saja kita rasakan tetapi menyimpan dendam karena hal tersebut jelas tida baik untuk masa depan.

      Cobalah untuk memaafkan mertua anda. Katakan dalam hati, “kasihani orang ini ya Tuhan, sikapnya demikian karena hanya ingin mencari perhatian kami dan mohon kuatkan saya menghadapinya.”

      Abaikan sikap anda yang terlalu sensitif dan mulailah membiasakan diri dengan sikapnya yang agak buruk tersebut. Anggap saja, kalau dia sedang mencoba menguji anda agar menjadi ayah yang tabah dan kuat.

      Jika memang ada kesempatan bagus, ungkapkan perasaan anda tentang sikapnya yang tidak menyenangkan tersebut. Komunikasikan dengan sang mertua. Siapa tahua ada kesalahan sendiri yang tidak anda sadari. Tanyakan kepadanya dengan nada suara yang lembut dan rendah hati.

      Lebih dari pada itu, silahkan lupakan semua sikap mertua anda yang kurang baik dan mulailah bernyanyi-nyanyi memuliakan Allah di dalam hati agar andapun tetap bersukacita. Sehingga kalau sikap yang sama terulang anda lebih maklum, tegar dan tetap menanggapinya dengan ramah…..

      Demikian saja….

      Suka

  2. Masalahnya yg saya benci adalah ortu saya, untuk menyampaikan bahwa saya mau menikah saja berat rasanya, yang saya takutkan apabila gak di setujui, disisi lain saya gk mau mengecewakan kekasih saya. Selama ini saya berusaha menjadi apa yang mereka inginkan? Sampai menyelesaikan pendidikan perguruan tinggi sederajat mereka masih gak menyinggung atau membahas ke arah sana. Saya benci karena mereka terlalu egois bagi saya -_-

    Disukai oleh 1 orang

    • Yah….
      Saya pernah merasakan situasi yang anda alami.
      Saat ini juga kami masih belum menikah dan memilih untuk melajang sampai waktu yang tidak di tentukan karena itu adalah pilihan pribadi.

      Memang itu benar, setia orang harus menikah pada waktunya. Jika memaang anda menginginkan hal itu silahkan saja tetapi tetap berusahalah untuk memberitahu orang tua anda tentang hal yang sangat membahagiakan itu. Ayah dan Bunda yang membesarkanmu berhak tahu tentang peristiwa tersebut.

      Jika setelah anda memberitahukan hal tersebut secara baik-baik tetapi mereka tidak menyetujuinya maka itu artinya tanggung jawab anda telah lepass. Menikahlah segera dengan orang yang anda cintai asalkan memiliki biaya yang mencukupi untuk melakukannya. Sebab, sadar atau tidak yang namanya menikah adalah hak asasi manusia dan setiap orang harus melakukannya jika memang ada yang mencintainya dan siap hidup dengannya.

      Ingatlah bahwa sebenci apapun kita dengan orang tua, mereka juga pernah mencintai diri ini dan mengasuh bahkan memberikan yang terbaik agar kita terus tumbuh dari hari ke hari. Untuk menghilangkan rasa benci dari dalam hati tetap fokuskan pikiran untuk memuji-memuliakan nama Tuhan sambi ingat-ingatlah kembali kebaikan yang pernah mereka lakukan kepada anda.

      Jadilah anak yang baik yang tetap memberikan yang terbaik walaupun segala sesuatu telah banyak yang berubah, termasuk soal sikap orang tua sendiri.

      Salam, maafkanlah…..

      Suka

      • bisakah saya meminta kontak wa admin?
        hidup saya mulai ga kearah
        stiap orang yg saya jmpai stiap orang yg mngbrol dgn sy,pasti ujungnya mreka akan mlihtkan rasa benci mreka k saya.
        jd sy mrasa stiap orang entah itu kluarga sklipun mreka mmbnci saya,blm lg masalah percraian saya yg membuat keadaan lbh buruk lg,rasanya ingin mlarikan diri,sampai akhirnya saya memutuskan untk melamar pkrjaan dsbuah kapal yg super sibuk.
        pdhal saya sadar diri blm tntu tubuh ini kuat bekerja sprti itu,seperti pribahasa hidup segan matipun tak mau.
        ingin sekali cpt2 pergi dsnipun sy mrasa tertekan krna tdk bsa lagi stiap bangun tdur stiap pulang ada kehadiran anak2,masi sering terbayang sifat2 manja istri,
        sring berkaca diri,apa yg salah dlm diri ini.
        admin yang baik hati brikanlah saya nasehat yg membangun,ini adalah wa saya 08977031543.

        Suka

      • Maaf teman, kami hanya orang yang nggak punya apa-apa. Handphone Android juga tidak ada apalagi laptop. Kami menulis blog ini dalam rangka curi-curi kesempatan menggunakan laptop orang.

        Soal masalah yang anda rasakan, tidak perlu fokus pada kebencian yang mereka ekspresikan. Semakin kita memikirkan, mencari alasan dan membahas-bahas tentang sikap mereka itu, besar kemungkinan pikiran makin kacau saja dan berujung pada stres.

        Biasakan diri untuk tidak melawan pembencimu teman melainkan biarkanlah mereka menang dalam permainan yang dibuatnya sendiri. Tolong perhatikan hal-hal di bawah ini.

        1.

        Selalu fokus kepada Tuhan dalam doa, firman dan nyanyian pujian.

        2.

        Berbuat baiklah kepada siapa pun termasuk kepada musuhmu. Anda harus berkorban mulai dari apa yang ada padamu. Tidak perlu memberikan yang tidak kita miliki tetapi apa yang dimiliki saja dan yang bisa dibagikan (berkat yang dianugerahkan bagikan pada orang lain jika dimungkinkan). Mulailah dengan beramah-tamah (senyum, sapa, salam, mengatakan terimakasih, tolong, maaf dan menjadi pendengar yang baik). Berkorban dengan berkata-kata yang santun merupakan kebaikan yang sangat sederhana. Santunlah kepada semua orang bahkan kepada musuhmu sekali pun. Lakukanlah semuanya itu dengan tulus dan tidak mengharapkan balasan apa-apa dari manusia.

        3.

        Siap menghadapi tantangan yang menghadang jalan yang dilewati. Pada dasarnya, semua masalah yang kita tanggung adalah hal-hal yang dapat kita atasi. Tidak ada persoalan yang tidak ada solusinya sebab masalah dan solusi itu satu paket. Ujian pertama-tama yang kita harus hadapi adalah tantangan yang menyertai setiap kebaikan yang diekspresikan kepada orang lain. Sebab bisa saja ada orang yang menanggapinya positif, cuek dan bisa juga meledek.

        4.

        Selalu rendah hati adalah awal dari sikap yang membuat kita tidak mudah kesal saat ada masalah. Orang yang rendah hati juga tidak menuntut untuk dihargai orang tetapi tetap semangat untuk menghargai orang lain. Mereka mampu mengendalikan rasa hausnya terhadap materi dengan menikmatinya secara fluktuatif. Orang yang rendah hati juga memiliki gaya hidup sederhana.

        5.

        Ikhlas adalah kekuatan untuk merelakan kenyataan yang terjadi dan menganggap bahwa semuanya itu datangnya dari Tuhan. Allah tidak hanya memberikan hal-hal yang baik kepada kita, masalah juga berguna untuk melatih kita agar semakin dekat dengan-Nya. Jadi ikhlaskan apa yang sudah terjadi dalam hidup ini dan berupaya untuk tidak memaksakan kehendak kepada orang lain terkecuali untuk hal-hal yang bersifat pribadi (privasikan kebebasan kita).

        6.

        Belajar adalah aktivitas positif yang membantu membuat hidup tetap ke arah yang baik. Silahkan pelajari Kitab suci, buku pelajaran, buku motivasi, renungan harian dan buku-buku lainnya untuk membuat pikiran anda berkembang. Ini adalah salah satu cara terbaik untuk mengalihkan konsentrasi dan jangan lupa di sela-sela itu berbuat baiklah kepada sesama.

        7.

        Bekerjalah sesuai dengan bakat/ potensi yang dimiliki. Anda juga bisa bekerja di tempat-tempat lainnya dimana lewat hal tersebut waktu tidak terbung sia-sia. Di rumah sekali pun kita bisa bekerja membersihkan, merapikan, menata ini-itu dan lain sebagainya. Dengan bekerja, kita tidak fokus kepada kebencian yang dilemparkan orang lain ke muka kita. Tetapi mengambil kesempatan untuk berbuat baik kepada musuh-musuh ini di mulai dari sikap yang ramah menghadapi kehadiran mereka. Bekerja juga salah satu pilihan terbaik untuk mengalihkan konsentrasi dari hal-hal yang buruk (termasuk pikiran kotor).

        Demikian saja tips dari kami, selebihnya anda bisa melihat pada artikel yang kami terbitkan baik di sini maupun dalam judul lain yang masih satu topik.
        Salam jumpa kembali…..

        Suka

  3. Trimakasih artikelnta ngena banget di diri saya, saya merasakan semua kesalahn saya dalam.tulisan anda. Cuma skrng saya sudah tenggelam dalam lubang hitam kebencian yg saya ciptakab sendiri saya bingung dan takut harus berbuat karena fikiran selalu menolak kebaikan😢

    Disukai oleh 1 orang

    • hmm….
      Saran kami, banyak-banyak bersyukurlah teman.
      Silahkan upayakan untuk selalu memuji-muji Tuhan di dalam hati agar energi kebaikan itu kembali terisi.
      Juga banyak-banyaklah memaafkan kesalahan orang lain.
      Itu saja. salam….

      Suka

    • Ya, kami juga pernah demikian….
      Sayang rasa itu hanya membuat rasa kebersamaan di dalam kelompok jadi meracau. Padahal hidup bersama orang lain itu sangat penting lho teman….
      Salam jumpa kembali….

      Suka

    • Silahkan amati sendiri dan silahkan nilai sendiri teman. Sertakan sumbernya jika mau tapi kalau nggak mau juga nggak apa-apa. Sebab pada dasarnya apa yang kami tuliskan ini pernah dan akan dituliskan orang lain tanpa sebelumnya melihat artikel ini.
      Kami harap serpihan tulisan kami dapat menjadi kesek kaki di rumah hati anda.
      salam santun…..

      Suka

      • Sesungguhnya tulisan ini hanyalalah sekumpulan debu yang mengotori jerjak ventilasi rumah.
        Abaikan saja atau silahkan ambil sebagai pupuk untuk tanaman hati anda.
        Terimakasih kembali..

        Suka

Mohon Kritik & Saran, ini hanya perumpamaan tanpa editor: Anda mengoreksi tulisan ini artinya lebih cerdas dari kami, Selamat!

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.