Teori Keseimbangan Alam – Kekuatan alam dahsyat tapi dapat dibendung oleh lingkungan alami – Tanpa keseimbangan lingkungan akan mengalami destruksi otomatis

Teori keseimbangan alam

Saat masa penciptaan semua yang sudah ada di alam baik adanya. Ada keseimbangan yang bersifat konstan. Semua ada perannya masing-masing. Tumbuhan hijau telah disediakan sebagai sumber kebutuhan kita. Binatang persiapkan untuk mengendalikan kehidupan yang lebih rendah seperti serangga dan yang lainnya. Ada proses memakan dan dimakan yang terus menerus terjadi. Walau ada yang dilenyapkan/ ditiadakan/ dibunuh namun semua berjalan seperti semula. Apa yang telah dimakan akan lahir kembali bahkan berlipat kali muncul dari dalam bumi.

Bumi hancur karena hawa nafsu manusia

Manusia di takdirkan untuk menguasai bumi. Sebagai pengendali kita hadir tidak hanya untuk diam saja melainkan juga untuk mengatur dan mengelola semuanya untuk kehidupan yang lebih baik. Semua yang kita butuhkan telah disediakan oleh alam. Kita tinggal menikmati dan mengambilnya sesuai kebutuhan. Namun sayang, betapa rakusnya manusia. Kebutuhan yang sudah terpenuhi masih dicari dan dicari lagi, sebanyak-banyaknya berapa yang bisa ditemukan. Inilah yang mendorong kita untuk menghancurkan lingkungan alam agar dapat menghsilkan sesuatu yang katanya lebih berharga yaitu “uang”.

Manusia telah buta akan uang, semua ingin kaya dan mereka jadi gelap mata sampai tidak peduli dengan ciptaan lainnya. Sesungguhnya berapapun jumlah penduduk di bumi pasti bisa menyediakan makanan untuk semuanya. Sayang, kita masih belum puas juga. Setelah apa yang dimakan dan apa yang diminum sudah terpenuhi masih banyak hawa nafsu dibalik semuanya itu. Keinginan manusia terlalu banyak bumi ini tidak bisa memfasilitasi semuanya itu. Jika kita tidak berhenti dan mengatakan cukup niscaya semua yang kita lihat ini akan hancur.

Bukan orang miskin yang merusak alam melainkan mereka yang hidup kaya rayalah yang berpotensi besar mengganggu kehidupan alamiah. Mengapa demikian? berikut beberapa alasan yang kami berikan.

  1. Uang membuat orang menjadi penguasa (hampir dalam segala hal).
  2. Mereka memiliki hawa nafsu yang tinggi tetapi mubazir.
  3. Makan banyak-banyak dimasak tetapi yang dimakan sedikit dan yang dibuang banyak.
  4. Kemana-mana naik mobil mewah padahal jalan kaki aja bisa kali.
  5. Penggunaan lampu halaman, lampu ruang tamu dan lampu kamar yang banyak dan boros.
  6. Membuat acara yang syarat dengan foya-foya dan hura-hura sesaat.
  7. Membangun rumah mewah yang bahan-bahan digali dari satu gunung.
  8. Memiliki rumah yang luas dengan pekarangan yang luas plus kolam renang dan lainnya.
  9. Membangun villa di daerah pegunungan yang merusak lingkungan hutan di lereng gunung.
  10. Membuat areal pertanian yang luas dan merusak hutan lindung.

Konspirasi pembunuhan masal yang dipicu oleh bencana alam

Kita tidak sadar, hadir dengan berbagai style bersama kreatifitas yang melibatkan bahan kimia berbahaya, teknologi dan mesin. Semua ini telah menimbulkan polusi dan pencemaran lingkungan sehingga terjadi gangguan keseimbangan alam. Perilaku industri yang semena-mena mengekspoitasi alam secara berlebihan seperti menggali kuburan bagi rakyat jelata yang tidak tahu apa-apa. Lihatlah, mereka hidup senang atas semua itu sedang penduduk yang tinggal di daerah rawan dan labil (seperti di dataran rendah, pinggiran sungai dan lereng gunung) terkena bencana alam yang meregang tidak sedikit nyawa. (Selengkapnya, Persekongkolan untuk membersihkan populasi melalui bencana alam) Ini dapat masuk konspirasi pembunuhan masal yang sengaja dirancang oleh Koorporasi dan swasta untuk mengurangi dan mengendalikan jumlah penduduk. Baca juga Persekongkolan ekonomi dibalik kerusakan lingkungan.

Teori Keseimbangan Alam – Kekuatan alam sangat hebat tapi dapat dibendung oleh lingkungan alami

Banjir, tanah longsong, angin puting beliung, angin topan dan masih banyak lagi kejadian alam yang muncul karena keseimbangannya terganggu. Sadarilah bahwa kekuatan alam itu sangat dahsyat tapi lingkungan yang alami dapat menahan dan mengimbangi kedahsyatan ini. Kekuatan ini setara dengan ratusan ribu bahkan jutaan kereta kuda yang siap berperang. Bayangkan kalau ini dilepaskan ke dalam suatu wilayah? Lingkungan alami yang terjaga dapat membendung bencana yang berpotensi merugikan banyak pihak.

Segala sesuatu butuh keseimbangan. Alam mampu memproduksi berbagai bahan makanan dan minuman yang dimanfaatkan oleh seluruh umat manusia. Akan tetapi apabila manusia hawa nafsunya terlalu tinggi sehingga menghabiskan semua (sekaligus) bahan pangan yang telah dihasilkan tadi sehingga kecepatan konsumsi lebih tinggi dari kecepatan produksi. Akhirnya timbullah bencana kelaparan yang tidak hanya menyerang satu wilayah melainkan juga beberapa wilayah lainnya yang belum siap (berproduksi besar) sehingga tidak dapat menahan laju peningkatan angka konsumsi pangan.

Layaknya keseimbangan antara kemampuan tumbuhan menyerap panas matahari dan polusi. Bila tumbuhan terlalu banyak maka cahaya itu tidak akan sampai ke tanah dan suhu udara akan terlalu sejuk bahkan di siang hari, dimusim hujan pasti lebih dingin lagi. Sebaliknya, jikalau tumbuhan terlalu sedikit sehingga tidak cukup untuk menyerap panas matahari dan polusi maka suhu/ temperatur lingkungan akan menjadi panas bahkan di malam hari sekalipun.

Pencemaran udara memicu bencana

Polusi membuat udara menjadi berat. Udara alami yang kaya oksigen lebih ringan sehingga menghasilkan gerakan dan terjangan angin yang tidak merusak. Coba bayangkan, lebih sakit mana, dilempar dengan kerikil kecil atau dilempar dengan batu sebesar tinju? Polusi udara adalah pintu kepada bencana alam yang dipelopori oleh angin dengan kekuatan dahsyat yang dapat menumbangkan pohon, merubuhkan rumah dan gedung. Udara yang lebih ringan akan menghasilkan semilir angin sepoi-sepoi yang menyejukkan badan.

Kerusakan lingkungan mendorong binatang buas masuk rumah penduduk setempat

Lingkungan alami yang sudah terdegradasi tidak lagi memadai dan tidak lagi mampu menampung kebutuhan semua binatang yang ada didalamnya. Serangga, mamalia, hewan pengerat, reptil, burung dan yang lainnya kekurangan makanan (kelaparan) sehingga ada yang bermigrasi dan ada yang mati. Yang dapat bertahan adalah binatang yang kuat, karnivora pemakan daging seperti ular, harimau, biawak, buaya dan pemangsa lainnya. Apabila jumlah tumbuhan yang ada tidak mampu memenuhi kebutuhan hewan herbivora dan omnivora maka jumlahnya akan tertekan bahkan punah. Niscaya para pemangsa yang kekurangan makanan (kelaparan) akan mendatangi rumah-rumah penduduk sekitar. Kunjungan (inspeksi) mendadak ini beresiko merugikan dan melukai masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Otomatis ternak di kandang pada hilang semua dan mau kemana-mana jadi takut.

Gangguan pada rantai makanan harus membunuh semua hewan

Memburu salah satu jenis hewan sampai punah juga akan mengganggu keseimbangan alam. Setiap komponen makhluk hidup berada dalam jalur rantai memakan dan dimakan yang berputar-putar. Apabila kita memunahkan salah satunya niscaya makhluk hidup yang berada dibawahnya akan bertambah banyak jumlahnya. Kemudian manusia berpikir praktis dan hanya melihat fakta dilapangan bahwa mahkluk hidup yang populasinya meledak telah menjadi hama pertanian dan mengganggu aktivitas penduduk. Maka solusi satu-satunya adalah memusnahkan seluruh jenis mahkluk hidup yang ada disana. Artinya, semua dibunuh, diracuni dan dibersihkan dari suatu wilayah hingga keakar-akarnya.

Pengelolaan tanah yang tidak cerdas menyebabkan kerusakan

Pengelolaan pertanian juga telah mengalami penyimpangan. Petani lebih suka yang praktis untuk membersihkan lahan yaitu dengan membakarnya. Mereka lebih suka menggunakan pestisida dan insektisida untuk memusnahkan serangga pengganggu. Padahal pembakaran hanya membunuh bakteri berkualitas yang turut menyuburkan tanah. Bahan kimia yang disemprot dan disebarkan juga berpotensi jatuh kedalam tanah dan membunuh kuman yang bersimbiosis untuk menyuburkan tanah. Tanah pertanian telah tercemar, banyak kuman yang telah punah sehingga tidak ada lagi kesuburan. Solusi satu-satunya adalah membuka lahan baru yang tidak pernah digarap sebelumnya sehingga area hutan berkurang.

Bukan alam yang kejam tapi manusia terlalu serakah

Kita menyangka bahwa alam ini terlalu kejam dan tidak peduli dengan manusia didalamnya. Berpikir bahwa kerasnya lingkungan alami tidak dapat dikendalikan dan dibendung. Sehingga ada niat untuk benar-benar menyingkirkan lingkungan alami dari kehidupan kita selamanya. Industri yang tidak bertanggungjawab mendegradasi lingkungan sampai tak bersisa makhluk hidup disana. Perumahan-perumahan mewah menghancurkan vegetasi alami untuk membangun hunian bagi manusia-manusia serakah. Gedung-gedung pencakar langit di dirikan untuk menambah polusi dan emisi gas rumah kaca.

Manusia dan alam akan hancur bersama oleh kiamat

Kita menyangka alam yang perlu disingkirkan padahal manusia dengan segala keserakahannya yang harus menyingkir dari bumi ini. Tindakan lebay yang kita lakukan untuk memanfaatkan dan menekan alam secara otomatis telah mengaktifkan “bom atom” yang akan meledak kapanpun hingga menelan lebih banyak nyawa. Kita tidak menyadari tindakan selama ini telah mengganggu keseimbangan alam sehingga ia menolak keberadaan semua makhluk hidup di dalamnya dengan merusak diri sendiri lewat berbagai-bagai bencana alam yang mengerikan. Ini disebut banyak kalangan sebagai kiamat. Perilaku kita yang tidak menjunjung tinggi pelestarian alam akan mempercepat kiamat. Bertobatlah kawan…..

Mari hijaukan lingkungan !

7 comments

  1. […] Kiamat adalah peristiwa ketika lingkungan alami mendestruksi diri sendiri secara otomatis dengan berbagai-bagai bencana mulai dari gunung meletus, gempa bumi, banjir, tanah longsor, angin topan, angin puting beliung, angin tornado dan lain sebagainya. Yang menimbulkan kerugian besar, kehancuran dan kematian semua makhluk hidup (termasuk manusia) yang ada di dalamnya. Jadi keserakahan manusia telah mempercepat datangnya bencana alam yang mendatangkan kiamat (kematian) bagi masyarakat kelas bawah. Pada akhirnya bumi akan benar-benar menelan semua yang ada di atasnya tanpa terkecuali, baik yang kaya maupun miskin, baik yang tinggi maupun rendah, baik yang kolot maupun maju dan baik yang tua maupn muda. Baca juga, Tanpa keseimbangan alam menghancurkan diri secara otomatis. […]

    Suka

  2. […] Alam memiliki dua kekuatan besar yakni kekuatan memelihara/ menghidupi dan kekuatan menghancurkan. Kemampuan alam untuk menghidupi makhluk di dalamnya berkurang karena pencemaran lingkungan. Berkurangnya kekuatan alam untuk memelihara menjadi lebih kecil dari kemampuannya untuk menghancurkan. Sehingga suatu saat, kekuatan yang menghancurkan ini tidak dapat di tahan lagi maka terjadilah bencana alam yang dahsyat, merugikan dan menelan korban jiwa. Baca juga, Dasar keseimbangan lingkungan […]

    Suka

  3. […] Sepertinya mereka tidak pernah khawatir karena tidak menimbun secara berlebihan. Bahkan semut saja hanya menimbun diwaktu-waktu tertentu (tidak setiap hari) dan sebatas apa yang muat dalam sarangnya. Hewan aja tidak serakah. Mengapakah manusia tidak mampu mengendalikan diri dari keserakahannya yang semakin merusak bumi. Baca juga, Keserakahan merusak bumi […]

    Suka

  4. […] Alam itu luar biasa. Setiap komponennya saling berhubungan satu sama lain. Semua memiliki tempat masing-masing dimana ia bisa hidup dan berkembang namun tidak pernah melewati batasan yang telah di tentukan alam. Laut tidak pernah melampaui garis pantai kecuali terjadi tsunami. Vegetasi daratan tidak pernah hidup di lautan. Terumbu karang tidak pernah di temukan di pegunungan. Pohon tidak pernah hidup di lautan. Sekalipun demikian ada beberapa makhluk yang hidup transisi diantara kedua dunia walau bersifat sementara misalnya salah satu jenis kepiting laut, penyu yang bertelur di pantai, buaya yang berjemur di tepi sungai dan lain sebagainya. Makhluk hidup yang bisa melewati batasan itu sampai jauh kedalam adalah manusia. Kekuatan pikiran/ kecerdasan/ intelektual yang melampaui batas kadang berlebihan (lebay) dan sangat egois sehingga mengganggu keseimbangan alami. Selengkapnya, Hal yang mendasari alam yang seimbang […]

    Suka

  5. […] Turunnya permukaan tanah adalah isu yang sangat hangat berhembus terutama di kota-kota besar. Akibat dari keadaan ini permukaan air laut menjadi lebih tinggi hingga mudah sekali terjadi pasang dan menggenagi daerah pesisir. Awalnya ada yang berpikir bahwa ini terjadi karena pemanasan global (global warming) akan tetapi pendapat itu salah. Sebab bumi selalu mencapai titik keseimbangannya. Lagi pula laut selalu mengalami pasang surutnya yang di sebabkan oleh gaya tarik permukaan bulan. Untuk diketahui bersama bahwa bencana alam adalah salah usaha alam semesta untuk menciptakan keseimbangan ekosistem. Baca juga, Teori keseimbangan alam […]

    Suka

Mohon Kritik & Saran, ini hanya perumpamaan tanpa editor: Anda mengoreksi tulisan ini artinya lebih cerdas dari kami, Selamat!

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.