Pengertian, Tujuan & Manfaat Keadilan Sosial – Kesetaraan Kunci Persatuan

Pengertian, Tujuan & Manfaat Keadilan Sosial Kesetaraan Manusia Adalah Kunci Persatuan

Bumi tempat kita berpijak sungguh teramat subur, dari ketinggian hingga kedalaman bersih menyegarkan. Beranjak dari ufuk timur hingga ke barat mempesona setiap mata yang memandang. Berjalan dari utara ke selatan menawarkan berjuta kekayaan alam. Semuanya itu tersedia secara gratis, siapapun yang memiliki kemampuan sumber daya manusia yang memadai dapat memanfaatkannya. Bukankah dengan demikian seharusnya kita menjadi bangsa yang makmur dari yang kecil hingga besar maupun yang tinggi hingga rendah juga yang tua hingga muda.Seharusnya mencicipi kemakmuran yang sama tanpa ada perbedaan yang signifikan.

Pengertian keadilan sosial

Adil adalah (1) sama berat; tidak berat sebelah; tidak memihak; (2) berpihak kepada yang benar; berpegang pada kebenaran; (3) sepatutnya; tidak sewenang-wenang. Sedangkan keadilan sosial adalah kerja sama untuk menghasilkan masyarakat yang bersatu secara organis sehingga setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama dan nyata untuk tumbuh dan belajar hidup pada kemampuan aslinya (KBBI Luring). Menurut kami, keadilan sosial adalah wujud kebersamaan di dalam masyarakat dimana masing-masing anggotanya setara satu sama lain dalam perolehan sumber daya sekalipun mereka menjalankan fungsi (peran) yang berbeda. Setara dalam hal ini tidak ditakar dari secara individu tetapi diukur dari skala keluarga. Namanya juga adil secara sosial dimana unit sosial terkecil berada dalam keluarga.

Tujuan

Mengapa setiap kelompok masyarakat membutuhkan yang namanya kesetaraan? Apa sebenarnya tujuan utama dari paham tersebut? Tujuan utama dari keadilan sosial adalah menjalin erat rasa kegotong royongan antar warga. Kebersamaan dibutuhkan untuk menanggung beban yang berat di tengah perkembangan zaman yang pesat. Ada roda kehidupan yang harus digerakkan secara gotong-royong sehingga masing-masing orang di dalamnya mampu menikmati sumber daya yang tersedia. Dengan demikian, diharapkan agar setiap orang memberi kontribusi positif terhadap kemajuan sistem. Berikut ini akan kami tampilkan beberapa maksud dan tujuan membina masyarakat yang berkeadilan sosial.

  1. Menjalin kebersamaan di dalam perbedaan.

    Setiap manusia dilahirkan berbeda bahkan bayi kembar sekalipun akan memiliki selisih dalam hal kepribadiannya. Demikian juga masyarakat yang majemuk bisa dipecah-pecah lewat berbagai sudut pandang tetapi kesetaraan mempersatukan semua hal yang berbeda tersebut.

  2. Menjalankan roda kehidupan.

    Hidup tidak pernah tenang, terus berputar pada sumbunya sehingga sudah seharunya masing-masing kita mengambil peran yang berbeda untuk mewujudkan tujuan bersama. Adalah kebahagiaan yang kita temukan saat bisa bermanfaat bagi kehidupan orang lain.

  3. Mengarahkan manusia pada bakatnya.

    Setiap orang memiliki potensi yang berbeda-beda satu sama lain. Lewat kemampuan inilah kita bisa bekerja sama sehingga sistem menjadi lengkap untuk mencapai tujuan bersama. Sistem yang adil memberikan kesempatan yang sama bagi tiap-tiap orang untuk mengembangkan potensinya untuk bermanfaat bagi sesama dan bagi diri sendiri juga.

  4. Mensejahterakan masyarakat tanpa terkecuali.

    Setiap orang ingin hidup sejahtera, saat bekerja sama kita mampu mencapai hal tersebut. Sebab ada peran masing-masing orang untuk saling membangun kehidupan satu sama lain.

  5. Meminimalisir konflik (damai).

    Semakin minim rasa iri hati karena kesetaraan sumber daya yang dimiliki masing-masing orang maka semakin minim angka persaingan yang membatasi perselisihan antar manusia. Tetapi bukan dalam artian tidak ada tekanan berupa ujian sosial sama sekali.

  6. Membuat masyarakat bahagia.

    Jika biasanya para kapitalis mencapai kebahagiaan masyarakat dengan memberikan sejumlah uang yang lebih besar dari orang lain, di dalam masyarakat yang setara kebersamaan itu sudah bisa membuat manusia bahagia. Membiasakan diri untuk bermanfaat saat bekerja sama juga akan membuat hati bahagia.

  7. Menciptakan masyarakat yang kuat.

    Kekuatan manusia yang sesungguhnya bukan berasal dari fisiknya tetapi bersumber dari dalam hati masing-masing orang. Latihan semacam ini hanya diperoleh dari ujian kehidupan yang berlangsung selama seseorang berinteraksi dengan sesamanya. Ujian sosial bisa saja terjadi karena pengaruh kekhilafan atau bisa juga merupakan pencobaan yang terencana yang dilakukan sistem untuk memperkuat mental anggota-anggotanya.

  8. Menjamin keberadaan sumber daya dari generasi ke generasi.

    Sumber daya yang terjaga dari waktu ke waktu adalah sebuah berkah yang luar biasa dari perwujudan kebersamaan yang terintegrasi penuh. Sebab saat pengelolaan alam dilakukan secara terencana maka tepat saat itulah kita tidak akan kehilangan hal tersebut dari waktu ke waktu.

Subjek keadilan sosial

Siapakah sasaran utama dari kesetaraan? Tentu saja sasarannya adalah manusia itu sendiri. Berhubung karena di dalam bagian ini kita tidak membicarakan tentang manusia sebagai individu tetapi sebagai bagian dari kelompok. Di dalam masyarakat itu sendiri, kelompok terkecil yang terdapat hampir di dalam setiap wilayah adalah keluarga. Kelompok inilah yang menjadi sasaran utama kesetaraan. Sebab masing-masing anggota keluarga memegang peranan yang penting dalam mendukung aktivitas setiap anggotanya. Keluarga adalah unit sosial terkecil di dalam masyarakat yang mangambil fungsi tertentu untuk menjalankan roda kehidupan di dalam kebersamaan.

Objek keadilan sosial

Apakah yang hendak diadilkan di dalam suatu masyarakat? Mungkinkah segala sesuatu disama ratakan? Padahal setiap manusia diciptakan berbeda-beda satu sama lain. Objek keadilan di dalam masyarakat adalah kekuatan kekuasaan, sumber daya (pendapatan/ gaji) dan pengetahuan. Ketiga hal ini adalah kekuatan yang bisa saja menimbulkan guncangan di dalam sistem. Selama ketiga kekuatan ini disetarakan antar manusia maka selama itu pula kehidupan kondusif. Sebab masing-masing hal tersebut memiliki daya tarik yang dapat mengikat dan mengarahkan masa kepada hal-hal yang diinginkan oleh sipemegang kekuatan tersebut. Tetapi saat ketiga hal ini belum setara maka selama itu pula resiko pemanfaatannya kepada hal-hal yang buruk semakin besar pula.

Pendekatan keadilan sosial I

Filosofi yang akan kami bahas di sini adalah pemahaman tubuh Kristus yang diajarkan oleh rasul Paulus. Pemahaman ini menjelaskan tubuh Kristus tidak dalam bentuk jasmani yang fana tetapi dalam wujud roh. Bila kita  memandang badan  kita secara fisik maka akan menemukan banyak perbedaan yang semakin kotras satu sama lain. Tetapi pemahaman dari sudut pandang positif berdasarkan kepada fungsinya bukan kepada bentuk secara kasat mata. Pada keadaan yang setara, masing-masing bagian tubuh memiliki fung yang berbeda dan saling mendukung satu sama lain.

Tubuh manusia terdiri dari banyak anggota yang berbeda-beda. Setiap bagian menjalankan tugas dan fungsi yang berbeda satu sama lain dimana tugas yang satu tidak bisa digantikan/ ditiadakan oleh anggota yang lain. Demikianlah di dalam setiap tubuh manusia ada yang namanya kepala, tangan, kaki, badan dan yang lainnya. Perhatikan bagian-bagian tubuh anda, memang dari segi bentuknya ada selisih yang jauh, jadi jangan fokus kepada bentuknya tetapi fokuslah kepada fungsi yang dijalankannya. Kerja sama yang terkoordinasi antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya dapat meningkatkan kemampuan tubuh untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang diemban.

Tangan tidak pernah mengabaikan mengabaikan fungsi mata sebab tanpa melihat tidak bisa mengambil sesuatu. Badan tidak bisa mengabaikan peran kaki sebab tanpa berjalan badan tidak mampu berpindah tempat. Telingat tidak dapat mengabaikan fungsi mulut sebab tanpa makanan pendengaran menjadi lemah. Lidah tidak dapat mengabaikan fungsi hidung sebab tanpa indra penciuman membuat makanan berasa lebih nikmati. Tulang tidak bisa mengabaikan fungsi kulit sebab tanpa jaringan lemak dan kulit tulang akan terlepas satu-sama lain. Otot tidak bisa mengabaikan kemampuan perut sebab tanpa sari-sari makanan otot menjadi lemah. Demikianlah masing-masing manusia setara dalam menjalankan pada suatu sistem masyarakat (negara).

Pendekatan keadilan sosial II

Kesetaraan memiliki banyak contoh di alam sekitar kita. Jika Allah sendiri yang sudah mengajarkan kita tentang keadilan sosial maka sudah seharusnya ciptaan lainnya menunjukkan tanda-tanda kesetaraan. Berikut perumpamaan tentang kesejajaran manusia yang di tunjukkan oleh lingkungan.

Kita bisa melihat alam liar dimana masing-masing hewan di dalamnya memiliki kekuatan yang berbeda. Akibat dari perbedaan kekuatan ini, maka binatang yang lemah akan menjadi makanan bagi hewan yang kuat. Keadaan ini sering sekali disebut atau dikenal sebagai seleksi alam, yaitu yang lemah akan dikorbankan dan yang kuat akan semakin jaya. Jadi, berdasarkan percontohan langsung dari alam maka terbuktilah bahwa perbedaan kekuatan (power) cenderung menimbulkan aksi manipulatif dan konspirasi yang mengorbankan oknum atau kelompok yang terbelakang.

Untuk belajar keadilan sosial lebih baik melihat kepada bentuk dan susunan pelangi. Warna yang tercampur di dalamnya berbeda dan merata yang membentuk satu arah dengan tujuan yang sama, yaitu melengkung dari ujung yang satu ke ujung yang lain. Demikianlah kita seharusnya memberlakukan keadilan sosial dimana masing-masing orang memperoleh sumber daya (pendapatan/ gaji) yang setara untuk menjalankan fungsinya agar tercapailah tujuan bersama di dalam masyarakat. Tidak ada yang diinjak atau dikorbankan sebab masing-masing orang tidak dieksploitasi kehidupannya secara berlebihan melainkan mereka diarahkan untuk saling memberi manfaat berdasarkan potensi/ kemampuan yang dimiliki.

Manfaat keadilan sosial

Sistem yang mampu menjaga kesetaraan perolehan ilmu pengetahuan akan menciptakan orang-orang yang cerdas secara intelektual. Kemampuan menjaga kesetaraan sumber daya yang dapat dinikmati oleh setiap keluarga ditakar berdasarkan pendapatan (gaji) yang diperoleh. Sedangkan kesetaraan kekuasaan ditempuh dengan menerapkan demokrasi rakyat (pemilihan umum) dan demokrasi Tuhan (undian). Ketika sekelompok masyarakat telah mencicipi nikmat keadilan sosial tersebut maka mereka akan mengungkapkan beberapa faedah dari hal tersebut.

  1. Memfokuskan manusia kepada Tuhan-Nya.

    Ide tentang keadilan sosial adalah sebuah pemahaman yang awalnya diperoleh dari ajaran Tuhan. Firman-Nya yang pertama-tama menyatakan bahwa manusia harus mengasihi sesamanya seperti dirinya sendiri. Dari pemahaman “seperti diri sendiri” inilah muncul paham kesamaan hak alias kesetaraan. Jadi ajaran kesejajaran manusia, langsung diperoleh dari Sang Pencipta sebab semua orang adalah anak-anak-Nya. Adakah Bapa yang tidak berlaku adil kepada anak-anaknya? Atau adakah orang tua yang mengasihi anaknya yang satu dan membenci yang lainnya?

  2. Memfokuskan manusia kepada kebaikan hati.

    Masyarakat yang adil akan diarahkan kepada dua cara utama mencapai kebahagiaan, yaitu dengan mengkonsentrasikan pikiran kepada Tuhan (doa, firman, nyanyian pujian) dan berbagi kasih kepada sesama melalui aktivitas positif (belajar dan bekerja) yang dijalani dari waktu ke waktu. Mereka yang bisa terus melakukan hal ini adalah orang-orang yang berbahagia.

  3. Melatih manusia untuk belajar berkorban.

    Masyarakat yang adil mengharuskan setiap anggotanya untuk tetap sibuk menjalani aktivitas yang positif dari waktu ke waktu. Salah satu cara untuk melatih kebaikan hati masing-masing orang adalah dengan mengarahkan mereka untuk berbuat baik satu sama lain. Dengan demikian masing-masing orang akan memahami bahwa hidup ini tidak hanya tentang kenyamanan melainkan turut pula di dalamnya kemampuan menyesuaikan diri. Semakin tinggi posisi yang diinginkannya maka semakin tinggi pula pengorbanannya. Artinya, orang yang berdiri dalam tampuk kepemimpinan adalah yang mampu menjalani ujian kehidupan yang lebih banyak dan besar.

  4. Mempersatukan masyarakat.

    Kemajemukan di dalam masyarakat tidak bisa dihindari, ini seperti takdir yang harus dijalani oleh masing-masing orang. Tetapi perolehan kekuatan yang sama membuat rasa kebersamaan itu semakin kentara satu-sama lain. Kekuatan di dalam kehidupan sosial adalah ilmu pengetahuan, pendapatan (gaji) dan kekuasaan. Menyamakan ketiga kekuatan ini di dalam diri setiap manusia seolah menempatkan mereka dalam satu jalur yang sama untuk mencapai tujuan bersama. Lagipula ketiga faktor tersebut sering sekali menjadi bahan kesombongan yang menyebabkan kedengkian sehingga beresiko memisahkan rasa persatuan di dalam masyarakat.

  5. Menghilangkan sikap individualisme.

    Sikap yang individualis didorong oleh karena seseorang tidak lagi membutuhkan orang lain sebab harta bendanya sudah mampu membantu seluruh pekerjaannya, yaitu mesin berteknologi canggih. Barang elektronik ini seperti budak baginya sehingga tidak perlu susah-suah mencari dan bergaul dengan orang lain untuk menjalani hidup. Sikap yang egois jelas tidak baik bagi suatu sistem sebab beresiko membuat orang lain dikorbankan demi kepentingan oknum/ kelompok tertentu.

  6. Meniadakan sikap yang arogan.

    Sikap inilah yang selalu saja menjadi pengacau di dalam kebersamaan. Mereka yang arogan lebih memilih untuk mengungguli orang lain dari segi materi dengan membuat kehidupannya terkesan lebih mewah, megah, nyaman dan serba instan. Keadaan ini jelas akan menimbulkan kesombongan yang memicu iri hati. Kemudian keadaan akan semakin memburuk seiring dengan semakin menipisnya sumber daya yang tersedia akibat pemanfaatan (mewah-mewahan) yang berlebihan. Di dalam masyarakat yang menjunjung tinggi keadilan sosial dimana kekuatan pengetahuan, teknologi, gaji dan kekuasaan telah disetarakan niscaya persaingan semakin tipis sehingga masyarakat lebih kondusif.

  7. Membentuk manusia yang sama-sama cerdas.

    Memiliki otak yang cerdas bisa dicapai oleh segenap manusia di dalam sistem yang menerapkan keadilan sosial terhadap kekayaan ilmu pengetahuan. Masing-masing orang akan diberikan informasi dasar yang sama untuk menyangga dan menopang ilmu pengetahuan tersebut. Kemudian akan disusul dengan pemberian ilmu kejuruan yang bermanfaat untuk menggali, mengembangkan dan memajukan bakat yang dimiliki oleh setiap orang.

  8. Membentuk manusia yang sama-sama kuat (tabah).

    Setiap orang akan dilatih secara adil untuk menghadapi tantangan mendasar yang kerap kali menimpa kehidupan umat manusia. Mereka akan digiring dalam latihan sosial agar mampu melatih sikap sabar dalam menjalani hidup. Sedang setiap orang juga akan diarahkan dalam latihan kehidupan yang berhubungan dengan profesi atau pekerjaan yang dijalaninya. Keadilan sosial di dalam masyarakat tidak lagi memproteksi orang-orang tertentu untuk tidak mengalaminya.

  9. Membentuk manusia yang sama-sama memiliki potensi yang berbeda.

    Setiap orang memiliki potensi di dalam dirinya dimana saat kemampuan tersebut terus menerus dilatih dan diasah akan menjadi keahlian khusus yang khas. Sistem masyarakat yang berkeadilan sosial menjamin kesempatan setiap individu untuk menemukan kemampuannya dan beroleh bimbingan yang memadai untuk membangun bakat tersebut. Masing-masing orang akan memperoleh pekerjaan sesuai dengan keahlian yang dimilikinya dimana selalu berlaku kesetaraan pendapatan sekalipun pekerjaannya berbeda-beda.

  10. Membuat masyarakat bahagia.

    Jika di zaman kapitalisme, kebahagiaan dicapai dengan uang maka di masa sosialis, hal tersebut dicapai dengan melatih manusia itu sendiri menjadi cerdas. Orang yang pintar secara emosional, intelektual dan spiritual pada dasarnya mampu membentuk kebahagiaannya sendiri. Disinilah manusia dilatih untuk menemukan rasa itu di dalam dirinya sendiri dan bukan di luar dirinya (materi, kemuliaan).

    Kebahagiaan sejati itu hanya dicapai lewat manajemen pola pikir, hubungan dengan Tuhan yang membaik, hubungan dengan sesama yang membaik dan berbagai aktivitas positif lainnya (belajar, bekerja). Jadi, konsep orang-orang sosialis adalah “Aktivitas otak, perkataan dan perbuatan sendirilah yang membuat kita bahagia.”

  11. Menghilangkan pengangguran.

    Saat semua orang memiliki potensi maka mereka akan bekerja berdasarkan keahlian yang dimilikinya. Tidak ada lagi warga yang menganggur sebab masing-masing manusia telah bekerja untuk mendukung aktivitas dalam sistem. Lagipula dengan adanya sistem ekonomi yang menjunjung tinggi keadilan sosial maka masyarakat yang tidak terikut dalam sistem dapat diarahkan untuk melakukan pekerjaan sandiwara.

  12. Melenyapkan premanisme.

    Aksi premanisme hanya dilakukan oleh orang-orang yang tidak berpendidikan. Bila masyarakat menjunjung tinggi keadilan sosial maka setiap orang dari umur tertentu akan memperoleh pendidikan yang setara. Dengan adanya sistem yang mengarahkan setiap pemuda kepada potensinya masing-masing maka semakin kecil kemungkinan dihasilkannya seorang preman yang notabene adalah golongan yang kurang kerjaan. Pekerjaan sandiwara juga semakin memperluas lowongan pekerjaan yang meniadakan pengangguran sehingga premanisme mustahil ada.

  13. Melenyapkan pelacuran.

    Jika dalam zaman kapitalis, orang-orang yang berdompet tebal bisa mengarahkan siapa saja ke dalam praktek prostitusi hanya dengan memberinya uang yang banyak. Sedang dalam zaman sosialisme, tidak ada lagi orang yang uangnya keterlaluan banyak yang bisa saja memberikan orang tertentu untuk berlaku sekehendak hatinya, termasuk melakukan hal-hal yang menyimpang.

  14. Melenyapkan penyalahgunaan narkoba.

    Penyalahgunaan narkoba dilakukan oleh orang-orang yang memiliki mental yang lemah sehingga masalah-masalah kecil saja membuat mereka terguncang hebat. Penggunaan narkoba juga bisa dipicu oleh banyaknya sumber daya yang dimiliki oleh seseorang sehingga menggunakan kelebihan uangnya untuk menghirup barang haram tersebut. Penyalahgunaan narkoba juga bisa saja muncul oleh karena pembiaran oleh aparat yang korup dan gila akan uang yang banyak.

  15. Meniadakan kemiskinan.

    Timbulnya kemiskinan di dalam suatu sistem bermasyarakat merupakan akibat dari perolehan lahan pekerjaan yang tidak terjadi secara merata dalam zaman kapitalisme. Selain itu uang yang menumpuk-numpuk di tangan kapitalis cenderung tidak disalurkan kembal alias tidak dibelanjakan melainkan lebih banyak disimpan di bank-bank ternama. Padahal, jika uang-uang tersebut bisa diputar untuk melakukan sesuatu niscaya akan menyerap lebih banyak tenaga kerja sehingga tidak ada lagi kemiskinan.

  16. Kesejahteraan untuk semua kalangan.

    Keadilan sosial di dalam masyarakat telah menjalar dimana-mana. Ini tidak hanya menyangkut kehidupan orang orang yang berada di atas dan duduk sebagai pemimpin. Melainkan semua kalangan berhak memperoleh sumber daya yang sama sesuai dengan porsi yang dimiliki oleh pemimpinnya. Jika memang sumber daya tersebut tidak mencukupi diberikan sekaligus maka akan diberikan secara bergilir sehingga semua keluarga memperoleh bagian yang sama.

  17. Menghilangkan aksi kriminalitas/ kejahatan.

    Pertengkaran kecil di dalam keluarga adalah hal yang biasa terjadi yang kemudian bisa akur kembali tanpa meninggalkan dendam. Tetapi aksi kejahatan lebih kepada perilaku menyimpang yang menyebabkan kerugian secara fisik/ materi. Di zaman kapitalisme aksi kejahatan yang merugikan ini biasanya akan muncul karena adanya kaum terpinggirkan yang belum mendapatkan kesejahteraan yang layak. Mereka akan mencapai kesejahteraan itu dengan melakukan pencopetan, maling, menipu orang lain dan sebagainya.

  18. Meniadakan manipulasi yang dikonspirasikan.

    Konspirasi sebagai alat bagi kapitalis untuk mencari lebih banyak uang telah menjadi suatu skema yang mengorbankan oknum atau kelompok tertentu demi kepentingan. Perilaku para pemimpin yang buta mata hatinya tersebut dilakukan semata-mata demi meraih lebih banyak nilai uang sehingga hatinya semakin jahat karena jauh dari Tuhan. Sistem sosialis yang menjunjung tinggi keadilan sosial bertujuan untuk membatasi kemampuan orang-orang kaya untuk menjalankan konspirasi demi kegilaan akan materi dan hormat duniawi.

  19. Melenyapkan koruptor.

    Satu-satunya jalan menghilangkan kebiasaan korupsi adalah dengan menyetarakan kepemilikan uang. Sebab dalam banyak situasi perilaku korup timbul karena iri hati.

    Jika keadilan sosial saja tidak mampu menghilangkan perilaku mencuri uang negara ini maka sudah seharusnya harta yang dicari setiap orang dikembalikan kepada negara tepat setelah meninggal. Sebab dalam banyak praktek korup, uang tersebut tidak habis mereka gunakan dan cenderung diturunkan kepada anak-anaknya. Karena uang itu diturunkan maka keserakahan manusia akan uang meningkat sebab itu bisa menjadi milik keturunannya kelak. Tetapi apa jadinya jika uang tidak bisa lagi diturunkan melainkan dikembalikan kepada negara tepat setelah manusia itu meninggal? Tentu saja para pejabat tidak lagi serakah dan hanya mengumpulkan apa yang bisa dihabiskannya saja selama hidup.

  20. Hidup sederhana.

    Hidup yang sederhana dan ramah lingkungan hanya dicapai oleh orang-orang yang paham betul tentang apa artinya kerendahan hati. Sebab orang yang rendah hati cenderung dimampukan untuk memanfaatkan materi seadanya saja, apa yang dibutuhkan itulah yang digunakan. Masyarakat yang menjunjung tinggi kesetaraan tidak lagi menempatkan kemewahan dan kenyamanan duniawi sebagai kebanggaan yang patut disombongkan. Melainkan lebih memilih jalan kerendahan hati sebab saat kita merendah maka kebahagiaan akan dapat kita capai dengan mudah.

  21. Menjaga fasilitas umum sebagai milik bersama.

    Fasilitas umum yang tersedia berupa infrastruktur merupakan miliki bersama. Ini dibangun oleh pemerintah tetapi dimanfaatkan untuk kepentingan umum. Rasa memiliki semacam ini terbentuk karena masyarakat merasa bahwa pemerintah adalah mereka dan mereka adalah pemerintah. Uang negara adalah milik pemerintah dan milik masyarakat juga sehingga apapun yang dibangun dari situ menjadi milik bersama. Tidak ada perbedaan signifikan antara hal tersebut sehingga apa yang dilakukan oleh pemerintah adalah berdasarkan atas kesepakatan bersama. Fasilitas umum tidak lagi menjadi sesuatu yang jauh dari kehidupan warga tetapi siapapun yang ada di sekitar situ akan berusaha menjaga fasilitas tersebut terjaga dan jauh dari oknum yang berupaya merusak.

  22. Memelihara hewan liar.

    Eksploitasi hewan liar untuk kesenangan manusia akan dihentikan sebab orang yang paham betul keadilan sosial juga menyadari bahwa binatang adalah ciptaan Tuhan. Hewan-hewan buas di luar sana bermanfaat banyak untuk membantu menekan kehidupan serangga pengganggu. Sebab sesungguhnya binatang yang lebih buas dan sangat mengganggu itu adalah serangga. Mereka tidak memiliki rasa takut terhadap manusia, menyerang secara diam-diam dan tanpa kita sadari. Biasanya dari belakang bahkan tidak jarang juga kita saksikan mereka berterbarang dengan berani di depan mata ini. Contoh hewan buas yang tidak takut mati ini adalah lalat dan nyamuk.

  23. Merawat alam sekitar tetap asri.

    Hutan dan pepohonan adalah sumber makanan bagi banyak makhluk termasuk manusia itu sendiri. Kita membutuhkan pohon sebagai sumber penghasil udara bersih yang menyegarkan paru-paru dan seluruh tubuh ini. Selain itu pepohonan juga bermanfaat untuk menyerap lebih banyak sinar matahari sehingga intensitas yang sampai di kulit kita normal dan terkendali.

  24. Menjaga ketersedian sumber daya dari generasi ke generasi.

    Orang-orang sosialis tidak lagi menggilai kenikmatan dan kemuliaan duniawi untuk mengejar kebahagiaannya melainkan lebih fokus untuk mengasihi Allah dan sesama untuk bahagia. Keadaan ini secara tidak langsung mendorong penghematan pemakaian sumber daya termasuk energi (BBM). Sistem bermasyarakat menjadi lebih aman terhadap ketersediaan sumber daya di masa depan. Tidak perlu lagi ada kekuatiran dan ketakutan akan sumber daya yang habis atau akan peperangan sebab semua yang kita butuhkan telah disediakan oleh alam.

  25. Dan masih banyak lagi, silahkan cari sendiri.

Saat bekerja sama, apapun tujuan kita yang baik bisa tercapai dan sebesar-besarnya rintangan akan kita seberangi sebab kita berjuang bukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok melainkan demi kebermanfaatan untuk semua alias kepentingan bersama.

Keadilan sosial adalah kunci untuk mempersatukan masyarakat yang majemuk. Di sinilah power yang dimiliki oleh sebuah sistem dimanfaatkan untuk menjalin kebersamaan antara manusia di dalam kesetaraan. Sehingga masing-masing akan mengambil peran penting untuk menjalankan roda kehidupan demi kebaikan bersama. Tidak ada lagi penguasa yang melegalkan manipulasi untuk meraih tampuk kepemimpinan/ jabatan sebab sumber daya yang dimilikinya sama saja dengan rakyat biasa. Hilang sudah sikap sombong dan arogan karena memiliki sangat-sangat banyak harta benda karena masing-masing keluarga beroleh pendapatan yang sama. Juga mustahil ada orang yang bisa memanipulasi sesamanya sebab masing-masing orang telah dibekali ilmu pengetahuan yang memadai untuk melindunginya dari jebakan informasi hoax. Sebab masyarakat telah meninggalkan kebiasaan lama yang mencari kebahagiaan lewat materi dan kemuliaan duniawi. Melainkan lebih memfokuskan kehidupan kepada Sang Pencipta dan untuk menjadi pribadi yang bermanfaat bagi sesama manusia.

Salam, sosialisme adalah masa depan,
kapitalisme adalah masa lalu!

2 comments

  1. Kapitalisme ! Demi harta tak terpindahkan ya mungkin karena itu wanita itu dipisahkan atau karena yg lain entahlah tidak baik juga berprasangka .namun dr sebuah kisah bisa dipelajari dimana seorang wanita kaya yg notabennya istri bekas pejabat rumasakit di sulawesi pernah melontarkan kalimat “saya pernah bilang ke anak anak tiri saya masalah warisan onah mereka yg berupa tanah berhektar hektar perkebunan,juga harta lainya,sy tidak mau urus itu tetapi harta yg diperoleh okeh papa kalian saat sy menjadi istrinya iru adalah hak !!! Saya.:) dan dia juga berkata siapa kamu ingin bertemu suapi saya ! Sy lihat mana wanita istri anak tirinya mengenang air yg siap membanjiri hatinya terdiam membisu tdk melontarkan 1 katapun.hal ini sangat miris dimana seorang kristen yg taat bisa sekejam itu mengatakan hal yg sebenarnya tdk penting untuk dibahas tetapi artikel anda menjadi masukan bagi saya untuk bisa memberi pandangan wanita yg dibuang suaminya agar dia tetap berjalan di jalan Tuhan dan tdk lg berpikiran untuk bunuh diri.kenyataannya kasih mula mula itu sdh hilang .dgn memegang hukum kasih semuah akan terpenuhi dlm kitab WAHYU sdh ditetapkan BERTOBAT =merukunkan kembali mereka yg diceraikan.

    Suka

    • Setuju teman, intinya adalah kasih….
      Tentu saja kasih itu harus teruji.
      Demikian juga terhadap perempuan tersebut.
      Apa yang dialaminya adalah ujian.
      Semoga dia kuat menanggung semuanya.
      Salam….

      Suka

Mohon Kritik & Saran, ini hanya perumpamaan tanpa editor: Anda mengoreksi tulisan ini artinya lebih cerdas dari kami, Selamat!

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.