Emas Murah – PT Freeport Tidak Pernah Ada (HOAX)

Emas Murah - PT Freeport Tidak Pernah Ada (HOAX)

Kadang kita tidak menyangka bahwa apa yang dahulu berjaya, kini sudah tidak ada lagi artinya. Hal-hal yang dicari-cari manusia di masa lampau, bahkan saking populernya hal tersebut, bisa saja beberapa orang melakukan upaya yang kurang halal untuk memilikinya. Betapa giatnya orang berlari untuk mengejarnya, seolah hal tersebut adalah impian mereka, sesuatu yang sangat diidam-idamkan. Tidak terbayang betapa besarnya perjuangan untuk memilikinya, rasa senang yang tersisa hanya berlaku tiga minggu atau net-netnya sebulan saja. Setelah sebulan berlalu, rasa-rasanya memiliki hal tersebut tidak sesenang dulu, sepertinya telah hambar dan menjadi biasa saja. Lantas hati tidak puas lalu kembali mencita-citakan untuk memiliki yang lebih baik, lebih besar dan lebih mahal. Begitulah kehidupan manusia yang terjebak dalam perputaran hawa nafsu yang menggunung.

Berbagai media yang ada memang bermanfaat untuk membantu mensuport kehidupan kita agar selalu mengarah kepada hal positif. Namun di sisi lain, media-media tersebut juga mencoba menguji kita, apakah kita bisa tetap mempertahankan kebaikan yang benar di tengah gunjang-ganjing situasi? Mereka yang tidak bisa bertahan akan melemah secara perlahan-lahan lalu mulai bolong di sana dan di sini. Suka melakukan kesalahan kecil sampai berujung pada kesalahan besar yang membuat kita berakhir dalam keterpurukan sendiri atau terbaring dalam rumah sakit atau terkurung di balik jeruji besi. Semua keadaan ini menunjukkan bahwa kita kurang waspada sehingga terjebak dalam pengaruh negatif yang di bawah oleh teknologi dan mini teknologi yang ada dalam genggaman kita.

Salah satu pengaruh buruk yang dibawa media dalam hidup kita adalah berita bohong yang penyebarannya sangatlah cepat. Mau bagaimana lagk, kita tidak bisa menghindarinya sebab hoax sering kali disajikan bersama “berita-berita biasa” yang berhubungan langsung dengan kehidupan manusia. Memang hal-hal tersebut tidak berdampak langsung tetapi efeknya akan kelihatan setelah paparan selama berbulan-bulan bahkan menahun. Untunglah betapa pun besarnya unsur-unsur tipuan dalam suatu berita, kita masih dimungkinkan untuk membedakannya dengan akal sehat. Sebab biar bagaimana pun pada hakekatnya “kebohongan selalu bertentangan dengan akal sehat manusia.”

Salah satu kebohongan media yang sempat tersebar di seluruh negeri ini adalah soal PT Freeport yang menambang emas di Papua. Berita ini seperti sebuah tamparan yang membuat beberapa orang menjadi sentimen terhadap Amerika. Belum lagi tentang isu yang cukup santer di kala itu tentang Amerika yang menentang keberadaan orang Islam. Artinya semua keadaan ini mengarahkan Muslim Indo (lokal) untuk membenci Amerika sebanyak-banyaknya. Padahal cerita tambang emas itu tau-taunya hanya terjadi di dalam film-film yang dirilis oleh orang luar negeri. Lantas media kecil bahkan media besarpun membuatnya menjadi suatu perusahaan nyata yang secara bombastis merajai negeri ini dalam peran yang sesat.

Kami sendiri masih ingat betapa buruknya image sebuat mega PT Freeport. Di gembar-gemborkan telah menggedor tanah Papua semenjak puluhan tahun yang lalu. Seolah perusahaan ini sangat berkuasa di negeri kita Indonesia. Mereka seperti merajai industri swasta dan pemerintah dengan menetapkan profit yang di setorkan ke daerah dan ke negara hanya sebesar satu persen. Media menggambarkan negeri adidaya tersebut sebagai preman sama seperti kebanyakan film Amrik yang syarat dengan kekerasan, penganiayaan dan pembunuhan. Seolah-olah berita yang disajikan sangat menyudutkan “Amerika yang malakin Indonesia.”

Sedang menurut kami secara pribadi, jatah satu persen itu hanya yang diketahui umum dan diberikan secara resmi kepada negara. Sedang masih banyak lagi suntikan-suntikan dana lain yang diberikannya bukan untuk negara saja melainkan juga untuk oknum penting di pemerintahan. Spekulasi ini bisa saja terus dikembangkan ke arah yang negatif terlebih kalau kita hanya terjebak dalam dalam prasangka negatif yang hanya melihat kejelekan dan mengabaikan hal-hal baik di dalamnya. Lantas anda pun terus menghubung-hubungkan kekejaman jatah satu persen tersebut dengan kejadian pemboman menara kembar keuangan di Amrik pada tahun 2002. Seolah anda menegaskan bahwa itu adalah balasan yang setimtipal akibat kapitalis amrik yang berlaku semena-mena terhadap negeri kita.

Pada kenyataannya, Amerika tidak seburuk berita-berita tentangnya. Mereka bukan negeri yang melegalkan kekerasan dimana-mana, tidak ada perusahaan mereka yang menambang di Indonesia Timur dan bom pesawat di menara kembar hanya berdasar dari secuil cerita dalam beberapa film. Separah apa pun desas-desus yang berkembang di dalam negeri, sebaiknya diabaikan saja bagaikan tisu bekas yang dibuang orang ke tong sampah. Sudah sepantasnya kita tidak terbawa pengaruh media yang menjelek-jelekkan bangsa ini dan itu. Sebab biar bagaimana pun, tiap-tiap negara memiliki sejarah kelam dan masa-masa keemasannya sendiri-sendiri. Tentu saja masa kelamnya merupakan efek kapitalisme yang mengerucut, sedangkan masa keemasan adalah saat ada keadilan sosial untuk semua orang.

Di atas semuanya itu, selalu sadari bahwa pemerintah saat ini belum sepenuhnya jujur terhadap informasi yang berasal dari luar negeri. Kebenaran terkininya terkadang disembunyikan oleh pemerintah sebagai penguasa terhadap perputaran informasi. Dimana mungkin saja yang ditonjolkan media lokal adalah informasi jadul (kejadian yang sudah lama berlalu diungkit-ungkit). Negeri ini-itu telah memasuki abad keemasan namun yang diinfokan kepada kita adalah tiga atau lima tahun sebelumnya ketika negeri tersebut masih terpuruk. Pemicu hoax lainnya terjadi ketika media malah mengangkat liputan tentang film karya bangsa lain sebagai kenyataan di dalam negeri. Perlu kita pahami baik-baik untuk membedakannya dengan kenyataan berdasarkan akal sehat dan kemana arah pemahaman kita di bawa oleh informasi tersebut.

Contohnya tentang pengoboman menara kembar di Amrik. Bagaimana mungkin bangsa yang telah maju bisa kebobolan sebesar itu? Padahal pengawasan keamanan di negeri tersebut menjadi cerminan bagi negara lain termasuk Indonesia sendiri. Keteledoran bisa saja muncul tetapi bom di pasawat adalah mustahil karena segala barang bawaan telah di scan dengan sinar X. Tidak mungkin Amerika mengorbankan penduduknya sebab mereka telah menemukan cara untuk mencapai titik keseimbangan pemanfaatan sumber daya. Juga tidak mungkin mereka menyerang irak demi minyak bumi, padahal negeri mereka sendiri sangat kaya dengan minyak bumi.  Sesuatu yang diketahui ketersediannya berganti pulish setiap waktu asalkan dieksplorasi secara terpimpin dan terencana.

Kita ambil contoh tentang “Amerika yang menambang emas di Indonesia.” Bagaimana mungkin negeri yang makmur itu merebut kemakmurannya lewat perburuan logam mulia? Padahal mereka adalah negeri yang lebih maju dari Indonesia yang bisa berdikari tanpa sumber daya dari negara lain. Sebab mereka telah mengoptimalkan perputaran sumber daya yang seimbang sehingga tidak ada istilah kekurangan atau kelebihan. Lagi pula para penelitinya dapat membuat emas di laboratorium. Jadi buat apa susah-susah menggalinya mati-matian di dalam bumi jika ketersediannya bisa selalu ada lewat teknologi konversi materi. Lagi pula toko online Amerika menjual emas dengan harga murah. Jadi, dari segi logika PT Freeport mustahil menambang di nusantara.

Pada dasarnya, emas itu mahal karena produksinya terbatas dan kendali harga yang dilakukan oleh pemerintah. Penjualan emas di berbagai wilayah hanya terjadi secara internal. Artinya, anda hanya dapat menjual dan membelinya dengan harga sepadan di toko yang sama (toko lainnya yang salaing bekerja sama). Manusia tidak bisa menilai dengan mata telanjang tentang detail kemurniannya, semua dilakukan oleh mesin yang belum tentu terkalibrasi. Satu-satunya yang menjadi pegangan adalah surat-surat berharga yang menyertai pembelian emas tersebut. Ini adalah bisnis keuangan dimana emasnya tidak terlalu penting tetapi surat-suratnya adalah bukti sah yang menguatkan keaslian aset. Artinya, sekali pun anda punya banyak emas di rumah, tanpa surat-surat yang mengesahkan dan tanpa jaminan sertifikat, harganya cenderung lebih murah dari nilai pasaran.

Keadaan alami menyebabkan simpanan emas di rumah mengalami kemerosotan. Terjadi residu, penurunan bobot dan tingkat kemurnian karena pengaruh iklim, manusia dan waktu. Akibatnya, menahan emas di rumah selama beberapa waktu akan menurunkan harga jualnya kelak. Lebih baik menginvestasikannya di lembaga keuangan terdekat dimana manusia, iklim dan waktu tidak mempengaruhinya. Malah yang terjadi adalah harganya bisa membaik seiring peningkatan nilai aset lainnya. Menyimpan logam mulia ini secara online juga menguntungkan karena jumlahnya tetap tanpa residu atau kecacatan sedikit pun. Jadi, lebih bijak jikalau aset berharga ini tetap di lembaga keungan di sekitar anda daripada di bawa pulang sembu-sembunyi ke rumah yang mungkin membuat nilainya kelak terkoreksi lebih rendah.

Kesimpulan

Sekian banyak logam mulia di negeri tidak lagi ditambang dari dalam bumi karena sudah bisa disintesis oleh industri modern. Logam mulia ini jauh lebih murah bila tidak memiliki sertifikat. Tetapi pembeliannya yang bersamaan dengan sertifikat keuangan, membuat harganya lebih bernilai.

Emas yang kita punya dan anggap berharga, sesungguhnya tidak lagi langka. Teknologi konversi modern bisa memproduksinya secara masal kalau dibutuhkan. Nilai emas secara internasional sebenarnya murah tetapi yang menaikkan harganya adalah surat-surat dari lembaga keuangan. Anda bisa saja ke luar negeri namun menjualnya dengan harga murah karena surat-surat yang ada tidak diakui di wilayah tersebut. Artinya kekayaan anda bersifat lokal dan hanya berlaku untuk wilayah tertentu saja. Semuanya ini karena zaman sekarang tidak ada yang menambang emas ke dalam bumi sebab keberadaannya dapat disintesis oleh industri. Perusahaan lokal maupun internasional yang digembar-gemborkan menambang di negeri semata-mata demi kesan nilai kelangkaan. Sesungguhnya yang membuat logam mulia itu berharga adalah surat-surat yang menjaminnya. Bahkan bisa dikatakan bahwa surat-surat keuangan tersebut sama pentingnya dengan aset itu sendiri.

Salam, Pertambangan tidak ada lagi
Bumi aman dari kerusakan ekstrim
!

Mohon Kritik & Saran, ini hanya perumpamaan tanpa editor: Anda mengoreksi tulisan ini artinya lebih cerdas dari kami, Selamat!

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.