Apakah Pemerintah Jahat? Benarkah Pemerintah Jahat?

Apakah Pemerintah Jahat? Benarkah Pemerintah Jahat?

Kenyataan pahit yang tidak disadari oleh banyak orang yakni “manusia adalah makhluk yang terkurung dalam lingkungan yang terbatas dan dibelenggu oleh peraturan demi peraturan.” Orang-orang ingin melakukan lebih, ingin menikmati lebih dan ingin lebih di sana dan di sini tetapi apa yang ada padanya cukup terbatas untuk memenuhi keinginan yang banyak-banyak. Ini memang sesuatu yang wajar dialami oleh setiap insan, sebab tidak ada satupun pribadi di dunia ini yang dapat memenuhi semua keinginannya, kecuali “Tuhan yang mampu melaksanakan semua kehendak-Nya yang indah pada waktu-Nya.” Tetapi jangan sedih dan cemas karena tidak bisa berbuat banyak dalam dunia nyata karena masih ada dunia lain yang bisa kita eksplorasi.

Tuhan adalah pencipta dan penguasa dari dunia multidimensional tanpa batas ini tetapi manusialah yang berupaya untuk mengelola dan membatas-batasi dirinya agar tidak melakukan ini-itu yang berisiko menghilangkan hak-hak alam semesta. Untuk menghindari resiko-resiko yang tidak diinginkan baik terhadap dirinya sendiri, orang lain maupun terhadap lingkungan sekitarnya maka muncullah istilah ”menciptakan dunia versi diri sendiri.” Orang-orang di berbagai belahan dunia kemudian mengaktualisasikan diri dan dunianya dalam bentuk karya seni. Ada banyak rupa-rupa karya seni, di antaranya adalah puisi, pantun, cerpen, novel, lukisan, lagu, keramik patung, roman, drama, sinetron, film dan lain sebagainya. Akan tetapi dari semuanya itu, tidak semuanya dipublikasikan karena beberapa hanyalah berupa koleksi pribadi.

Lantas dari berbagai karya seni yang telah dipublikasikan oleh para seniman, ada pula karya seni yang ternyata unsur-unsur di dalamnya menggambarkan seolah-olah termuat aktivitas pemerintah yang sah. Menggambarkan hal-hal mencurigakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk melakukan berbagai aksi menguasai dunia. Terlebih yang diangkat dalam kebanyakan kisah karya seni adalah tentang pemerintahan kapital yang mengalami banyak masalah dan tantangan berat akibat terlibat dalam sejarah panjang konspirasi pelik tanpa henti. Lantas mereka yang menyaksikan hal-hal menakjubkan tersebut terkagum-kagum karena memang karya tersebut cukup menarik dengan konflik yang sangat seru. Kemudian beberapa dari antara orang-orang yang kagum itu menghubung-hubungkan kisah yang syarat fantasi tersebut ke dalam kesehariannya secara pribadi di dunia nyata.

Banyak cerita yang telah diterbiatkan oleh media yang mengkisahkan tentang bagaimana orang-orang pemerintahan yang kapitalistis berusaha menggenggam dunia, melakukan spionase, mengatur kejahatan, melakukkan perang dan penaklukan wilayah. Sayangnya, beberapa orang yang kurang cerdas dan kurang paham tentang eksistensi karya seni yang imajinatif. Melakukan upaya menghubung-hubungkan yang kurang tepat antara peran pemerintahan di duniia dua dimensi (karya seni) dengan dunia tiga dimensi (realita kehidupan). Ini memang usaha yang awalnya cukup kreatif tetapi tidak berbobot, terkesan berlebihan dan beresiko meningkatkan kekhawatiran terhadap diri sendiri maupun orang lain di sekitar kita. Pada posisi inilah mulai banyak orang yang terkesan menganggap apa yang terjadi di dunia seni, sama juga atau pernah terjadi pula di dunia nyata.

Sudut pandang semacam ini memang tidak salah asalkan kita memanfaatkannya untuk bersikap lebih positif menjalani hari. Akan tetapi, bagaimana jadinya jika unsur karya yang diekstrak adalah bagian yang negatifnya? Hal-hal yang menceritakan tentang kemahakuasaan kapital, manipulasi pemerintah, kekejaman pemerintah dan kemampuan aparat memata-matai orang tertentu. Sadarilah bahwa akan ada-ada saja karya seni yang dapat menceritakan aspek-aspek pemerintahan yang disetir oleh kekuatan individu jahat. Jika semua keadaan ini dibawa dalam kehidupan sehari-hari maka seolah-olah hal tersebut terjadi. Terlebih ketika kita masih hidup dibawah kuasa orang lain alias masih seorang anak yang belum mandiri.

Selama anda masih di bawah asuhan orang tua, ada aspek power yang digunakan untuk menguji anda. Aspek kekuasaan ini memang sangat kecil dan terkontrol pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun dengan dorongan khas karya seni, aspek ini bisa menjadi sangat dibesar-besarkan sehingga tampak menakutkan. Pada keadaan inilah aktivitas menghubung-hubungkan kehidupan nyata dengan fragmen karya seni yang hanyalah ilusi, menciptakan sudut pandang yang salah. Didorong oleh pemahaman karya seni bahwa nafsu besar kapital menciptakan konspirasi yang rumit untuk melakukan kejahatan secara diam-diam demi merebut wilayah, sumber daya dan kursi-kursi kekuasaan. Maka hal tersebut terhubung dengan kehidupan anda karena seolah-olah ada yang berusaha menguasai, melemahkan dan menekan kehidupan anda sebagai seorang anak yang masih berada dalam pengawasan orang tua.

Seperti halnya yang diceritakan dalam sejarah kelam penuh sandiwara. Anda akan mempelajari dalam sejarah bahwa pemimpin terdahulu di negeri adalah orang-orang yang kejam. Mereka dikabarkan rela melakukan segalanya demi kekuasaan, wanita dan kekayaan. Memberi hukuman telak kepada musuh-musuhnya tanpa diadili sama sekali alias dihakimi di tempat. Berpikir panjang untuk menguasai negeri seberang untuk memperluas kiprah pengaruh kekuasaannya tanpa pertimbangan yang matang. Semua kisah tersebut seolah-olah nyata, namun pada hakekatnya tidaklah masuk di akal. Jadi, semuanya itu hanyalah sandiwara belaka yang sejalan jika dihubung-hubungkan dalam kehidupan pribadi yang rentan konflik. Seolah-olah para elite negeri yang sedang menekan kita secara diam-diam karena kediktatoran yang telah tertanam dari generasi ke generasi dalam dalam diri mereka. Padahal kita mendasari pemikiran tersebut dalam khayalan yang tidak pernah terjadi.

Terlebih lagi ketika anda menyadari bahwa orang tua dan mereka yang di sekitar anda merupakan masyarakat yang berprofesi sebagai aparat pemerintah. Inilah kekuasaan yang dikatakan dalam film sebagai kekuatan yang menyiksa secara berlebihan untuk menaklukkan seseorang atau sekelompok orang. Lantas anda sebagai seorang anak yang hatinya rawan konflik akibat minimnya informasi dan pengetahuan yang dimiliki. Bisa saja menganggap bahwa masalah-masalah yang terjadi dalam hidup sehari-hari merupakan akibat dari kekuasaan yang dijalankan secara sewenang-wenang. Terlebih lagi ketika anda pun mendengar dari media-media bahwa bencana ini dan itu terjadi di wilayah ini dan itu. Sehingga bila semua fragmentasi kisah ilusionis tersebut dikumpulkan maka bisa dipastikan bahwa pemerintah sedang dikuasai oleh orang-orang jahat, serakah dan memiliki nafsu besar terhadap hal-hal duniawi.

Semua aktivitas menghubung-hubungkan fragmentasi ilusionis tersebut menjadi alat yang semakin merong-rong kehidupan anda. Terlebih ketika anda pun mulai merasa tidak aman, tidak nyaman dan tidak bahagia dengan apa yang dimiliki saat ini. Ditambah lagi karena adanya dendam pribadi kepada oknum tertentu yang bekerja sebagai salah satu pegawai pemerintah. Seolah semua keadaan ini mendukung cerita ilusionis tentang kejamnya pemerintah yang berkuasa. Padahal kenyataannya orang-orang dipemerintahan tidak lagi berada dibawah perintah seorang penguasa. Melainkan orang-orang pemerintah selalu menjalankan tugasnya tidak berdasarkan kehendak bebas manusia tetapi berdasarkan standar operasional kerja yang terkontrol dengan baik. Tentu saja tidak ada SPO yang berisi rekomendasi tentang upaya untuk melakukan kejahatan, spionase, manipulasi dan lain sebagainya. Karena semua peraturan tersebut dibuat atas dasar yang baik, benar, adil dan logis serta diketahui oleh masyarakat. Setidaknya oleh masyarakat yang aktif menggunjungsi instansi pemerintah terdekat.

Kekuatan karya seni sekelas film dan sinetron untuk menciptakan jalan cerita yang menarik dan penuh konflik tidak sepatutnya dibawa-bawa dalam kehidupan sehari-hari. Karena sebagian besar dari kisah tersebut hanyalah ilusi yang menjadi bagian dari imajinasi yang sebagiannya tidak masuk akal. Fragmentasi karya seni ilusionis bisa saja dihubungkan dengan konflik dalam kehidupan sehari-hari yang masih rawan dengan ujian dari orang tua. Sepertinya kisah konflik ditambah konflik menjadi sangat cocok dan seolah-olah terhubung satu sama lain. Padahal kenyataannya kita hanya sutradara amatiran yang memotong video dari kehidupan imajinatif lalu menyambung-hubungkannya dengan video yang berisi tentang masalah sehari-hari. Akibatnya, sudut pandang yang kita ciptakan menceritakan kisah yang mengada-ngada dan cenderung mengarah kepada hal-hal buruk. Keadaan ini lama kelamaan akan melemahkan dan membengkokkan sampai merusak pemahaman kita tentang hidup yang positif.

Kesimpulan

Jika anda masih seorang anak dan merasa berada dibawah perintah orang lain: itu sangatlah wajar. Bila anda berkesempatan untuk menyaksikan karya seni  yang bisa saja menceritakan tentang kekuasaan pemerintah yang kapitalistis. Akan menemukan banyak kisah konspirasi, manipulasi, spionase (memata-matai) dan angkara murka yang dilakukan oleh orang-orang yang berkuasa. Tindakan yang kemudian menghubung-hubungkan konflik imajinatif artistik dengan konflik sehari-hari yang anda alami sebagai seorang anak: pasti ada hubungannya, setidaknya ada sedikit pola yang mirip-mirip. Kemiripan ini biasanya berhubungan dengan waktu kejadian perkara dan kemiripan lainnya. Bila anda mengambil kesimpulan tanpa berpikir panjang maka bisa dikatakan bahwa pemerintahlah yang sedang berkonspirasi menekan kehidupan anda. Terlebih ketika anda merasa dikerjai oleh orang-orang yang kebetulan bekerja dipemerintahan dan memiliki dendam dengan oknum pegawai negeri tertentu. Keadaan ini semakin dilengkapi oleh media-media yang mewartakan tentang bencana alam dimana-mana: seolah pemerintah gagal menjaga kelestarian lingkungan. Bila semua hal-hal ini anda hubung-hubungkan secara terburu-buru maka pasti semuanya terhubung dan andapun berkesimpulan bahwa pemerintah memang kaum yang dursila.

Akan tetapi, lain halnya jika anda adalah orang yang sabar menunggu inspirasi positif agar masalah yang dihadapi bisa dipahami secara positif dan masuk diakal. Sebab sadar atau tidak, tidak ada kejadian di sekitar kita yang berlangsung secara tidak logis. Anda akan belajar memahami apa cerita yang masuk akal dan apa pula cerita yang tidak masuk akal. Dimana cerita yang masuk diakal pasti berhubungan erat dengan dunia nyata sedangkan cerita yang sifatnya imajinatif lebih cenderung berupa salah satu bentuk karya seni. Namun kedua hal tersebut sama sekali tidak berhubungan sekalipun unsur-unsur dalam karya seni memiliki kemiripan yang hampir sama pada aspek tertentu. Bila anda mau menunggu inspirasi yang lebih masuk akal maka akan memahami bahwa sesungguhnya kehidupan seorang anak muda masih berada dibawah asuhan, pengawasan dan pengujian yang wajar dari orang tua. Seperti ada tertulis:

(Ratapan 3:27-30) Adalah baik bagi seorang pria memikul kuk pada masa mudanya. Biarlah ia duduk sendirian dan berdiam diri kalau TUHAN membebankannya. Biarlah ia merebahkan diri dengan mukanya dalam debu, mungkin ada harapan. Biarlah ia memberikan pipi kepada yang menamparnya, biarlah ia kenyang dengan cercaan.

Salam, Pemerintah pasti bersih
Tetapi karya seni tidak ada
yang benar-benar bersih.
Karena tanpa konflik
dan perseteruan
yang sengit
tidak ada keseruan
yang bisa menarik
minat penonton
untuk menyaksikan
karya tersebut
!

Mohon Kritik & Saran, ini hanya perumpamaan tanpa editor: Anda mengoreksi tulisan ini artinya lebih cerdas dari kami, Selamat!

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.