Allah Tritunggal – Tiga Dimensi Kepribadian Allah Pelajaran Untuk Menemukan Ketenteraman Hati Yang Sejati

Allah Tritunggal - Tiga Dimensi Kepribadian Allah Pelajaran Untuk Menemukan Ketenteraman Hati Yang Sejati

Manusia tidak mampu memahami seluruh pribadi Allah

Kristen Sejati – TUHAN, bukanlah sesuatu yang bisa dikonsep oleh manusia. Artinya, sebesar, sehebat, secerdas apapun manusia itu tidak akan mampu memperkirakan seperti apa Allah itu? Kita hanyalah orang-orang hina dari debu-tanah yang tidaklah ada apa-apanya dibandingkan dengan-Nya. Pengetahuan kita tidaklah cukup untuk memahami segala sesuatu tentang Allah. Tetapi karena kasih karunia-Nya yang begitu besar terhadap dunia ini, Ia telah merendahkan diri-Nya untuk memperhatikan, menolong dan menuntun setiap ciptaan kepada jalan kebenaran yang berujung pada hidup yang kekal.

Sedekat apa manusia telah menyaksikan pribadi Allah?

(Keluaran 33:20-23) Tetapi firman-Nya: “Aku akan melewatkan segenap kegemilangan-Ku dari depanmu dan menyerukan nama TUHAN di depanmu: Aku akan memberi kasih karunia kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani siapa yang Kukasihani.” Lagi firman-Nya: “Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup.” Berfirmanlah TUHAN: “Ada suatu tempat dekat-Ku, di mana engkau dapat berdiri di atas gunung batu; apabila kemuliaan-Ku lewat, maka Aku akan menempatkan engkau dalam lekuk gunung itu dan Aku akan menudungi engkau dengan tangan-Ku, sampai Aku berjalan lewat. Kemudian Aku akan menarik tangan-Ku dan engkau akan melihat belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak akan kelihatan.”

Bahkan nabi Musa sendiri yang sudah sangat dekat untuk melihat Allah tidak dapat tahan memandang wajah-Nya melainkan hanya diperkenankan menyaksikan bagian belakang Allah saja. Bangsa Israel kala itu hanya menyaksikan pribadi Allah dari kejauhan dalam wujud tiang awan, tiang api, guruh mengguntur, kilat sabung-menyabung, sangkakala berbunyi dan gunung berasap. Sedangkan kita saat ini, sudah jarang menyaksikan penglihatan semacam itu sebab Tuhan menghendaki iman yang kuat-teguh dan tulus dari setiap orang percaya, bukan iman yang berdasarkan atas pencitraan pancaindra. Sebab iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibrani 11:1).

Siapakah yang mampu mengerti pribadi Allah, yang kuat hatinya atau yang kuat indranya?

Satu-satunya yang bisa mengerti pribadi Allah adalah orang beriman. Tuhan mengehendaki orang yang hatinya lebih kuat daripada indranya. Sebab manusia yang dikuasai oleh indra, hidupnya dikuasai oleh materi: gemerlapan, kemewahan dan pesona duniawi. Mereka yang dikuasai oleh indra sangat ketergantungan dengan materi bahkan bisa dikatakan bahwa orang-orang ini terlalu mengandalkan, lebih tepatnya terlalu mendewakan kekuatan duniawi yang dimilikinya (yang dapat dilihat, didengar dan diraba) daripada meninggikan Allah yang tidak kelihatan. Manusia semacam ini tidak layak bagi Tuhan seperti ada tertulis:

Yesaya 31:1 Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang mengandalkan kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak, dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tidak mencari TUHAN.

Lagi firman-Nya berpesan:

Yeremia 17:5 Beginilah firman TUHAN: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!

Orang yang kebahagiaan, kedamaian dan ketenteraman hatinya berasal dari dunia ini jelas tidak dapat memahami kepribadian Allah. Mereka adalah orang-orang yang sangat tergila-gila dengan gemerlapan, kemewahan, kenikmatan dan pesona materi yang ada di dalam dunia ini. Mereka bekerja keras untuk memuaskan indranya, berusaha untuk menenangkan indranya dan berjuang untuk menyukakan indranya. Kehidupannya tidak bisa lepas dari hal-hal duniawi: begitu dirinya guncang karena kekurangan materi, langsung saja rasa sedih, galau, sungut-sungut dan kekuatiran menguasai hatinya. Orang-orang seperti ini tidak mampu memahami Allah yang tidak dapat dicitrakan oleh pancaindra manusia.

Mengapa Allah memilih untuk tidak memperlihatkan diri lagi?

Jauh sebelum kita ada di dunia ini, Allah sudah berulang-ulang kali memperlihatkan diri-Nya, baik secara langsung maupun secara tidak langsung (lewat penglihatan nabiah). Tetapi, lagi-lagi manusia lebih cenderung terlena oleh indranya lalu hatinya melemah akhirnya terdorong melakukan perbuatan menyimpang yang menimbulkan dosa. Keadaan ini terus berlanjut dan berputar-putar “pesona materi >> indra terlena >> dosa >> Allah memperlihatkan diri langsung/ tidak langsung >> pertobatan >> pesona materi >> dan seterunya.” Keadaan ini dikarenakan keberadaan Allah hanya menyentuh pancaindra manusia saja (sedang hatinya lemah) dimana reaksi yang timbul saat itu adalah ketakutan sehingga manusia terkesan “agak terpaksa” melakukan perintah dan larangan-Nya.

Jika dahulu Allah memperkenalkan dirinya lewat perbuatan-perbuatan ajaib yang tidak bisa diselami oleh manusia itu sendiri. Dimana semuanya ini berorientasi pada pancaindra manusia tetapi efeknya lemah sebab tidak lama setelah itu, dosa akan kembali menawan mereka. Oleh karena itu, Allah telah berjanji untuk tidak memperlihatkan diri-Nya lagi lewat indra manusia melainkan langsung menuliskannya di dalam hati setiap orang percaya seperti ada tertulis:

(Ibrani 8:10-12) “Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu,” demikianlah firman Tuhan. “Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya, atau sesama saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku. Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka.”

Jadi, Tuhan tidak lagi menampakkan diri lewat pancaindra manusia sebab semua perbuatan ajaib yang dahulu dilakukan para nabi termasuk Yesus Kristus sendiri rahasianya adalah garam. Setiap orang yang mengetahui rahasia dari manfaat garam yang sebenarnya akan merasakan betapa dahsyatnya Allah kita, hanya Dialah satu-satunya yang layak di puji dan layak di sembah. Dia telah mempersiapakan dunia ini sedemikian rupa untuk mencukupi kebutuhan segala makhluk dalam sistem yang berputar-putar. Andapun tidak perlu lagi bertanya dan meraba-raba tentang muzizat yang terjadi di dalam Alkitab sebab semuanya telah terjawab lewat manfaat dari garam perjanjian Allah yang telah Ia rancangkan sejak dari zaman perjanjian lama saat nabi Musa membawa orang Israel keluar dari tanah Mesir, seperti ada tertulis.

Imamat 2:13 Dan tiap-tiap persembahanmu yang berupa korban sajian haruslah kaububuhi garam, janganlah kaulalaikan garam perjanjian Allahmu dari korban sajianmu; beserta segala persembahanmu haruslah kaupersembahkan garam.

Sekarang, Allah menyatakan dirinya langsung dalam hati manusia lewat karya penyertaan Roh Kudus. Pada hakekatnya penyertaan Allah dalam kehidupan kita ditandai dengan ketenteraman hati yang sifatnya sejati sekalipun lingkungan sekitar bergejolak. Sebab dimana ada ketenteraman hati maka disanalah ada jalan Tuhan seperti yang telah dijanjikan-Nya kepada nabi Musa (bandingkan Keluaran 33:14). Bisa dikatakan bahwa “hati yang selalu tenteram adalah puncak dari kekristenan itu sendiri.” Bahkan sekalipun gonjang-ganjing kehidupan menerpa setiap orang yang percaya, ketenteraman hati itu akan tetap ada. Sedangkan jalan Allah sendiri dapat ditempuh dalam segitiga emas kekristenan seperti yang disampaikan oleh Tuhan Yesus tentang syarat mengikut jalan-Nya.

Trinitas Allah cs segitiga emas kekristenan

ALLAH TRITUNGGAL (TRINITAS ALLAH)

DAN

Sepertinya bangun segitiga adalah yang paling populer dalam ajaran kristen. Selain menjelaskan tentang 3 dimensi kepribadian Allah, ini juga menjelaskan tentang segitiga kekristenan yang diajarkan oleh Tuhan Yesus sendiri. Pada dasarnya Yesus mengingatkan orang percaya untuk (1) selalu mengikuti jalan kebenaran: mengasihi Allah dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap akal budi; juga mampu mengasihi sesama seperti diri sendiri. (2) Tuhan tahu bahwa akan ada banyak tantangan yang ditemui untuk menempuh tujuan yang benar ini. Yesus berpesan agar setiap kita selalu siap memikul salib, yakni cobaan/ ujian kehidupan yang mengiringi setiap jalan-jalan yang dilalui. (3) Sedangkan sebagus apapun hasil yang kita peroleh, sebaiknya selalu mengutamakan untuk menyangkal diri bahkan menghinakan diri sendiri sebab kita hanyalah hamba-hamba yang tidak berarti tetapi Tuhan telah berkenan untuk mempekerjakan kita melakukan kehendak-Nya.

Trinitas dan tiga dimensi kepribadian manusia

Segitiga yang satu ini cukup populer sebab menyangkut kehidupan manusia. Pada dasarnya manusia memiliki 3 dimensi kehidupan, yaitu pikiran, perkataan dan perbuatan. (a) Pikiran adalah dasar kehidupan manusia: jika pikiranmu baik maka perkataan dan perbuatan juga baik adanya. Di dalam pikiranlah terjadi segala bentuk pemilahan, pembahasan dan pertimbangan yang sematang-matangnya terhadap sesuatu dan lain hal sebelum benar-benar diekspresikan ke luar. (b) Perkataan adalah sikap yang lebih sering terpapar dengan sesama maupun lingkungan sekitar. Lewat kata-kata kita bisa melakukan kebaikan yang sederhana (ramah tamah) dan bisa juga melakukan dosa yang menyakitkan (fitnah, sindiran). (c) Perilaku adalah kebaikan yang dampaknya paling nyata sehingga dapat disaksikan oleh orang lain. Kesejajaran antara ketiga dimensi ini menggiring anda pada kejujuran & konsistensi yang dapat menciptakan ketenteraman di dalam hati. Sedangkan mereka yang pikiran, perkataan dan perbuatannya tidak sesuai merupakan penipu, yaitu orang munafik yang tidak akan menemukan ketenangan, kelegaan dan kedamaian selama hidup di dunia ini.

Konsep Allah Tritunggal

Allah tritunggal adalah kompleksitas Allah yang tidak dapat dimengerti oleh manusia yang berperan sebagai Bapa, Putra dan Roh Kudus dalam satu kesatuan yang kekal.

Harap dipahami bahwa kepribadian Allah benar-benar tidak bisa dipahami 100%, bahkan nabi Musa sendiri hanya sanggup melihat bagian belakang-Nya saja. Tetapi melalui firman yang dititipkan-Nya kepada kita yang telah ditulis sejak dari zaman purbakala merupakan sebuah petunjuk yang penuh teka-teki dan harus dipahami dalam konsep iman kristen. Sadarilah bahwa tanpa iman, kita tidak mampu memahami segala sesuatu yang tidak kelihatan. Sebab sekalipun tidak dapat dicitrakan oleh indra, Tuhan adalah esensi yang maha hadir, maha mengetahui dan tak terbatas oleh ruang dan waktu apapun yang berlaku di alam semesta. Kalangan intelektual mengatakannya sebagai pribadi yang tidak dapat dijelaskan oleh teori atau rumus apapun.

Kita ambil sedikit perumpamaan tentang situasi ini. Misalnya, kami ketika dipanggil di area manajemen disebut sebagai “admin labor” tetapi di kalangan teman-teman di kantor dipanggil dengan nama “A***N.” Saat sampai di rumah, nama panggilan kami adalah “Boy” tetapi ada juga beberapa orang dikampung yang memanggil kami dengan nama “abang satu.” Sekalipun nama itu berbeda-beda menurut tempat kami berada tetapi orangnya tetap satu. Contoh lainnya adalah seorang pekerja di kantor dipanggil dengan nama “Budi” (nama aslinya), saat di rumah diantara para saudara dipanggil “Ayah Badu” (nama anaknya) tetapi tiba di perkumpulan/ paguyuban tertentu namanya menjadi “Bapak Manurung” (nama keluarga).

Harap dicamkan: manusia dengan segala kegemilangannya tidak mampu mendefenisikan kepribadian Allah. Artinya, setinggi apapun logika anda tidak mampu menjengkali kepribadian-Nya. Anda harus membebaskan hati dari konsep berpikir yang memetak-metakkan Allah sebab Dia adalah maha segalanya. Jika seorang manusia mampu melakukan pemetaan terhadap kepribadian-Nya berarti Dia bukan maha dan masih berada di bawah akal pikiran manusia

Sekalipun demikian, Ia berkenan untuk dicari & ditemui oleh setiap orang percaya melalui firman yang disampaikan-Nya sejak dari zaman purbakala. Pada dasarnya Tuhan adalah satu tetapi Ia mampu membagi-bagi dirinya untuk melakukan peran yang sesuai dengan kehendak-Nya. Terdapat beberapa tujuan dari aktivitas ini, diantaranya adalah sebagai berikut.

  1. Melakukan peran yang berbeda-beda.
  2. Untuk membingungkan orang berdosa agar tidak dapat memahami kehendak-Nya.
  3. Sebagai sebuah teka-teki untuk menggali kecerdasan & kebijaksanaan dalam diri manusia itu sendiri.

Allah Bapa.

Memperkenalkan dirinya dalam segala kedahsyatan yang luar biasa dengan segala perbuatan-perbuatan-Nya. Tampil sebagai Pencipta Segala Masa yang telah menempatkan alam semesta menurut fungsinya masing-masing. Matahari menerangi siang sedangkan bulan dan bintang menerangi malam. Langit yang kosong di atas sedangkan daratan dan perairan yang ada di bawah. Tumbuh-tumbuhan sebagai produsen untuk mempersiapkan makanan bagi makhluk hidup lainnya. Binatang di laut, udara dan daratan yang berkeriapan menurut habitatnya. Sedangkan manusia diciptakan sebagai pengatur yang lebih berperan untuk memanajemen sumber daya yang ada.

Sayang sekali, dia (manusia, kita) yang dipercayakan untuk memanajamen bumi ini selalu saja jatuh dalam hawa nafsunya sendiri. Sebab pancaindranya lebih kuat mengendalikan dirinya dibandingkan dengan hatinya. Cepat sekali terpesona dengan materi sehingga memanipulasi sesamanya untuk memperoleh keuntungan sedang bumi dieksploitasi secara besar-besaran untuk menghasilkan berbagai-bagai barang yang indah, mewah dan megah. Dosa yang dilakukan sebanding dengan kerusakan bumi yang ditimbulkannya. Sehingga terjadilah gangguan keseimbangan alam yang terus saja menelan korban jiwa dan meluluh lantakkan fasilitas yang ada di atasnya. Kejadian semacam ini terus saja terjadi dimana bencana alam memunahkan segala sesuatu yang ada di wilayah tersebut. Contoh paling awal dalam Alkitab tentang bencana alam akibat kejahatan dan keserakahan umat manusia saat air bah memenuhi bumi (Kejadian 7:1-24).

Allah Anak.

Kehadiran Tuhan Yesus ke dunia ini sangat fenomenal. Datang dengan segala kesederhanaan yang bahkan mungkin saja tidak dialami oleh manusia zaman sekarang, lahir dikandang hewan. Ini adalah suatu hentakan keras bagi umat manusia bahwa sesungguhnya materi yang selama ini kita cari, kita kejar bahkan kita banggakan adalah sebuah fatamorgana. Pancaindra telah ditipu oleh kemewahan dan kenyamanan yang diberikan materi sehingga berpikir bahwa hal-hal yang ada di dunia ini bisa memberikan kebahagiaan, kedamaian dan ketenteraman di dalam hati. Padahal dengan mengejar materi, kita seperti MENGGALI KUBURAN SENDIRI. Sebab eksploitasi alam yang kita lakukan kelak akan memicu bencana yang akan menelan korban jiwa yaitu kita sendiri atau anak-anak kita atau cucu-cucu kita atau cicit-cicit kita atau keturunan kita berikutnya.

Peran Tuhan Yesus sendiri selama ia hidup di dunia ini adalah memberikan teladan yang baik bagaimana seharusnya menjadi orang yang percaya. Semua yang dilakukan Yesus adalah ilmu-ilmu terapan yang sifatnya aplikatif dan dikehendaki oleh Allah sendiri. Oleh karena itu, sudah sepatutnya setiap orang percaya untuk mengidolakan Yesus Kristus di dalam seluruh lini kehidupannya. Ia juga sekaligus sebagai Sang Penebus yang telah mengorbankan diri-Nya untuk menghapus dosa manusia di atas kayu salib. Cawan kehangatan murka Allah yang seharusnya kita minum karena segala pelanggaran yang kita perbuat telah diteguk-Nya sekali untuk selama-lamanya. Seperti ada tertulis:

Lukas  22:42 “Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.”

Yang dimaksud dengan “cawan” sepadan dengan “cangkir kehangatan murka-Ku” seperti ada tertulis :

Yesaya  51:22 Beginilah firman Tuhanmu, TUHAN, Allahmu yang memperjuangkan perkara umat-Nya: “Sesungguhnya, Aku mengambil dari tanganmu piala dengan isinya yang memusingkan, dan isi cangkir kehangatan murka-Ku tidak akan kauminum lagi,

Cawan atau disebut piala atau disebut juga sebagai cangkir yang telah diminum Tuhan Yesus saat berada di bumi adalah kehangatan murka Allah yang timbul atas dosa-dosa yang telah dan yang akan dilakukan oleh umat manusia. Cawan murka Allah inilah yang membuat Yesus Kristus mati di atas kayu salib untuk menanggung kesalahan kita. Seharusnya kitalah yang dihukum mati tetapi pengorbanan Yesus Kristus telah menjadi juruselamat sekali untuk selamanya bagi seluruh umat manusia. Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya yang mengatakan “…. Isi cangkir kehangatan murka-Ku tidak akan kauminum lagi.”

Akibat dosa adalah maut, sekecil apapun dosa itu akibatnya adalah maut. Yang dimaksud dengan maut disini adalah kematian kekal yang menyebabkan manusia dibuang ke dalam api neraka yang menyala-nyala, penuh ratap, tangis dan kertak gigi. Oleh karya penebusan yang dilakukan Yesus Kristus, setiap orang percaya telah dibebaskan dari kematian kekal sekali untuk selamanya. Dosa-dosa kita yang dulu, sekarang dan yang akan datang telah diampuni Allah lewat pengorbanan Anak-Nya yang tunggal. Tetapi bukan dalam arti, saat ini kita bebas melakukan dosa sebab Allah tidak mau dipermainkan oleh siapapun.

Setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus akan beroleh hidup yang kekal (berhak masuk sorga). Hak atas hidup yang kekal membuat kita juga berhak atas Roh Allah yang mendiami hati masing-masing. Ialah yang selalu mengingatkan kita tentang dosa yang harus kita jauhi. Sedangkan kesalahan yang tidak diampuni, yakni karena melawan Roh Kudus akan diperhitungkan sebagai pertimbangan akan masuk sorga level berapa kita kelak. Tetapi bagi mereka yang selalu saja melawan kata hatinya sendiri lalu cenderung mengabaikan perintah dan larangan-Nya tetap akan dibuang ke dalam api neraka. Selengkapnya, Kesalahan yang tidak diampuni.

Allah Roh.

Yohanes 14:26 tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.

lagi Ia berkata…..

Yohanes 16:13 Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.

Inilah kebenaran yang akan mengajarkan hikmat dan kebijaksanaan yang datangnya dari Allah sendiri yang langsung menempati hati setiap orang percaya. Dengan memiliki hati yang senantiasa terhubung kepada Tuhan niscaya hidup kita akan dipuaskan oleh kedamaian, kebahagiaan dan ketenteraman. Disinilah ada hal-hal yang selama ini dicari-cari oleh para pendahulu kita sejak dari zaman purbakala, yaitu kebahagiaan yang sejati, kedamaian yang kekal dan ketenteraman hati sampai selama-lamanya. Anda hanya mampu memilikinya saat fokus pikiran terus saja diarahkan kepada Tuhan dalam doa, firman dan nyanyian pujian. Pilihan yang lebih sering untuk dilakukan dan bisa diterapkan dimanapun, kapanpun dan bagaimanapun keadaan kita, yakni saat hati selalu bernyanyi memuji-memuliakan Allah.

Kesimpulan

Puncak kekristenan:
33:14 Lalu Ia berfirman: “Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu.”

Kepribadian Allah adalah sebuah petunjuk bagi umat manusia bagaimana sesungguhnya menemukan ketenteraman hati yang sejati dan tidak pernah putus-putusnya sekalipun dunia disekitar kita bergejolak. Menemukan Allah sama dengan menemukan ketenteraman hati yang kekal. Oleh karena itu, pahamilah kehadiran-Nya, selami ajaran-Nya dan aplikasikan setiap perintah dan larangan-Nya untuk mencapai puncak kekristenan yang sesungguhnya. Sadarilah bahwa Ia telah memperingatkan kita dengan sangat tentang ketergantungan akan hal-hal duniawi yang hanya menawarkan kedamaian, kebahagiaan dan ketenteraman sementara dimana cepat atau lambat semuanya itu akan membunuh balik (mendatangkan bencana), baik secara fisik maupun secara psikis/ mental/ moral.

Dimana ada ketenteraman disitu ada kedamaian, ada kelegaan, ada kebahagiaan dan ketenangan hati.

Salam, tulisan ini belum menggambarkan apa-apa tentang pribadi Allah!

Mohon Kritik & Saran, ini hanya perumpamaan tanpa editor: Anda mengoreksi tulisan ini artinya lebih cerdas dari kami, Selamat!

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.