10 Alasan Menikmati Hidup Fluktuatif (Naik-Turun) Agar Indahnya Hidup Tetap Terasa Garing

Alasan Menikmati Hidup Fluktuatif (Naik-Turun) Agar Indahnya Hidup Tetap Terasa Garing

Kita suka berburu kepuasan

Manusia adalah penggila kepuasan. Andai kata kita berkunjung ke setiap universitas di negeri ini, pastilah pernah ada mahasiswanya yang meneliti tentang kepuasan. Demikianlah kita sangat mencari-cari berbagai keunikan di segala penjuru untuk menemukan hal tersebut. Bahkan mungkin saja ada di antara kita yang rela memburunya hingga keluar negeri negeri. Ini mungkin saja bila dilakukan terserah berapapun biaya yang diperlukan untuk itu. Masalahnya sekarang adalah “apakah anda menemukan rasa puas itu?” Tentu saja dapat, ya otomatis, masakan uang habis segitunya tetapi tidak dapat apa-apa? Tetapi selalu sadarilah bahwa semua hal tersebut hanyalah sementara saja (sesaat).

Konsumsi materi terbatas sedang otak kita butuh sesuatu yang terus menerus

Semahal, seindah, semewah dan seelegan apapun materi yang kita miliki, selalu pahami bahwa semuanya itu hanyalah sementara saja. Bahkan beberapa di antaranya hanya berlangsung dalam hitungan detik. Mereka yang sudah cerdas dan mampu memahami kenyataan tersebut akhirnya akan menikmati materi seadanya saja. Sebab “kebutuhan otak akan kepuasan sifatnya terus-menerus, tiada henti dan tidak pernah berakhir.” Itulah penyebabnya, kita tidak pernah puas dengan mengonsumsi materi. Tetapi saat hidup ini difokuskan untuk melakukan kebenaran hakiki, alhasil hati semakin adem saja dan jiwapun akan menemukan tempat untuk berlabuh. Tidak ada lagi kata-kata yang syarat dengan ketidakpuasan sebab pikiran telah penuh (lengkap).

Mewah, mahal, enak terus-menerus tidak baik

Hidup ini sebenarnya indah. Sayang beberapa orang telah salah kaprah dalam menilai keindahan. Mereka berpikir bahwa hal tersebut berbicara tentang sesuatu yang mewah, mahal dan elegan. Padahal saat hidup kita hanya berkutat di situ-situ saja, rasa indahnya akan menguap bahkan menjadi basi. Oleh karena itu, penting sekali untuk menempatkan diri di bawah garis kemiskinan secara terjadwal. Mengkonsumsi sesuatu yang serba sedikit, serba murah-meriah dan menurun di bawah standar. Kita perlu sesekali berada di posisi dasar menikmati rasa agar indra diuji sekaligus dilatih agar tetap kentara dengan berbagai rasa. Justru dalam aneka rasa inilah manusia akan menemukan keindahan sejati.

Kita perlu merendah agar indahnya rasa tetap garing

Aneka rasa yang kami maksudkan bukan semata-mata berbeda jenis, misalnya dalam hal perbedaan rasa buah-buahan. Namun yang kami maksudkan adalah suatu sensasi yang lebih rendah karena harganya yang murah dengan rasa yang hampir tawar. Sedang pada titik kehidupan lainnya, andapun perlu mengkonsumsi sesuatu yang bernilai baik dengan harga yang lumayan. Naik-turunnya rasa inilah yang menimbulkan sensasi indah bagi kehidupan. Ini dilakukan untuk membuat rasa di indra kian bergetar. Tidak hanya melaju dalam satu jenis materi yang berasa sama terus-menerus. Melainkan kita perlu mengkonsumsi sesuatu secara fluktuatif agar panca indra tetap bergoyang yang membuat nilai keindahan itu tetap terasa nyata walau hanya sesaat saja.

Beberapa orang mengartikan rasa yang merendah ini dengan mengkonsumsi sesuatu yang harganya lebih ringan di kantong. Apa yang dapat dibeli dengan harga paling murah untuk kembali merasakan sesuatu yang berada di lapisan terbawah. Cara lainnya untuk merendahkan pencitraan indra adalah dengan berpuasa. Cara semacam ini telah menjadi kebiasaan kebanyakan orang untuk belajar mengendalikan diri. Pola penurunan fungsi semacam ini menjadi salah satu cara untuk membuat indra tetap sehat. Sekalipun anda telah menurunkan nilai materi yang dicicipi dan melakukan puasa, itu tetap tidak membuat puas hati ini. Kembali lagi, untuk memuaskan hati yang diperlukan adalah kasihilah Tuhan seutuhnya dan kasihilah sesama seperti diri sendiri.

Perumpamaan tentang betapa pentingnya menikmati materi secara fluktuasi

Laboratorium memiliki berbagai alat yang digunakan untuk melakukan berbagai analisis dan pengujian terhadap suatu sampel. Ada satu tahapan awal yang dilakukan terhadap berbagai alat tersebut agar presisi dan akurasinya selalu tepat, yakni kontrol kualitas. Pekerjaan menjaga kualitas ini selalu dilakukan setiap pagi sesaat sebelum alat tersebut digunakan. Tahapan yang dilakukan adalah menguji blanko, standar, sampel nilai tertinggi dan sampel nilai terendah. Proses ini dilakukan semata-mata untuk membuat alat tersebut tetap sensitif dan tidak kehilangan kemampuan analisisnya sekalipun telah digunakan selama beberapa waktu lamanya. Demikianlah seharusnya kita memperlakukan indra masing-masing.

Agar indra tetap sensitif, kita perlu melakukan berbagai penanganan yang sifatnya naik turun. Jangan hanya berkutat mengkonsumsi sesuatu yang mahal, mewah dan enak rasanya sebab keadaan ini justru membuat manusia mengalami kejemuan rasa di indra. Bila terus-menerus dikonsumsi besar kemungkinan semuanya akan berangsur memudar, kelu dan hilang sama sekali. Mereka yang tidak bisa mengendalikan dirinya akan mengkonsumsi sesuatu yang lebih bernilai sebab pikirnya itu lebih baik. Tetapi orang yang cerdas akan melakukan kontrol kualitas dengan menurunkan nilai konsumsi pada hal-hal yang murah-meriah dan berpuasa untuk mengembalikan fungsi indra agar tetap baik adanya.

Pengertian

Menikmati hidup secara fluktuatif adalah suatu pola konsumsi materi yang tidak melulu berada dalam keadaan konstan tetapi bergerak dari atas ke bawah secara bergantian untuk membuat fungsi indra selalu berada dalam kondisi prima. Kebiasaan menikmati hidup secara fluktuatif dilakukan juga untuk menjaga fungsi organ tersebut selalu sehat dan sensitif adanya. Orang yang kondisi indranya tetap terjaga dimampukan untuk merasakan setiap suasana yang baik dan buruk namun tetap puas dalam memberikan penilaian. Ketahuilah bahwa pahit-manisnya sesuatu tergantung dari pencitraan yang dilakukan indra sedangkan rasa puas sangat tergantung dari suasana hati seseorang. Artinya, sekalipun rasa di indra sangat nikmat, bila hati berada dalam suasana buruk, kepuasannya pasti rendah. Demikian juga, walaupun apa yang dicicipi berasa sangat jelek, bila suasana hati sedang bagus-bagusnya, pastilah kepuasannya akan membaik.

Faktor penyebab menikmati hidup itu harus naik-turun (fluktuatif)

Segala sesuatu di bumi ini bergerak bahkan tidak ada satupun yang diam di seluruh alam semesta. Tanda khusus yang menunjukkan bahwa sesuatu sedang aktif bergerak adalah timbulnya getaran. Benda yang bergetar tidak dapat diamati secara kasat mata tetapi secara kasar hal tersebut seperti gelombang air laut yang bergulung-gulung menuju ke pinggir pantai. Tidak pernah terjadi, gelombang itu datar-datar saja bahkan seluruh permukaan air laut selalu berada dalam posisi bergelombang. Hanya saja bagian yang kencangnya terjadi di sekitar pinggir pantai. Bukankah semuanya ini terjadi akibat rotasi bumi? Demikianlah segala sesuatu di bumi ini pasti bergerak naik turun untuk menunjukkan bahwa sesuatu tetap hidup termasuk dalam hal ini adalah indra.

Berikut ini akan kami jelaskan beberapa alasan mengapa kita perlu menikmati hidup secara fluktuatif.

  1. Otak tidak ada hubungannya dengan materi.

    Otak manusia hanya terdiri dari sel-sel syaraf yang terhubung satu sama lain. Untuk menghantarkan suatu rangsangan dibutuhkan energi listrik berkekuatan sangat rendah. Jadi saat indra mencitrakan sesuatu yang terjadi di dalam pikiran manusia adalah timbul gerak listrik berkekuatan rendah untuk menyampaikan rangsangan tersebut ke otak. Apapun yang dicitrakan oleh indra (semahal, semewah dan seenak apapun) tetap saja yang dialirkan adalah gerak listrik berkekuatan sangat rendah.

    Jadi, saat anda mengkonsumsi sesuatu, barang tersebut tidak masuk ke dalam otak anda. Satu-satunya yang masuk dan disampaikan ke dalam otak adalah aliran listrik berkekuatan sangat rendah. Oleh karena itu, sering sekali terjadi fluktuasi rasa tergantung seberapa banyak otak terpengaruh oleh konsumsi yang dilakukan. Saat yang mempengaruhi otak ada banyak, misal saat menonton televisi dimana yang terpengaruh adalah indra penglihatan dan penciuman, ada kemungkinan kepuasannya tinggi. Tetapi saat yang dikonsumsi hanya menyangkut satu indra (misal saat memakan sesuatu), ada kemungkinan kepuasan yang dialami rendah.

    Semuanya ini tergantung dari manajemen pengelolaan suasana hati. Saat kita mampu mengelola berbagai aktivitas yang dilakukan dengan baik, tepat saat itulah rasa puas, damai, bahagia dan tenteram sangat nyata di dalam hati. Oleh karena itu, lakukanlah aktivitas positif: fokuskan pikiran kepada Tuhan dalam doa, firman dan nyanyian pujian untuk kemuliaan nama-Nya. Juga bisa dilakukan dengan bekerja dan belajar sesuai dengan bidang masing-masing.

  2. Kita tidak selalu (setiap waktu) melakukan konsumsi.

    Satu-satunya penghubung antara otak dan materi adalah indra manusia itu sendiri. Biar bagaimanapun kemewahan, kemahalan dan kenyamanan suatu suatu barang tetap saja hal tersebut tidak akan mampu tetap berada di dalam hati. Hanya ketika paparan berlangsung dan saat kejadian tersebut di ingat-ingat, kenikmatan yang kita temukan juga akan terasa baik adanya. Setelah kontak dengan objek berakhir maka berakhir juga rasa yang ada di dalam hati. Jadi tepat saat itulah suasana hati akan kembali turun (down) ke posisi paling bawah, kecuali anda memiliki penyemangat khusus.

    Secara tidak langsung keadaan ini menunjukkan betapa fluktuatifnya rasa di sekitar indra manusia. Saat aktivitas konsumsi sedang berlangsung, kenikmatan di dalam hati akan terbentuk sedang saat konsumsi berhenti, semua yang nikmat itu akan hilang. Dari sini saja, sudah jelas betapa naik turunnya rasa di indra. Sadarilah bahwa dengan menggantungkan kepuasan lewat konsumsi materi, tepat saat itu juga rasa puas dalam hidup tidak konsisten. Oleh karena itu, berusahalah untuk tidak menggantungkan kepuasan, kedamaian, kebahagiaan dan ketenteraman hati kepada konsumsi duniawi, ini bisa membuat suasana hati kita cenderung tidak tenang.

    Satu-satunya hal yang bisa selalu dilakukan adalah aktivitas positif, yaitu memfokuskan pikiran kepada Tuhan (doa, firman, nyanyian pujian), belajar dan bekerja. Aktivitas positif semacam inilah yang membuat suasana hati tetap tenang dan tenteram secara terus-menerus.

  3. Manusia senantiasa berubah (dinamis).

    Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dari waktu ke waktu. Jangankan perkembangan dalam hal fisik, perkembangan juga terjadi dalam hal emosi atau mental masing-masing orang. Semua keadaan ini menunjukkan bahwa rasa yang saat ini kita citrakan bisa saja berubah lebih baik atau malah lebih buruk di masa depan. Semuanya tergantung dari & ke arah mana perkembangan itu akan dibawa. Oleh karena itu, untuk menjaga kekuatan rasa di indra tidak mengalami kelesuan, perlu menikmati sesuatu secara fluktuatif.

    Saat sesuatu yang dinamis dipertemukan dengan yang datar-datar saja pastilah akan timbul ketidakcocokan. Akan tetapi, saat anda menikmati hidup secara naik-turun akan sejalan dengan kehidupan manusia yang senantiasa penuh dengan dinamika dari waktu ke waktu.

  4. Untuk puas dan bahagia harus aktif yang identik dengan naik-turun.

    Seperti yang kami katakan pada tulisan yang sebelumnya bahwa kebahagiaan manusia sangat tergantung dari aktivitas yang dilakukannya dari waktu ke waktu. Demikian halnya juga dengan kepuasan, asal saja hatinya telah dibersihkan dari berbagai hawa nafsu duniawi. Sebab saat apa yang kita inginkan tidak dapat & tidak mampu tercapai, tepat saat itu jugalah rasa bahagia dan puas semakin jauh dari dalam hati.

    Salah satu pertanda bahwa sesuatu sedang aktif adalah dengan timbulnya getaran. Gelombang yang senantiasa bergetar sifatnya naik-turun, yaitu dari atas ke bawah secara bergantian. Demikian jugalah rasa di indra harus senantiasa bergerak fluktuatif, tidak melulu di atas terus atau tidak hanya bergerak di bawah saja atau bergerak dari yang enak ke pahit, mahal ke murah dan lain-lain. Melainkan terjadi secara silih berganti dari waktu ke waktu.

  5. Melatih indra tetap sensitif.

    Jika peralatan berteknologi canggih saja melakukan pemantapan mutu untuk menjaga presisi dan akurasi hasil pemeriksaan maka demikian jugalah dengan manusia itu sendiri. Reseptor penerima rangsang di indra harus senantiasa disegarkan dengan melakukan kontrol kualitas. Yang pertama-tama dilakukan untuk menjaga sensitifitas indra tetap baik adalah dengan mengkonsumsi sesuatu yang nilainya murah, tidak enak (pahit) dan tidak populer. Poin ke dua untuk membuatnya tetap peka adalah dengan berpuasa, baik puasa total maupun puasa sebagian. Silahkan lakukanlah aktivitas ini secara rutin sehingga kesegaran panca indra tetap terjaga baik sampai kakek-nenek/ sampai ubanan sekalipun.

    Ketahuilah bahwa pada satu titik, rasa di indra akan menjadi kelu karena sudah terlalu sering dinikmati. Saat sesuatu menjadi kelu, tidak ada lagi penilaian yang baik di sana sebab semuanya terasa hambar. Oleh karena itu, nikmatilah hidup secara naik-turun (fluktuatif) agar rasa hambar tidak segera menyambar.

  6. Agar kita lebih menghargai berkat yang dianugerahkan Allah.

    Mungkin ada orang yang membuang-buang nasi dan lauknya begitu saja karena menganggap bahwa hal tersebut tidak enak. Ada pula yang enggan untuk mengkonsumsi hal tertentu karena menganggapnya terlalu cemen. Tetapi saat kita sudah terbiasa mengkonsumsi ikan asin, terasi dan garam, pastilah lebih menghargai saat orang lain menyodorkan telur atau ikan alakadarnya (simple).

    Mereka yang selalu mengkonsumsi makanan yang mewah, lezat dan berkelas; saat Ibu di rumah salah masak/ salah resep sedikit saja pasti maunya makan di luar saja. Tidak demikian dengan orang yang sudah berlatih untuk belajar mencicipi hal-hal yang sederhana. Mereka akan tetap mengkonsumsi makanan tersebut dengan caranya sendiri, setidak-tidaknya untuk menghargai perasaan orang lain.

  7. Membantu mengendalikan diri.

    Apa yang anda lakukan ketika seseorang menyodorkan hal yang tidak disukai? Ada orang yang bereaksi secara berlebihan (amit-amit, idih, iseh….) karena ditawari dengan sesuatu yang menurutnya rendahan. Akan tetapi, mereka yang sudah terbiasa mengkonsumsi sesuatu secara fluktuatif, akan dimampukan untuk bersikap santai tanpa mengeluarkan komentar yang berlebihan.

    Saat kita belajar menyelami sesuatu yang rendah, sikap sombong dan lebay turut dikikis sehingga mampu menjauhkan diri dari kata-kata kasar terhadap orang lain. Ini adalah salah satu cara untuk mengendalikan diri agar sikap senantiasa santun kepada sesama. Juga dimampukan untuk menghargai mereka yang hidupnya sedang kurang beruntung.

  8. Untuk melatih kecerdasan menyesuaikan diri.

    Salah satu faktor penting mengapa kita perlu mengkonsumsi materi secara naik turun adalah agar semakin mahir dalam menyesuaikan diri. Kita harus paham betul bahwa di dalam kehidupan ini ada yang namanya masa-masa terburuk, bila tidak siap menghadapi masa tersebut, ada kemungkinan mudah mengalami stres, pikiran kusut, marah-marah tidak jelas dan melakukan kekerasan lainnya. Oleh karena itu, berupaya untuk mencicipi rasa terburuk dalam kehidupan agar kita lebih luwes dalam menyesuaikan diri saat ditempatkan pada situasi yang kurang menguntungkan.

    Misalnya saja saat berkunjung ke suatu tempat, yang tersedia apa adanya hanya sesuatu yang sangat sederhana. Apakah kita sudah siap untuk mengkonsumsi hal tersebut atau memilih untuk mempertahankan sikap angkuh dengan mempertahankan gengsi? Setiap kelihaian beradaptasi menandakan tingkat kecerdasan dan kerendahan hati yang lebih baik. Baca-baca ya, Adaptasi adalah evolusi yang sebenarnya.

  9. Kecanduan terhadap materi dikebiri.

    Tak terbayang rasanya, bagaimana hidup ini jika kita menggantungkannya pada hal-hal yang fana. Hidup mungkin semakin terasa dangkal sebab kemampuan finansial tidak mendukung keinginan yang besar. Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa kecanduan terhadap materi beresiko mendorong kita untuk menginginkan sesuatu yang bernilai lebih dan lebih lagi. Padahal kemampuan ekonomi terbatas untuk memenuhi semuanya itu. Keadaan ini bisa saja mendorong seseorang untuk melakukan praktek KKN demi memenuhi nafsu yang tinggi terhadap kenikmatan dan kemuliaan duniawi yang lebih.

  10. Kepuasan dapat diobati dengan melakukan aktivitas positif.

    Baik bagi kita untuk mulai berpikir jernih dengan mengeluarkan dari dalam otak semua asumsi yang menyatakan bahwa segala kepuasan, kedamaian, kebahagiaan dan ketenteraman hati berasal dari kenikmatan dan kemuliaan duniawi. Sadarilah bahwa semuanya itu terjadi secara fluktuatif, kadang naik dan kadang turun, kedang gelap dan kadang terang. Oleh karena itu, marilah mulai belajar membiasakan diri dengan situasi semacam itu. Nikmati juga sesuatu yang nilainya cukup murah, kurang enak dan tidak populer; berupaya menemukan rasa puas dari sana dengan tetap bersyukur dan bernyanyi memuliakan Tuhan. Sekalipun yang dikonsumsi agak mahal, enak dan mewah, tetaplah kibarkan rasa syukur itu di dalam hati.

    Kepuasanya, kedamaian, kebahagiaan dan ketenteraman yang seutuhnya konsisten hanya kita dapatkan lewat aktivitas positif. Fokuskan pikiran selalu kepada Tuhan dalam doa, membaca-mendengar-mempelajari firman dan bernyanyi memuliakan nama Tuhan. Juga lakukanlah kebaikan kepada sesama lewat pelajaran dan pekerjaan yang dilakukan dari waktu ke waktu, dimulai dari hal kecil (ramah tamah) dalam keluarga sendiri. Jalan juga kemari teman, Manusia kurang cerdas ditipu oleh indranya.

Harap diingat bahwa hal-hal materi selalu bersifat fluktuatif tetapi berusahalah untuk bersikap konsisten. Memang kita adalah manusia yang penuh khilaf tetapi berusalahan menjadi orang yang selalu berintegritas di segala situasi dan kondisi. Mereka yang sudah dewasa dan mampu memimpin dirinya dengan bijak akan dimampukan untuk konsisten walau sesekali teledor kecil (khilaf/ tidak sadar) adalah hal biasa.

Indra kita senantiasa bergetar sehingga sangat membutuhkan sensasi rasa yang sifatnya naik turun. Jangan melulu mengkonsumsi sesuatu yang mahal, enak dan mewah; kebiasaan ini justru membuat rasa nikmatnya menjadi hambar. Hindari terlalu sering mengkonsumsi kenikmatan dan kemuliaan duniawi melainkan (a) ambil tenggak waktu sedikit lebih jauh, (b) konsumsi juga yang rasanya buruk-buruk dan (c) lakukan puasa. Aktivitas menyelam ke bawah semacam ini berfungsi sebagai kalibrator untuk membuat indra tetap segar menyengat saat menikmati hidup. Harap diperhatikan bahwa konsumsi materi tidak dapat terus-menerus menghasilkan kepuasan dan kebahagiaan. Satu-satunya yang menghasilkan kedamaian dan ketenteraman hati yang sifatnya konsisten adalah dengan fokus kepada Tuhan (doa, firman, nyanyian) dan berbagi kasih kepada sesama lewat pelajaran dan pekerjaan yang ditekuni di setiap hembusan nafas ini. Simak juga teman, Berbagai bentuk gangguan di indra.

Salam, Nikmati gemerlapan duniawi fluktuatif,
agar syaraf indra tetap bekerja efektif.
Kepuasan & kebahagiaan duniawi bersifat delusif.
Damai & tenteramnya kebenaran sejati impresif
!

2 comments

Mohon Kritik & Saran, ini hanya perumpamaan tanpa editor: Anda mengoreksi tulisan ini artinya lebih cerdas dari kami, Selamat!

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.