+10 Persepsi Salah Saat Diuji Orang – Anggapan/ Dugaan/ Prasangka Yang Kurang Tepat Saat Dicobai

Persepsi Salah Saat Diuji Orang – Anggapan-Dugaan-Prasangka Yang Tidak Tepat Saat Dicobai Orang Lain

Manusia bisa gemar dengan spekulasi karena mendengar informasi yang bersarang dalam pikirannya. Entah apakah ini sebuah keadaan yang kebetulan  atau suatu pola yang telah terjadi selama beberapa dekade masa hidupnya. Rupa-rupanya banyak sekali dan bisa mengarah kemana saja. Informasi tersebut biasanya (a) berasal dari sekitarnya yang di terima oleh panca indera, (b) kadang juga telah dihubung-hubungkan dengan teknik tertentu oleh pikirannya. (c) Dan ada pula yang penyajiaannya bersifat serabutan aka sembarangan yang dipadukan begitu saja dari informasi acak yang diperoleh dari luar. Selanjutnya, pilihan untuk memproses kelanjutan info yang ada ditentukan oleh pemahaman masing-masing orang yang tidak jauh-jauh dari pertimbangan menurut standar hidup yang dimiliki.

Hampir segala sesuatu yang terjadi pada kita, selalu dikomentari oleh otak sendiri. Ada orang yang bisa menyadari hal tersebut tetapi ada pula orang yang mungkin kurang memahami jalan pikirannya sendiri. Aktivitas otak yang lazim ini sebaiknya tidak semuanya ditindaklanjuti lewat sikap yang “suka berkomentar terhadap apapun yang terjadi dalam hidup kita.” Sebab kadang-kadang komentar yang dibuat pikiran kita belum sepenuhnya benar karena waktu memikirkannya terlalu singkat dan masih ada fakta-fakta yang belum terungkap/ ada kejadian yang dirahasiakan atau baru terungkap di masa depan. Oleh karena itu, kehati-hatian menunggu sebelum membuat opini sangat dibutuhkan agar pendapat yang dikeluarkan cenderung positif dan akurat.

Beberapa sikap yang terburu-buru saat berkomentar menilai segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita bisa menyebabkan bias pemahaman yang sangat kontras. Opini yang terungkap sangat jauh berbeda dari kenyataan karena ada beberapa fakta yang tersembunyi atau sengaja disembunyikan dari hadapan kita. Hanya orang yang mampu memahami situasi, menahan diri untuk berkata-kata dan menunggu selama yang dibutuhkan sampai fakta-fakta terkait terungkap dihadapannya. Ini adalah serangkaian “teknik pengenalan sikon” (situasi dan kondisi) yang dibutuhkan oleh siapa saja sebelum menyampaikan pendapatnya tentang hal-hal yang dialaminya hari lepas hari. Lagipula dalam hidup ini, “kesabaran selalu mendahului kebijaksanaan.”

Sudut pandang yang kurang tepat saat diuji orang lain

Sudut pandang seperti apapun bukanlah sebuah masalah saat hal tersebut masih diungkap dan dibahas-bahas di dalam hati saja. Akan tetapi, saat mulai memberanikan diri untuk mengungkapkan argumen dihadapan orang lain (publik), sebaiknya kita mulai bersikap bijak menindaklanjuti keinginan tersebut. Kalau bisa dibandingkan maka bisa dikatakan bahwa pikiran kita adalah miniatur alam semesta yang di dalamnya ada sorga dan neraka. Dua hal inilah yang terus berperang melawan satu sama lain dan mencoba untuk mempengaruhi bahkan menguasai hati kita. Oleh karena itu, silahkan perhatikan kata hati anda saat menghadapi ujian hidup agar mampu meresponinya dengan positif. Berikut beberapa persepsi yang kurang tepat dan tidak perlu diyakini dan tidak perlu diingat lagi karena dibuat berdasarkan spekulasi yang terburuk sehingga kurang sesuai dengan kenyataan yang terjadi.

  1. Manusia bisa sembarangan menguji sesamanya.

    Menguji tidak bolah dilakukan dalam segala hal, yang lebih sering adalah dalam hal komunikasi. Selebihnya ada pula jenis ujian yang dilaksanaka berdasarkan peraturan yang berlaku. Cari tahulah tentang hal-hal tersebut agar bisa memahami keadaan yang sedang dihadapi. Tetapi ada sesuatu yang lazim yang disebut dengan ujian perkenalan yang kadang dilepaskan seseorang dalam bentuk komunikasi untuk memastikan bahwa anda adalah orang yang bersahabat. Ini tidak terjadi setiap saat, melainkan hanya di awal-awal saat pertama sekali berjumpa.

    Di sisi lain ada juga orang yang tidak mau melakukan hal-hal ini untuk menjaga konsistensi sikapnya. Sebab sikap kita secara langsung dan tidak langsung berkontribusi terhadap kebahagiaan yang dimiliki. Jika sikap kita konsisten maka kebahagiaan hati yang dirasakan pun konsisten. Semuanya tergantung dari keputusan masing-masing. Sebab untuk menilai orang ini asing atau dikenal kadang bisa terlupakan. Misalnya anda telah bertemu seseorang dua tahun yang lalu dan mengujinya pula. Kemudian tahun ini, anda merasa tidak mengenalinya lalu mengujilanya lagi. Akibatnya ujian yang anda lakukan terkesan berkali-kali dan cenderung memicu dosa karena membuat orang lain tersinggung.

  2. Bukan menguji tapi khilaf.

    Acapkalai selama menjalin hubungan dengan orang lain, kita mendapati diri sendiri seperti kerap mengalami ujian hidup yang acak dan tidak terstruktur. Pada posisi ini, kita jangan terburu-buru menilainya sebagai kejanggalan yang perlu diprotes. Sebab bisa saja soal-soal kecil yang kita hadapi hanyalah sebuah kekhilafan yang kebetulan tidak disadari oleh pelaku yang mengekspresikannya. Bahkan mungkin saja, bukan orang lainlah yang khilaf melainkan diri kita yang sedikit kurang paham tentang bersikap pada momen yang tepat.

    Ada hal-hal yang kita anggap sebagai sesuatu yang kurang tepat, malah dilakukan oleh orang lain. Ini merupakan bentuk variasi sikap manusia yang mengarah kepada hal-hal positif karena tidak melanggar perintah Tuhan dan tidak bertentangan dengan aturan negara. Pada keadaan ini kita perlu mempertimbangkan lagi apa-apa saja hal kecil yang dianggap pantas dan tidak pantas. Sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan kebenaran karena ada orang yang melakukannya dan ada pula yang tidak.

    Tidak perlu mempersoalkan hal-hal kecil yang syarat kontroversi dan dilema. Yang terpenting adalah lakukan sesuatu yang merupakan panggilan hati anda. Dengar dan sikapi sesuatu menurut suara hati anda, dengan demikian tidak ada beban di dalam hati karena kita sudah memenuhi apa yang menjadi tanggung jawab pribadi. Seperti apapun tanggapan orang, tidak perlu dipermasalahkan tetapi ikhlaskan, bersabarlah dan tetap baik menghadapinya. Justru kebaikan kecil yang dipersoalkan sama sekali tidak menguntungkan anda. Tuluslah berbuat baik karena Allah telah lebih dahulu mengasihi anda sejak dari awal masa.

  3. Orang menguji anda sembarangan saat memberi anda uang.

    Tidak ada orang yang memberi anda kebaikan lalu melakukan dosa pula (menguji dengan sewenang-wenang). Sebab satu dosa tidak sama dengan satu kebaikan. Perbuatan baik yang tidak penuh dan tidak tulus, tidak dihitung satu. Misalnya, anda punya uang seratus ribu lalu memberikan kepada orang lain seribu: kebaikan anda saat itu bukan satu melainkan 1/100 atau 0,01. Sedangkan satu kata-kata keras yang membunuh karakter seseorang, bisa dihitung sebagai satu dosa. Bila 1 dosa dibandingkan dengan 0,01 kebaikan maka pelanggaran anda lebih berat. Oleh karena itu, kebaikan tidak bisa dibandingkan dengan dosa.

    Mungkin hal yang anda alami adalah sesuatu yang ada hubungannya dengan orang tua sendiri. Bisa juga pada kondisi tertentu, apa yang anda alami telah anda setujui sebelumnya dalam perjanjian yang sah. Atau bisa juga anda salah menghubung-hubungkan peristiwa yang kebetulan dialami secara bersamaan. Misalnya saat ada kerabat yang kebetulan memberi anda uang lalu tidak lama kemudian ada semacam gangguan aktivitas yang kebetulan terjadi sehingga menghubungkan kedua peristiwa yang berdekatan tersebut. Padahal sesungguhnya, tidak seperti itu ceritanya (bukan si pemberi uang yang mempelopori gangguan), dimana yang salahnya adalah sudut pandang yang anda gunakan.

  4. Merasa bahwa orang menguji anda, sesungguhnya gangguan aktivitas.

    Kita harus sadar bahwa sedang berada di dunia dengan orang lain ada cukup dekat dengan kehidupan kita. Terkadang aktivitas kita dan orang lain berbeda sehingga menimbulkan kontras berupa gangguan panca indera. Pada saat-saat seperti ini hanya hati yang selalu maklumlah yang perlu dipelihara. Kita perlu membiasakan diri dengan gangguan kecil yang menyertai aktivitas yang digeluti dengan cara fokus kepada Tuhan dan/ atau fokus dengan kesibukan positif lainnya. “Kemantapan fokus dapat membantu seseorang untuk tidak lagi mudah terganggu dengan aktivitas orang lain yang kadang mencolok di sekitarya.”

  5. Kejahatan merajalela karena orang menguji sesamanya.

    Diuji oleh orang lain adalah perkara yang kurang menyenangkan tetapi ujian hidup yang sesuai aturan tidak membahayakan secara fisik dan mental. Sekalipun ada masalah yang timbul-tenggelam namun semuanya itu tetap terkendali sebab ada orang-orang yang ditugaskan untuk mengawasi pelaksanaan sandiwara tersebut. Sesungguhnya persoalan yang kita hadapi sehari-hari adalah hal-hal kecil yang tentu saja sudah bisa ditanggung oleh setiap penerimanya. Bukankah kalau ada sesuatu yang berlebihan, sesuatu yang tidak dapat anda tanggung seorang diri, anda bisa mencurhatkannya kepada keluarga/ kerabat, pihak keamanan, lembaga kesehatan, pemadam kebakaran dan lain sebagainya.

  6. Kejahatan merajalela lewat teknologi.

    Ketahuilah bahwa teknologi dapat membantu perkembangan kehidupan anda ke arah yang positif. Tetapi bukan berarti di dalamnya tidak ada yang negatif, melainkan ada namun dalam taraf yang wajar. Pancingan-pancingan hawa nafsu sudah pasti muncul di tengah-tengah perjalanan menikmati keindahan yang termuat di dalamnya. Tawaran yang tinggi-tinggi akan berjejer di hadapan kita dan hanya hati nurani yang benar juga akal sehat positiflah yang dapat menahan kita untuk tidak memakan umpan yang dicampakkan di balik layar kaca.

    Sadarilah bahwa, kita sebagai anak adalah pemain baru dalam teknologi modern (khususnya smartphone). Oleh karena itu, besar kecenderungan di awal-awal sistem (aplikasi/ permainan/ game) dalam teknologi yang kita gunakan akan melakukan serangkaian ujian yang berkelanjutan untuk membentuk anak menjadi pribadi yang lebih dewasa lagi bijak dalam berpikir maupun bersikap.

    Sebagai seorang anak, kadang kita merasakan bahwa ujian yang ditemukan dalam teknologi turut kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Seolah-olah ada hubungannya antara keduanya dan dilakukan hanya kepada kita. Padahal sesungguhnya setiap ujian yang dialami seorang anak tidak di dasarkan atas kemauan individu tertentu. Melainkan kebanyakan tantangan tersebut ada berdasarkan peraturan yang berlaku. Akibat dari peraturan tersebut, makanya kadang-kadang kita merasa mengalami ujian yang pelaksanaannya serentak (terjadi di dunia maya dan dunia nyata juga). Tidak perlu mendengarkan intimidasi hati karena kekhawatiran yang berlebihan. Santai dan hadapi semuanya dengan tenang sambil tetap berjalan di jalur yang baik, benar dan adil.

  7. Saudara/ kerabat/ teman/ toko online/ kurir/ pemilik warung/ pedagang kaki lima (dan lain-lain) bergiliran menguji anda.

    Ketika kita menilai peristiwa hanya dari apa yang tampak saja, maka duduk masalahnya akan tersembunyi terus dari hadapan kita. Daripada bersuara menuduh-nuduh tidak jelas, lebih baik mendiamkan perkara tersebut sambari menunggu insparasi seputar penjelasannya dan tetap berbuat baik kepada sesama. Kadang-kadang orang tualah yang menguji dan bekerja sama dengan saudara/ kerabat/ teman/ toko online/ kurir/ pemilik warung/ pedagang kaki lima. Sebagai anak di bawah asuhan orang tua, kita perlu bersabar, tenang dan tetap ramah menyambut tantangan yang mereka lemparkan. Ini adalah bagian dari proses pendewasaan diri dan bukan hanya anda yang menjalaninya tetapi semua orang yang sedang/ pernah menjalani tahapan hidup sebagai anak, pasti mengalaminya.

  8. Ujian menyebabkan kematian.

    Biasanya ujian yang menyebabkan kematian kita peroleh dari info saat menonton film atau sinetron tertentu. Seperti ada perlombaan yang diadakan seorang raja atau penyihir besar. Mereka yang berhasil mencapai target yang ditetapkan dan menyingkirkan lawan-lawannya akan keluar sebagai pemenang yang akan mendapatkan hadiah besar. Tidak masalah bagaimana mereka melewati tantangan tersebut, membunuh pun dibolehkan saja. Karya seni semacam ini biasanya bertemakan fiksi yang sebagian besar isinya hanyalah khayalan belaka.

    Lantas setelah melihat film yang menunjukkan tantangan hidup sampai mempertaruhkan nyawa, maka berpikir pula bahwa anda terancam mati karena beberapa masalah yang dihadapi agak berat. Padahal semua yang anda alami sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Jadi, anda tidak perlu terlalu khawatir karena tidak ada hukum yang dibuat untuk membunuh manusia. Melainkan semua hukum yang ada bermanfaat untuk membangun kemanusiaan itu sendiri.

  9. Ujian menyebabkan kecacatan.

    Ada racun orang tua yang menyebabkan kelumpuhan sementara tetapi jangan khawatir kejutan awalnya memang demikian. Itu tidak selamanya terjadi melainkan hanya di waktu pertama kali saja. Biasanya setelah itu, yang terjadi adalah persoalan yang anda hadapi semakin kecil dan hilang-timbul. Jadi, lama-kelamaan anda akan merasakan kelegaan asal dapat ikhlas, bersabar, rendah hati dan tetap bersikap baik.

    Apapun bentuk kelainan akibat ujian yang dialami seseorang bila bersifat permanan, itulah kejahatan yang dosanya dituntut sampai akhir zaman. Biarlah Tuhan yang menjadi hakim atas kita.

  10. Ujian menyebabkan sakit yang permanen.

    Tantangan dari orang tua tidak menyebabkan sakit permanen. Satu hal yang perlu anda camkan saat menghadapi situasi ini adalah “mempertahankan kebiasaan lebih sering minum air putih, dua tiga teguk sampai dua liter atau lebih per hari. Terutama anak yang sering merasa badannya sering didera racun kalium, perlu lebih sering meminum air putih. Bagusnya letakkan gelas atau botol minuman tersebut di samping meja belajar/ meja kerja. Sesekali nyanyikan dalam hati agar Tuhan mengingatkan anda untuk lebih sering meminum air sambil muliakanlah nama-Nya dalam berbagai aktivitas ringan yang digeluti.

    Sadarilah bahwa kurang minum air membuat rentang waktu keracunan berlangsung lama dan rasa sakitnya pun terkesan lama. Ada juga sedikit tantangan saat minum air karena rasanya seperti pahit atau menggetarkan lidah. Sekali pun hal-hal semacam ini muncul, jangan berhenti meminum air putih. Minumlah sedikit-sedikit dua tiga teguk tetapi lakukan sesering mungkin.

  11. Ujian berhenti karena kamu punya super power.

    Otak kita memang kadang suka sembarangan dalam menerjemahkan situasi. Bisa jadi kebiasaan buruk ini terjadi karena kita kurang fokus kepada Tuhan dan kurang bahagia menjalani hidup yang bolong-bolong. Atau mungkin juga karena kita terlalu fokus menikmati dan mengilhami film-film fiksi sains yang dapat ditonton/ didownload secara gratis melalui internet.

    Sadarilah bahwa ada tipe ujian kehidupan yang tidak ada penyelesaiannya. Anda tidak perlu ikut campur menghentikan atau mengintimidasi para pencoba tersebut. Melainkan semuanya itu ada awalnya dan ada pula waktunya dimana hal-hal tersebut akan berakhir dengan sendirinya. Yang perlu anda lakukan adalah menghadapinya dengan tenang dan fokuskan pikiran memuliakan Allah (bedah) sambil sibukkan diri melakukan hal-hal positif. Kerjakan tanggung jawab yang perlu segera diselesaikan, dan pelajari apa yang baik serta kerjakan latihan yang diberikan. Lakukan kebaikan kepada sesama dimulai dari mendoakan keberuntungan, kesehatan dan kesuksesan orang lain; beramah tamah pada momen yang tepat. Serta melakukan tindakan nyata lainnya untuk membantu sesama menurut kemampuan yang kita miliki.

  12. Ujian membuat fisik anda super kuat.

    Kesombongan bisa membuat seseorang senang bukan kepayang ketika racun-racun yang merecoki badanya mulai berkurang efeknya. Dia merasa bahwa itu terjadi karena badannya berevolusi semakin kuat layaknya superman/ supergirl. Beginilah jadinya ketika kita terlalu memperdalam karya seni di dalam hati. Kita tidak bisa lagi membedakan antara imajinasi dan realita kehidupan. Menghubung-hubungkan kisah kita dengan karya seni bergenre fiksi rentan berakhir sesat pikir. Sebab karya seni memang selalu berupaya untuk menyanjung para penikmatnya terbang ke langit ke tujuh. Dimana kebanyakan teori-teori yang ada hanyalah hoaks yang tidak realistis.

  13. Ujian membuat anda kebal terhadap racun.

    Sadarilah bahwa pola pemberian racun orang tua sifatnya fluktuatif dan kadarnya semakin berkurang. Tetapi orang yang suka berbangga-ria bisa saja menganggap bahwa pengurangan rasa sakit setiap kali dirinya diracuni merupakan pertanda bahwa suatu saat nanti badannya akan kebal. Ia merasa bahwa berkurangnya penderitiaan karena toksin terjadi karena sel-sel badannya belajar beradaptasi dan menekan pengaruh buruk toksin. Padahal semuanya itu terjadi karena orang tuanyalah yang telah mengurangi konsentrasi/ kadar/ takaran racun yang diberikan.

    Film, game dan pelajaran di sekolah sekalipun dapat menyesatkan hati jika digunakan sembarangan. Di dalamnya ada berbagai kisah fantastis yang mempertontonkan kekuatan manusia yang maju pesat saat terpapar dengan toksin. Berhati-hatilah saat menggunakan media (smartphone, televisi, laptop), bila perlu saksikan media-media yang ada sambil bernyanyi memuliakan Tuhan di dalam hati (bedah). Tuhan akan membantu anda agar tidak sesat pikir dan memanfaatkan informasi untuk tujuan yang positif. Padahal di dunia nyata, tidak ada orang yang kebal dengan racun sebab penambahan dosis sedikit saja bisa menimbulkan efek yang semakin memperberat kesakitan yang diderita.

  14. Berhasil melalui ujian membuat anda ditakuti orang.

    Ini adalah sebuah bentuk mencari pembenaran atas penderitaan yang dialami seseorang. Menjadikan masalah yang dihadapinya sebagai bahan pembicaraan untuk menuai pujian. Menjadikan hal-hal yang tidak logis sebagai sumber kesenangan yang fana. Pikiran yang menghubung-hubungkan peristiwa ini-itu secara sembarangan dapat menautkan peristiwa satu dengan yang lainnya tanpa suatu kesamaan. Mungkin saja suatu kejadian serentak terjadi atau jarak peristiwanya berdekat-dekatakan tetapi belum tentu kedua peristiwa tersebut ada kaitannya. Hindari mencari kebanggaan di tengah derita melainkan tetaplah berendah hati menjalani hidup. Gunakan akal sehat (logika) anda sebelum memilih atau memutuskan sesuatu.

  15. Setelah di uji ada hadiah.

    Anda adalah seorang anak yang suka bermain game dan selalu mendapatkan penghargaan saat berhasil menyelesaikan suatu misi. Lantas anda pun merasa bahwa setelah dicobai orang lain akan ada hadiah yang datang dengan sendirinya. Mungkin beberapa kali merasa bahwa statmen tersebut benar adanya. Akan tetapi, lama-kelamaan akan mulai memahami bahwa tidak semua tantangan ada imbalannya. Oleh karena itu, jagalah keikhlasan dan ketulusan hati saat menghadapi masalah. Anggap saja hal tersebut sebagai sesuatu yang wajib dan mau tidak mau tetap dihadapi sepositif mungkin. Tanpa mengharapkan imbalan apapun, sebab pada dasarnya setiap masalah yang berhasil dilewati berpotensi mengembangkan kepribadian dan melatih otak anda.

  16. Orang tua meracuni untuk menghukum anda.

    Sesama manusia tidak saling menghukum. Jika anda memiliki kesalahan pasti orang tua akan membicarakannya secara baik-baik. Jika seorang anak tidak mendengarkan maka akan di bawa ke forum keluarga besar atau kepada hamba Tuhan. Sebab tidak ada kesalahan yang tidak bisa diselesaikan dengan akal sehat. Daripada menghukum orang dengan tangan sendiri, lebih baik menyuruh pendosa untuk memukul dirinya sendiri agar lebih memahami dan menyadari kesalahannya.

    Ketahuilah bahwa orang tua dalam memberikan racun ada polanya. Ada hari-hari tertentu dimana mereka memberi racun ringan yang mau tidak mau efeknya dirasakan anak. Mungkin saja, anak tersebut melakukan kesalahan beberapa saat sebelum mengonsumsinya, lalu merasa bahwa rasa sakit ringan yang dialaminya disebabkan karena kesalahan yang dilakukan sebelumnya. Kecenderungan menghubung-hubungkan peristiwa yang berdekatakan semacam ini jelas salah persepsi. Sebab kesalahan kecil yang dilakukannya mungkin belum disaksikan orang tua dan ayah-ibu yang memberi toksin pun melakukannya berdasarkan rekomendasi dari sistem.

  17. Ujian kehidupan mendewakan orang tua.

    Bertepatan di hari seorang anak diracun ringan, ada pemberian nasihat oleh Ayah-ibunya. Karena si anak menyadari kekejaman halus ortunya maka menganggap bahwa usaha tersebut mereka lakukan agar semua nasehat yang diberikan diikuti tanpa terkecuali. Seolah-olah ayah dan ibu adalah dewa-dewi yang harus selalu dipatuhi dalam keluarga. Mengait-ngaitkan nasehat dan rasa sakit yang dialami menghasilkan sudut pandang yang bias sebab kedua hal tersebut tidak ada hubungannya.

    Orang tua memberi nasehat karena sudah saatnya atau momennya bertepatan. Sedangkan toksin yang mereka bubuhkan tidak diberikan atas kehendak mereka melainkan karena ada hukum yang mengatur hal tersebut. Jadi, seorang anak tidak perlu takut berlebihan akibat nasehat orang tua yang disertai dengan rasa sakit di badan. Hindari menghubung-hubungkan kedua kejadian tersebut. Mereka bukan dewa-dewi yang semua kata-katanya harus diikuti tanpa koreksi sedikitpun. Hanya saja, tetapkan diri anda sebagai anak yang patuh untuk mendengarkan nasehat orang tua dengan seksama tetapi yang anda lakukan hanyalah saran yang benar dan masuk akal. Masukan yang kurang tepat dan kurang logis sebaiknya dijauhi sekalipun nasehat tersebut keluar dari mulut Ayah dan Bunda di tengah rasa kurang nyaman yang menjejali badan dari dalam.

  18. Orang tua sewenang-wenang mengerjai anda.

    Harap luruskan kembali pemahaman anda tentang dunia ini sebab memang tampaknya dunia ini dipenuhi dengan orang-orang jahat seperti yang tampak di televisi. Seolah selalu ada kekacauan dimana-mana bahkan di dalam keluarga kecil pun terjadi bentrok dan saling serang. Itulah media yang selalu membesar-besarkan dan sandiwara yang selalu syarat dengan fantasi, sesuatu yang bila diartikan secara kasar sebagai “bualan belaka!”

    Pahami baik-baik bahwa masing-masing dari kita pasti mengejar kebajikan karena merindui kekekalan hidup. Siapa orang yang tidak mau hidup selamanya sebagai malaikat yang penuh kekuatan terang dan bebas kemana saja diseluruh penjuru alam semesta? Atau anda mau terkungkung dikurung dalam panasnya api neraka yang membara? Semua orang suka kebaikan, kebenaran dan keadilan karena ada kebahagiaan saat melakukannya. Juga mengikuti peraturan logis turut membuat hati bahagia menjalani hidup fana yang terbatas ini. Jadi, tidak ada orang yang suka berbuat sewenang-wenang, termasuk orang tua anda. Sadar atau tidak, diungkapkan atau tidak: Ayah dan Ibu anda hanya mengikuti rekomendasi dari kebiasaan tertulis yang lazim di dalam masyarakat.

  19. Dan lain sebagainya, silahkan cari sendiri.

Kesimpulan

Semua yang ada di sini hanyalah pengalaman pribadi sedang kami sendiri belum membaca apapun tentang peraturan seputar racun orang tua. Jika tebakan kami salah, abaikan saja. Namun jika tebakan kami mendekati proses-proses yang terjadi dalam hidup anda, bersyukurlah kepada Tuhan.

Masa-masa hidup kita sulit di awal-awal karena kerap kali ditantang oleh orang tua sendiri. Biasanya tantangan yang merepotkan dan mengganggu kenyamanan tersebut tidak disadari sikecil bahwa asalnya dari orang tua. Sebab orang tua selalu memberi alasan yang masuk akal seputar pengalaman buruk itu. Akan tetapi, beberapa anak dewasa lebih dulu atau lebih lama berada di dekat orang tua karena status kemandirian hidup yang belum berubah. Sehingga menyadari bahwa beberapa penyebab dari penyakitnya dipicu oleh toksin yang sengaja dibubuhkan oleh orang yang selama ini sangat dipercayainya. Kejutan dini yang bila dihadapi tanpa pikir panjang, cenderung membuat seseorang salah kaprah karena terlalu buru-buru beropini. Oleh karena itu, hindari berkomentar terlalu dini atas ujian sosial yang dijalani. Tunggulah dengan sabar aktif positif sampai turun inspirasi seputar kejadian tersebut. Sebab kesabaran selalu mendahului kebijaksanaan seorang manusia.

Salam, Sudut pandang
bias karena banyak
yang belum anda pahami.
Pahamilah terlebih dahulu,
dan nantikan terungkapnya
fakta-fakta unik
rahasia terdalam
yang dapat memperbaiki
persepsi yang awalnya kurang tepat
!

Mohon Kritik & Saran, ini hanya perumpamaan tanpa editor: Anda mengoreksi tulisan ini artinya lebih cerdas dari kami, Selamat!

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.