15 Cara meningkatkan kedewasaan & Faktor yang mempengaruhinya – Meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja otak

Kinerja otak manusia
Kinerja otak manusia

Tingkat kedewasaan seseorang sangat mempengaruhi tindakan yang ia lakukan dalam menghadapi masalah. Hidup adalah masalah. Jika sudah memutuskan untuk hidup di dunia ini, itu artinya harus siap menghadapi problematika kehidupan. Tanpa persoalan diri ini akan terkesan bermanja ria dan cenderung memiliki kepribadian yang tidak berkembang menjadi seorang dewasa yang lebih baik.

Bagian otak yang menentukan kedewasaan

Harus disadari betul bahwa dewasa tidaknya seseorang ditentukan oleh banyak hal yang berhubungan langsung dengan kehidupannya. Kemajuan kepribadian sangat dipengaruhi oleh perkembangan otak. Banyak penelitian dari dunia barat (salah satunya Jurnal Cerebral Cortex) menyatakan bahwa telah terjadi pengurangan hubungan antar sel dalam otak untuk membuatnya lebih efisien dan efektif dalam bekerja. Ini dapat diibaratkan ketika sebuah rangsangan diterima biasanya impuls syaraf mengalirkannya kesemua sel yang lain (keseluruh otak) akan tetapi setelah proses pendewasaan setiap rangsang yang di terima akan dikonsentrasikan ke bagian tertentu saja. Penyusutan ini menunjukkan bahwa orang dewasa lebih efektif dan efisien dalam berpikir.

Ayo kita ambil beberapa contoh

  • Ketika seorang bayi diperintahkan untuk mengangkat tangannya maka perintah itu dikirimkan keseluruh bagian otak namun ia tidak melakukan apa-apa. Setelah memasuki umur 3 tahun, ia dirangsang dengan perintah yang sama maka langsung saja otaknya merespon rangsangan tersebut dengan mengalirkan perintah hanya di bagian otak yang mengendalikan tangan untuk diangkat.
  • Ketika seorang balita diperintahkan untuk membaca buku, sel syaraf otaknya langsung mengalirkan rangsangan tersebut ke seluruh bagian otak namun ia tidak mengerti dan tidak melakukannya. Akan tetapi setelah ia masuk sekolah dasar perintah yang sama di instruksikan maka sel otaknya yang meneruskan rangsang hanya di bagian tertentu dalam otak yang mengendalikan mata dan tangan.
  • Saat seorang anak muda dihina dan dibully oleh temannya maka sel otaknya menyampaikan rangsangan tersebut ke bagian otak yang mengendalikan mata, mulut, tangan dan kaki sehingga reaksinya adalah marah-marah, melotot dan main pukul saja. Namun setelah ia menjadi dewasa, hinaan dan bully yang sama dilakukan maka sel otaknya mengalirkan rangsangan tersebut kebagian otak yang mendesain pengertian dan mengendalikan bibirnya sehingga reaksi yang ia tunjukkan adalah tetap diam, memaafkan orang tersebut lalu tersenyum.
  • Saat seorang anak muda mengalami ketidaknyamanan pendengaran karena suara bising motor tetangga maka sel otaknya meneruskan rangsangan tersebut ke bagian otak yang mengendalikan emosional, tangan dan kaki. Reaksinya adalah melakukan aksi balasan dengan mengadakan gangguan yang sama. Selang beberapa waktu, rangsangan yang sama muncul kembali akan tetapi dimengerti olehnya lalu otaknya merespon dengan mengkonsentrasikan rangsangan ke bagian yang mengendalikan mata dan tangan dengan membaca  dan menulis.

Cara meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja otak – Faktor yang menentukan kedewasaan seseorang

Pembeda utama antara orang yang sudah dewasa dan yang masih belum adalah pengalaman. Satu-satunya cara untuk meningkatkan kedewasaan seseorang yaitu dengan menambah pengalamannya. Bagaimana pengalaman yang seharusnya agar penyusutan ini dapat berlangsung dengan baik? Berikut akan kita pelajari bersama faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya efektifitas dan efisiensi kinerja otak hingga membuat seseorang menjadi lebih dewasa dalam menjalani hidupnya.

1. Pengalaman indra

Manusia memiliki 5 indra dimana setiap indra mempunyai pengalaman sendiri-sendiri. Misalnya, Komunikasi (telinga), pengamatan, membaca (mata), membaui (hidung), merasakan (kulit), dan mengecap (lidah). Indra yang sudah banyak menerima rangsang (pengalaman) lebih peka dalam menyampaikan informasi penting ke otak. Pengalaman yang melibatkan lebih dari dua indra dapat dicerna dengan lebih baik. Misalnya saat menonton televisi, mengunjungi perpustakan, mengunjungi museum sejarah dan lain sebagainya.

2. Pengalaman belajar

Baik sekolah formal maupun informal. Para pelajar yang sudah puluhan tahun di bangku sekolah semestinya lebih dewasa ketimbang mereka yang masih buta hurup di luar sana. Pengetahuan di bangku sekolah memang tidak berpengaruh banyak namun dari sinilah wawasan kita terbuka tentang luasnya dunia ini.

3. Pengalaman bertanggungawab

Tanggungjawab yang diberikan kepada seseorang akan melatih otaknya untuk melakukan sesuatu yang kompleks dimana melibatkan beberapa indra dan aktivitas tertentu. Disaat seperti ini setiap orang dilatih untuk berkonsentrasi dan tetap fokus pada tanggungjawabnya sekalipun banyak gangguan yang datang dan mencoba mengacaukan konsentrasi anda.

4. Pengalaman berlatih

Berlatih melakukan sesuatu secara berulang-ulang membuat otak mengkonsentrasikan rangsangan secara terus menerus ke bagian tertentu saja. Sifat telaten dan rapih dihasilkan dari latihan secara berkelanjutan.

5. Pengalaman mengabaikan

Banyak hal yang tidak penting yang merasuk dalam kehidupan kita lalu masuk kedalam otak. Sudah saatnya hal-hal seperti ini diabaikan agar otak belajar untuk berkonsentrasi pada yang baik-baik saja. Tanpa disadari pribadi-pribadi pengganggu yang ada disekitar mendorong kita pelan-pelan untuk lebih dewasa hari lepas hari. Baca juga, Cara mengatasi pribadi pengganggu di sekitar kita

6. Pengalaman mengalihkan untuk berkonsentrasi

Terlalu melimpah apa yang bisa diserap oleh indra manusia. Jika semua yang masuk kita perhitungkan maka tidak sempat kita pikirkan semuanya oleh karena itu setelah kita mengabaikan beberapa hal maka alihkanlah konsentrasi anda pada hal-hal yang lebih positif yang bukan keinginan. Misalnya saja membaca, menulis, memikirkan rencana kedepan, bekerja dan lain sebagainya. Baca juga, Cara meningkatkan konsentrasi dan fokus.

7. Pengalaman fokus kepada Tuhan

Salah satu cara berkonsentrasi dalam semua waktu dan aktivitas yang dijalani adalah dengan senantiasa memusatkan pikiran kepada Tuhan. Fokus kepada Tuhan disegala waktu dan disegala kesempatan adalah sebuah cara untuk tetap membuat hatimu bersih dari segala hawa nafsu yang sesat, kebencian, dendam, amarah dan niat jahat lainnya. Tetap tujukan pikiran anda dengan senantiasa berdoa di dalam hati, mengucapkan firman-Nya dan memuji-muji namanya. Kebiasaan ini juga akan membantu mengasah kemampuan otak anda menjadi lebih cerdas. Jika anda terus melatih fokus kepada Tuhan maka kebiasaan ini akan menjadi candu yang membawa kenikmatan di hati.

8. Pengalaman bergaul dan bersosialisasi

Saat kita memutuskan untuk hidup berbaur dengan orang lain maka saat itu juga kita dipaksa untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Proses ini panjang hingga akhirnya membentuk kita untuk lebih dewasa dan luwes saat menghadapi orang lain yang sulit ditebak. Ada beragam kepribadian orang dimana masing-masing membutuhkan perlakuan yang berbeda-beda agar mereka nyaman bersama kita. Gejolak yang timbul akibat gesekan-gesekan kecil juga turut mendewasakan.

9. Pengalaman berpikir

Berpikir adalah proses yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan ini. Tanpa pikiran kita sudah sama seperti hewan yang hanya dipenuhi dengan emosional yang tidak terkendali. Dalam proses berpikir inilah kita menimbang-nimbang, berusaha mengerti/ memahami sehingga kita selalu sadar dengan apa yang sedang kita lakukan. Dengan memberikan kesempatan untuk berpikir sesaat sebelum mengakhiri hari lalu membahas “apakah saya sudah melakukan hal yang baik dan benar hari ini?“, “Apakah ada orang yang saya sakita hari ini, baik sengaja maupun tidak sengaja?“, “Apakah ada yang harus dikoreksi dari sikap saya untuk menjadi lebih baik di hari esok?“.

10. Pengalaman menghadapi masalah

Menyelesaikan gejolak sosial/ tekanan sosial. Masalah membantu kita memilah-milah mana hal yang penting dan tidak penting, apa yang harus dilakukan dan tidak harus dilakukan, hingga akhirnya menemukan solusi. Jangan sebal, ilfil apalagi benci saat anda menghadapi persoalan hidup yang datang bertubi-tubi. Jadikan ini sebagai kesempatan buat memperbaiki mindset dan sikap sehari-hari. Jika dapat memetik hikmah dari setiap tantangan yang dihadapi, ini menandakan bahwa anda telah mencapai tingkat kedewasaan yang mumpuni.

Dalam persoalan kita ditekan secara mental sehingga memaksa otak untuk menemukan solusi. Menemukan solusi bukanlah perkara yang mudah melainkan butuh berpikir dan berlogika. Semakin banyak persoalan yang dapat diselesaikan maka semakin dewasa otak anda. Baca juga, Manfaat masalah dalam kehidupan kita

11. Jangan lupa menikmati semuanya

Ini adalah bagian yang menyentuh semua faktor lain. Apabila kita mencintai apa yang dilakukan berarti kita menikmati setiap gejolak yang datangnya dari sana. Berikut ini bagian-bagian hidup yang membuat kita mampu menikmati semuanya.
– Jadi diri sendiri,
– merasa cukup,
– merasa diperhatikan (oleh Tuhan),
– merasa dicintai (oleh Tuhan),
– bersyukur selalu,

12. Menjadi seseorang yang mampu mandiri

Saat kita bisa mengurus diri sendiri maka saat itulah kita dimampukan untuk lebih fokus pada hal-hal yang kita butuhkan saja. Ketika masih kanak-kanak mungkin hidup dalam imajinasi namun setelah mengenal realita yang sesungguhnya maka kita akan mulai belajar mandiri hari lepas hari. Kemandirian hidup adalah salah satu ciri khas orang dewasa. Bagaimana kita bisa mengurus pekerjaan, mengurus orang lain dan megurus ini-itu namun tidak mampu mengurus diri sendiri? Belajarlah untuk tidak tergantung dengan orang terdekat anda dengan mulai mengurus keperluan sendiri.

13. Menjadi bermanfaat bagi orang lain.

Ini adalah ciri-ciri orang yang sudah dewasa. Ketika kehidupan kita bisa bermanfaat bagi orang lain maka saat itulah kita bisa menemukan “apa sebenarnya arti hidup ini?“. Ada sensasi dan kesenangan tersendiri ketika kehadiran kita mampu membawa solusi bagi yang lainnya. Paling tidak kehadiran kita bisa menghibur hati yang sedang terluka/ berduka dengan menjadi pendengar yang baik.

14. Menemukan panggilan hidup (pasion)

Pasionlah yang menyibukkan hari-hari yang dilalui sehingga tidak ada waktu luang yang terbuang sia-sia. Saat menemukan panggilan hidup, hati meresa puas dalam keterbatasan sebab semuanya adalah kehendak Sang Ilahi. Setiap dari kita punya peran masing-masing yang berbeda satu dan yang lainnya. Ini berhubungan erat dengan tujuan hidup. Besar kecilnya harus disyukuri teman. Temukan pasionmu dari sekarang! Baca juga, Cara menemukan tujuan hidup

15. Pengalaman bekerja

Memiliki pekerjaan adalah sebuah cara untuk belajar bertanggung jawab dengan diri sendiri juga untuk bertanggung jawab atas kehidupan orang lain. Saat melakukan suatu pekerjaan ada banyak hal yang harus kita perhatikan. Tidak saja hanya soal bagaimana menyelesaikannya melainkan juga bagaimana menjalin relasi/ hubungan yang baik dengan para pekerja lainnya.

Dalam satu pekerjaan terdapat beberapa peran yang kita peroleh yang dituangkan dalam tupoksi (tugas pokok dan fungsi) masing-masing. Dari sini kita dapat mengerti bahwa pekerjaan yang dilakukan harus memperhatikan banyak hal agar hasil yang diperoleh menjadi lebih baik baik dalam hal kualitas maupun kuantitas. Melakukan pekerjaan yang tersistem sama dengan mengjari otak kita untuk mengerjakan sesuatu secara bersamaan dengan tetap memperhatikan kaidah tertentu (SPO/ aturan kerja lainnya). Ini akan benar-benar melatih otak anda untuk bisa tumbuh dan berkembang lebih positif.

Cara meningkatkan kedewasaan & Faktor yang mempengaruhinya - Meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja otak

Pengalaman mendorong otak untuk menyesuaikan diri

Itulah semuanya faktor yang mempengaruhi kedewasaan seseorang. Apabila kesemua hal ini di lakukan terus menerus dengan tekun maka otak akan menyesuaikan diri sehingga bekerja lebih efektif dan efisien dalam menanggapi segala rangsangan yang berasal dari luar. Pengalaman yang terus menerus dilakukan secara tidak langsung akan mengasah otak untuk bekerja lebih baik dari hari ke hari. Jadi asah otak tidak hanya diperoleh lewat TTS saja (teka-teki silang). Melainkan dalam semua aktivitas yang dilakukan tidak bisa dilepaskan dari proses berpikir.

Jadi, ketika anda ingin dewasa maka yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut: (1) lebih baik jalani hidup senyatanya, (2) hadapi tekanan sosial, (3) sebisa mungkin hindari mengandalkan orang lain dalam menjalani hidup, (4) mengabaikan hal yang tidak penting, (5) berkonsentrasi pada kebutuhan dan pekerjaan yang ditekuni, (6) menimbang-nimbang dalam hati (berpikir) apa yang harus/ tidak harus dilakukan dan (7) berjuang dalam menghadapi segala tantang dan persoalan hidup sambil menjaga hati tetap bersih. Yakinlah satu saat perubahan itu pasti datang cepat atau lambat, sadar ataupun tidak.

Salam kreatifitas….!

6 comments

  1. […] Iq adalah sebuah keuntungan bagi manusia namun ini juga dapat berdampak negatif jika tidak diiringi dengan proses kedewasaan. Tanpa kedewasaan anda akan mengalami anomali kecerdasan sehingga sangat rentan dengan masalah-masalah sepele. Satu hal yang harus anda pahami bahwa kedewasaan dibangun dari masalah. Semakin banyak anda menemukan dan menyelesaikan persoalan hidup maka semakin dewasa pemikiran anda. Selengkapnya, Faktor yang meningkatkan kedewasaan […]

    Suka

  2. […] Anak jangan dipaksa untuk senantiasa bersikap santai terhadap gangguan indra. Itu seperti buly, fitnah, ejekan, penghinaan, suara keras dan berbagai gangguan sosial lainnya. Ini murni bahwa mereka tidak dapat mengabaikannya karena otak dan indra masih sangat sensitif. Biarkan mereka bereaksi apa adanya. Hanya yang kita harapkan adalah mereka kuat di dalam (menguatkan hati – sabar), tidak berlebihan dan tidak agresif menanggapi semuanya itu. Sakit, sedih dan terkejut biarlah mereka alami sebagai pelajaran hidup untuk masa depannya. Kita berharap suatu saat mereka akan benar-benar dimampukan untuk mengabaikan rasa itu kelak ketika dewasa. Selanjutnya, FAlasan mengapa seseorang menjadi dewasa […]

    Suka

  3. […] Ini adalah kenyataan yang harus diterima apa adanya. Sebab dimasa kanak-kanak indra manusia begitu sensitif. Sehingga ketika terpapar oleh hal-hal tertentu dari luar diri ini, rasa senangnya sangatlah tinggi. Akan tetapi seiring dengan menurunnya hubungan antar sel otak karena faktor usia maka rasa di indrapun menurun dari tahun ke tahun seiring dengan perkembangan kedewasaan seseorang. […]

    Suka

Mohon Kritik & Saran, ini hanya perumpamaan tanpa editor: Anda mengoreksi tulisan ini artinya lebih cerdas dari kami, Selamat!

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.