Orang Dewasa Akan Kehilangan Rasa, Anak-Anak Masih Sensitif – Hanya kebenaranlah yang sejati

Orang dewasa harus kehilangan rasa - Hanya kebenaranlah yang sejati

Kami merasa masih muda. Kuat dan tangguh melewati segala kondisi bahkan yang sulit sekalipun. Tidak menyadari waktu terus berlalu. Lewatnya seperti angin yang bertiup sepoi-sepoi. Tidak dapat kembali lagi. Terus saja ia berhembus entah kemana alam membawanya. Begitulah kita melewati waktu. Apa yang sudah terjadi tidak mungkin kembali lagi. Hanya maaf yang terucap tatkala itu salah. Hanya terimakasih yang diumbar tatkala itu baik.

Terpaku pada nikmat dunia adalah kelemahan

Kekuatan yang kita miliki, anggunnya, indahnya, santunnya dan cerdasnya. Jangan lantas membuat kita lupa diri, tampil dengan angkuh lalu tidak selektif mempraktekkan informasi yang diterima oleh indra. Apa yang kita miliki telah menyenangkan hati sehingga menjadi kurang kritis menanggapi segala sesuatu, istilah kerennya adalah “menjadi tumpul”. Hati-hati nikmat dunia ini jangan sampai mengubah kehidupan anda ke arah yang lebih buruk.

Anak selalu sensitif – arahkan untuk tidak agresif

Saat kami masih kanak-kanak, makan dan minum yang pahit-pahit itu sulit. Seperti minum obat farmasi (kimia) dan obat tradisional (herbal) yang berasal dari tanaman di sekitar kebun seperti daun dan bunga pepaya. Kami baru saja menyadari bahwa semasih kecil indra ini sangat sensitif. Bukan hanya satu indra melainkan semuanya begitu sensitif. Ini mungkin terjadi karena hubungan antara sel otak yang masih kuat satu sama lain. Respon sangat beragam ketika indra diberi rangsangan kecil-besar, tinggi-rendah, halus-lembut. Semuanya tergantung dari hasil pengamatan mereka yang dikagumi (orang tua) dan kebiasaan yang dilakukan sehari-hari. Saksikan juga, Cara mengatasi organ yang terlalu sensitif.

Anak jangan dipaksa untuk senantiasa bersikap santai terhadap gangguan indra. Itu seperti buly, fitnah, ejekan, penghinaan, suara keras dan berbagai gangguan sosial lainnya. Ini murni bahwa mereka tidak dapat mengabaikannya karena otak dan indra masih sangat sensitif. Biarkan mereka bereaksi apa adanya. Hanya yang kita harapkan adalah mereka kuat di dalam (menguatkan hati – sabar), tidak berlebihan dan tidak agresif menanggapi semuanya itu. Sakit, sedih dan terkejut biarlah mereka alami sebagai pelajaran hidup untuk masa depannya. Kita berharap suatu saat mereka akan benar-benar dimampukan untuk mengabaikan rasa itu kelak ketika dewasa. Selanjutnya, FAlasan mengapa seseorang menjadi dewasa

Semakin berumur, indra semakin lemah – Orang dewasa akan kehilangan rasa

Secara fisiologis, kita dimungkinkan untuk kehilangan rasa. Seiring bertambahnya usia, kita memilih. Sehingga hubungan antar sel otak mulai berkurang. Semakin kuat pada pilihan yang biasa dilakukan dan semakin lemah pada sesuatu yang tidak kita anggap penting. Apakah berkurangnya hubungan antar sel otak ini merupakan bagian dari proses kedewasaan berpikir dan penuaan yang dialami oleh setiap orang? Kemungkinan akibatnya adalah daya ingat berkurang dan rasa di indra juga berkurang. Apakah anda juga mengalami hal yang sama?

Semua akan berlalu hanya kebenaranlah yang sejati

Jika dahulu kita merasakan nikmatnya dunia ini “waw banget”, suatu saat kita akan melihat semuanya itu biasa saja. Apabila dulu ada rasa menggebu-gebu saat melakukan sesuatu, bertambahnya umur membuat diri ini memandang rendah sikap itu. Dimasa yang lalu ada suatu rasa yang diiming-imingi/ diimpikan/ dirindui, suatu hari nanti kita menyadari bahwa semua itu hanya berujung kepada kesia-siaan. Begitu fana, nikmatnya tidak seperti dulu lagi. Simak pula, Apa itu kebenaran yang sejati?

Tidak ada lagi yang lebih indah, tentram dan damai daripada melakukan kebenaran yaitu selalu memuliakan nama Tuhan di segala waktu dan mampu menyatakan kasih (kebaikan kebermanfaatan) kepada sesama manusia. Kebaikan semacam ini nikmatnya tidak dirasakan indra melainkan makanan hati. Lagipula semakin dewasa indra mulai lemah, mata mulai kabur, lidah mulai lesu, telinga mulai tuli dan kulit usang. Suatu saat dalam masa tua anda kelak, nikmat yang kita rasakan lewat indra tidak terasa apa-apa. Sakit yang kita rasakan lewat indra telah menguap sama sekali. Senang yang kita rasakan lewat indra telah kehilangan auranya. Bahkan meninggalkan gemerlapnya dunia inipun sudah tidak masalah. Hanya kebenaran yang menguatkan dan menghiburkan hati ini. Itu jugalah yang membuat kita tetap bertahan sampai sekarang. Yakni agar semua orang mengenal kebenaran lewat perbuatan dan perkataan kita. Tanpa kebenaran kita hampa.

Nikmat di Indra terbatas akan tetapi indahnya kebenaran yang kita perbuat salama hidup ini sifatnya kekal dan nikmatnya selamanya.

Salam santun sehat panjang umur!

2 comments

  1. […] Saat usia terus bertambah maka hubungan antara sel otak sudah mulai berkurang sebab kita memilih mana yang penting dan mana yang tidak penting. Reduksi yang terjadi di otak turut mempengaruh rasa di indra. Manisnya gula-gula tak semanis dulu. Pahitnya obat tak sepahit dahulu ketika masih kecil. Perihnya luka di hati tak sesakit ketika masih muda dahulu. Senangnya sebuah moment (misalnya ulang tahun) tak seperti dulu sewaktu masih kecil. seterunya, Mereka yang telah dewasa kehilangan rasa […]

    Suka

Mohon Kritik & Saran, ini hanya perumpamaan tanpa editor: Anda mengoreksi tulisan ini artinya lebih cerdas dari kami, Selamat!

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.