+17 Efek samping kemakmuran bagi kesehatan fisik, mental dan sosial – Jika sudah sejahtera jangan keenakan terus

Efek samping kemakmuran bagi kesehatan fisik, mental dan sosial

Kemakmuran terwujud dari keberuntungan dan kerja keras. Hidup manusia memang berubah-ubah. Apa yang sekarang terlihat biasa saja belum tentu 3, 5, 10 tahun mendatang tetap demikian. Seperti keyakinan banyak orang bahwa “Manusia berputar dalam roda kehidupan, bergantian satu sama lain, terkadang berada di atas dan bukan berarti tidak akan turun ke bawah”. Dalam naik turunnya kehidupan, manusia didorong dalam perubahan mendadak dan ada pula yang melambat sehingga beresiko merusak hidupnya sendiri maupun hidup orang lain.

Perubahan biasa, hanya seseorang mungkin belum terbiasa sampai-sampai ia kehilangan akal sehat setelah mengalaminya. Harus dipahami bahwa hidup ini butuh konsistensi. Tanpa integritas yang berkelanjutan akan tercipta instabilitas/ ketidakseimbangan baik dari sisi kesehatan, psikologi dan hubungan sosial dimasyarakat. Mereka yang kurang bijak cenderung menampung semuanya seorang diri (serakah) sehingga terjadi kelebihan kapasitas yang mendorongnya dalam jurang kehancuran.

Kesejahteraan hidup dipengaruhi oleh

Kemakmuran berhubungan erat dengan efisiensi dan efektifitas dari aktivitas yang dilakukan dalam menjalani hari demi hari. Misalnya saja :

  1. Jam kerja yang lebih singkat waktunya namun penghasilan tetap,
  2. Penggunaan tenaga (kekuatan fisik) yang lebih hemat namun yang didapatkan masih sama dengan sebelumnya,
  3. Penggunaan teknologi memudahkan pekerjaan dan memberikan hasil yang lebih maksimal.
  4. Pemanfaatan kekuatan alam (sumber daya alam) untuk mendukung kehidupan manusia (misalnya predator alami untuk membasmi hama, pemanfaatan hujan sebagai pupuk, pemanfaatan angin dalam proses penyerbukan, dan lain-lain),
  5. Aplikasi ilmu pengetahuan pada akhirnya membuat hidup lebih baik dan lebih maju.

Selanjutnya kita akan membahas efek samping hidup yang sudah sejahtera ( kemakmuran ) bagi kehidupan kita secara keseluruhan.

Bahaya kesejahteraan bagi kesehatan fisik

Apabila segalanya sudah tercukupi (bukan melimpah tapi merasa cukup), orang mulai berpikiran untuk menikmatinya tanpa ada satupun yang ditinggalkan dengan sia-sia. pemikiran ini muncul dalam artian agar situasi yang sedang berlangsung dapat dimanfaatkan sebaik mungkin untuk menyenangkan lidah. Pada sikon (situasi & kondis) tertentu terdapat lebih banyak kuliner yang siap santap di rumah, misalnya saat bulan Ramadhan, Natal, tahum baru, pesta pernikahan, hajatan dan hari-hari besar/ keramaian/ spesial lainnya.

Mari kita bahas sejenak, adakah hubungan antara porsi makan terhadap kesejahteraan? Seharusnya semakin sejahtera seseorang semakin efisien dan efektif aktivitas yang dilakukannya sehingga porsi makanpun harus dikurangi.

Lidah yang tidak bisa dikendalikan akan memancing rasa yang dibius oleh penglihatan, penciuman dan pendengaran. Keingingan untuk makan sepuasnya tidak bisa ditahan-tahan, mumpung ada kesempatan baik. Sikawan tidak sadar bahwa perubahan drastis yang mendadak dapat menimbulkan penyakit metabolisme akut dan kronis. Berikut ini penyakit yang timbul karenanya :

  1. Sakit gigi. Terlalu sering makan membuat jumlah bakteri dalam gigi bertambah. Angka kuman yang meningkat akan menimbulkan rasa nyeri karena produk asam yang dihasilkan lewat metabolisme kuman.
  2. Kolesterol tinggi. Naiknya jumlah/ porsi makanan yang di konsumsi menyebabkan sakit kepala dan pusiang karena tingginya kadar kolesterol dalam darah.
  3. Penyakit gula. Akibat porsi makan yang terus meningkat membuat kadar gula dalam darah mengalami peningkatan yang sangat signifikan dan tidak normal.
  4. Asam urat. Hilang timbulnya penyakit nyeri sendi disebabkan oleh kadar asam urat dalam darah yang melewati ambang batas normal.
  5. Darah tinggi. Bisikositas/ kekentalan darah yang meningkat akibat kandungan gizi yang berlebihan akan menyebabkan tingginya tekanan darah diperparah lagi dengan adanya penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah.
  6. Penebalan dinding arteri (arterosklerosis) yang menyokong asupan nutrisi dan oksigen untuk organ ini hilang fungsi (malfungsion) sehingga beresiko membuat jantung berhenti mendadak.
  7. Impo*en. Sama seperti sebelumnya dimana telah terjadi penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah yang menuju ke organ intim ditambah lagi oleh pengentalan darah yang disebabkan kelebihan nutrisi (lemak dan gula). Hal ini membuat aliran darah yang menuju ke sana terhambat/ tertahan yang menyebabkan lemah syawat.
  8. Kema*ian. Apabila pola makan tidak dijaga ditambah lagi dengan porsi makan yang melebihi kemampuan beraktivitas sehari-hari akan menyebabkan penumpukan nutrisi yang beresiko membunuh anda lewat penyakit metabolisme yang sudah kronis.

Hidup menjadi lebih efisien dan efektif saat seseorang sudah sejahtera sehingga penggunaan kekuatan fisik dalam bekerja dan beraktivitas jauh lebih sedikit (hemat). Oleh karena kegiatan yang lebih minim maka sudah seharusnya apa yang dimasukkan kedalam mulut (dikonsumsi) juga lebih sedikit sehingga terjadi keseimbangan antara jumlah yang masuk dengan apa yang keluar.

Dampak buruk hidup yang berkecukupan terhadap kesehatan psikis (psikologi)

Kesehatan secara psikologi sangat dipengaruhi oleh kelimpahan yang dialami manusia. Dengan apa yang ada padanya sesorang dapat melakukan apa saja yang diinginkan hatinya. Beberapa orang meyakini, untuk membaca kepribadian seseorang berikanlah dia sejumlah uang, kemudian amati apa yang terjadi. Berikut sisi buruk dari keadaan ini.

  1. Menjadi lebih egois. Lebih mementingkan diri sendiri dan tidak mau peduli dengan orang lain.
  2. Menjadi lebih pemarah. Lebih suka marah-marah saat muncul berbagai tekanan kehidupan.
  3. Sangat konsumtif. Mereka lebih suka membeli dan menggunakan lagi dan lagi tanpa berpikir untuk bagaimana caranya menghasilkan sesuatu.
  4. Sangat manipulatif. Seseorang lebih senang menyelesaikan masalah dengan cara-cara kotor, misalnya dengan mengandalkan deking, jabatan yang diemban dan materi yang dimiliki.
  5. Lebih mencintai materi, jabatan dan gemerlapan dunia daripada keluarga apalagi Tuhan. Cinta yang terlalu besar terhadap materi membuat kita melupakan keluarga terutama Sang Pencipta.
  6. Ketakutan dan kekuatiran kehilangan segalanya. Kelimpahan yang ada di depan mata membuat kita terus berpikir untuk mempertahankannya sekalipun dengan cara-cara yang tidak halal/ tidak benar.
  7. Mudah stres. Pada akhirnya orang yang sudah berkecukupan lebih lembek saat menghadapi tekanan kehidupan yang datang tanpa sepengetahuannya secara mendadak.

Keadaan yang sudah berada jangan sampai membuat kita menjadi manja. Apabila ada masalah lebih senang berlindung dibalik materi, jabatan, deking dan gadget, smartpone yang dimiliki. Hadapi masalahmu dengan kepala dingin, transparan, jujur dan berkelanjutan kemudian tanggung resiko dari perbuatan sendiri : ini baru gentleman namanya!

Akibat kemakmuran terhadap kehidupan sosial seseorang

Segala kemudahan yang sudah ada membuat orang lebih senang bergaul karib dengan benda mati (smartphone, gadget, laptop dan barang elektronik lainnya) daripada berbaur dengan orang-orang disekitarnya. Inilah akibatnya ketika manusia lebih senang berlama-lama dengan benda mati.

  1. Komunikasi mati gaya di depan orang lain. Tidak dapat berkomunikasi dengan lancar dengan sesama.
  2. Kurang peka terhadap lingkungan. Mereka susah memahami lingkungan, saat orang lain bersedih mereka malah tertawa, saat orang lain tertawa mereka malah marah-marah.
  3. Kurang mahir mengungkapkan isi hati kepada orang lain. Kemungkinan karena lebih senang bergaul dengan benda mati yang pasif, abstrak dan tidak melawan membuat mereka sulit menghadapi sesama yang lebih aktif, agresif dan tidak bisa ditebak.
  4. Mudah terganggu. Gangguan minim saat kita di depan smartphone, gadget, televisi atau barang elektronik lainnya. Lain halnya ketika kita berbaur dengan orang lain dimana kemungkinan mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan lebih besar.
  5. Gugup di depan umum. Mengalami demam panggung saat mengambil peran untuk menyampaikan aspirasi di depan.
  6. Komunikasi pergaulan cenderung kepada “hai orang-orang perhatikan saya! akan tetapi enggan untuk memperhatikan dan mendengarkan orang lain.
  7. Memiliki kecenderungan “Out of topic saat berkomunikasi dengan masyarakat, kelompok, golongan dan organisasi tertentu.

Apabila kita sudah punya segalanya di dalam rumah, jangan menganggap kita tidak butuh sosialisasi sebab banyak pelajaran dan pemahaman baru yang kita petik dari sana.

Tidak ada masalah terhadap kemakmuran. Itu karunia dari Sang Pencipta. Tapi jangan sampai kita kehilangan tempat pijakan di bumi lalu melayang terus. Hati-hati, resiko terjun bebas itu sangat menyakitkan. Jadilah orang sejahtera yang bijak, semakin diberkati semakin rendah hati. Selanjutnya, Dampak negatif kesejahteraan terhadap lingkungan hidup

Salam keberkahan takkan berakhir!

1 comments

  1. […] Sebelumnya, kita telah membahas bersama apa-apa saja dampak negatif kemakmuran terhadap kepribadian dan kehidupan sosial seseorang. Apapun bentuknya, jika sumber daya yang kita gunakan tidak tepat guna dan terkesan lebay berpotensi negatif merusak diri sendiri, orang lain dan juga lingkungan hidup. Bijaklah dalam kesejahteraanmu. Selengkapnya, Dampak buruk kemakmuran terhadap kesehatan fisik, mental dan sosial […]

    Suka

Mohon Kritik & Saran, ini hanya perumpamaan tanpa editor: Anda mengoreksi tulisan ini artinya lebih cerdas dari kami, Selamat!

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.