Hawa Nafsu Unlimeted (Tidak Terbatas) – Kepuasan Tidak Pernah Terpenuhi

Manusia adalah sarangnya hawa nafsu. Itulah perbedaan kehidupan kita dengan sesama makhluk hidup lainnya seperti hewan dan tumbuhan. Seandainya, makhluk hidup lainnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih baik maka sudah pasti terjadi pengorganisasian spesies sehingga memicu perselisihan dan ujung-ujungnya peperangan antar spesies. Karena hanya kita yang pintar maka hanya manusialah yang hawa nafsunya tinggi bahkan sampai mau juga menguasai kehidupan makhluk lain, bila perlu seluruh bumi ini masuk dalam kekuasaannya. Kepintaran yang dimiliki adalah sebuah karunia ilahi yang manfaatnya setara dengan dampak buruk yang kelak ditimbulkannya.

Hawa nafsu hewan dan manusia

Level kecerdasan kita setara dengan beban yang dimiliki. Segala binatang di padang tidak pernah terbeban secara berlebihan dalam kehidupannya. Tidak ada sedikitpun niat untuk menyakiti bahkan membunuh hewan lain tanpa alasan. Kenyataan ini, seolah-olah mengatakan bahwa hawa nafsu mereka rendah karena pikiran hanya segitu (tergolong bodoh). Kamipun menyadari fenomena ini bahwa tidak ada makhluk yang bodoh melainkan semua makhluk hidup adalah cerdas di bidangnya masing-masing. Kebodohan tidak diperoleh sejak lahir melainkan dihasilkan sebagai akibat dari kemalasan.

Sebodoh-bodohnya hewan tetap saja mereka tidak pernah mengenal rasa khawatir. Sebab dalam hidupnya tidak ada kenyamanan yang identik dengan kemalasan. Tidak ada pula ketakutan yang mengawali ketamakan. Melainkan apa yang ia butuhkan hari ini maka itu sajalah yang mereka cari selama seharian penuh. Coba kalau manusia demikian, bukankah dengan demikian aktivitas kita lebih ramah lingkungan? Entah apa yang menjadi dasar mengapa seseorang menjadi serakah, mungkin itu karena kekuatiran atau karena kerakusan akan segala hal. Bisa dikatakan bahwa semakin cerdas makhluk hidup maka semakin tinggi resiko menjadi tamak.

Kecerdasan = hawa nafsu = buah simalakama

Kecerdasan itu seperti pedang bermata dua. Salah-salah sedikit menggoyangkannya, bisa-bisa tangan sendiri putus, kaki terluka, badan tersilat bahkan leherpun putus sudah. Oleh karena itu, cerdaslah dalam memanfaatkan potensi yang telah dititipkan Allah kepada anda. Jangan biarkan pengaruh buruk dari luar turut menggiring lalu menyesatkan hati sehingga memicu hawa nafsu semakin tinggi saja. Jika sudah tidak terkendali maka larikan ia ke rumah sakit Tuhan tempat dimana Ia akan merepair sekaligus merefresh kehidupan anda dalam doa, firman dan nyanyian pujian.

Semakin tinggi kecerdasan, hawa nafsu seks semakin meningkat

Semakin tinggi level kepintaran anda maka semakin banyak pula keinginan didalam hati ini. Kami sendiri bisa merasakan betapa kuatnya tekanan hawa nafsu itu selagi masih remaja duhulu. Ketertarikan diri ini terhadap seks begitu menggebu-gebu bahkan pernah hampir melampaui batas aman. Tetapi untunglah ada hal-hal yang membuat kami terikat sehingga kesesatan itu tidak sampai mejerumuskan diri ini pada hal-hal yang bermasalah. Semakin tinggi kepintaran, seharusnya semakin lihai diri ini untuk mengarahkan kemampuan itu pada hal-hal yang positif.

Manusia tipe otak – Jika anda cerdas arahkan untuk berkarya dan berkreasi

Tidak ada satupun makhluk hidup di dunia ini yang menjalani hari tanpa hawa nafsu. Hanya saja, besar kemungkinan otak mereka tidak sampai untuk menginginkan telebih untuk mewujudkan keadaan itu. Tetapi saat pikiran manusia mampu menyelami dan melambung tinggi menggapai hal-hal yang berada di luar batas kewajaran maka saat itu juga kehidupan kita jauh memikirkan hal-hal yang berada di luar batas logika. Keadaan ini memang baik adanya, jikalau anda bisa mentransformasikan semua hawa nafsu itu dalam bentuk dokumen-dokumen publikasi, seperti kertas & balpoint, media suara, media video dan audio visual. Ini kami sebut juga sebagai karya seni yang bisa dinikmati oleh masing-masing orang.

Manusia tipe otot – Arahkan kecerdasan untuk melakukan berbagai pekerjaan dengan terampil.

Kenali dirimu teman, jika merasa hati ini tidak tenang sekalipun secara fisik sedang diam, maka andapun bosa mengarahkan ketidaktenangan yang ada dalam hati dengan senantiasa bekerja dan beraktivitas hari lepas hari. Ini adalah jalan kepada kelegaan, kedamaian dan kebahagiaan itu sendiri. Saat anda menyibukkan diri untuk bekerja dan berlelah menjalani hidup, saat itu juga kecerdasan anda diikat dan ditaklukkan oleh aktivitas yang ditekuni. Inilah yang akan menjauhkan sikap: perkataan dan perbuatan sendiri dari hal-hal yang buruk. Jadi bisa dikatakan bahwa pergerakan yang kita lakukan turut menekan, mengikat dan menaklukkan kepintaran itu agar tidak sampai berubah menjadi perbuatan menyimpang.

Keinginan banyak menyababkan banyak kehancuran

Semakin tinggi keinginan manusia maka semakin jelas keterbatasan bumi ini untuk menampung segala gagasan itu. Sebab hawa nafsu sifatnya tidak terbatas (unlimited), barulah ia berakhir dalam kehidupan ini setelah manusia menghembuskan nafas terakhirnya. Selama anda masih melihat matahari maka selama itu pula nafsu ini tidak pernah berkata cukup. Semakin besar sumber daya potensial yang dimiliki maka semakin tinggi pula tingkat pelampiasan yang dilakukan. Terlalu mengekspose materi untuk melampiaskan hawa nafsu akan mendorong pencemaran lingkungan, kerusakan alam sekitar bahkan bencana alam.

Keinginan timbul dari penglihatan, pendengaran, pengecapan, pembauan dan perabaan

Hawa nafsu kita juga berhubungan erat dengan apa yang selama ini diresapi dari luar. Sadarilah bahwa informasi yang rutin anda nikmati sehari-hari akan cenderung mempengaruhi pikiran sehingga berimbas pada meningkatnya keinginan pada hal-hal tertentu. Semakin rutin diri ini menikmati informasi sampah maka hati inipun akan terikat pada hal-hal yang bau, busuk, dekil dan kotor itu. Tetapi jikalau anda mampu menjaga indra agar tidak sampai terpapar terus menerus oleh hal-hal negatif niscaya kesesatan akan menjauh dari kehidupan ini. Paparan tak sengaja bisa dimaklumi tetapi menekuni hal yang salah terus menerus, pasti akan mempengaruhi kehidupan ini.

Sulit menjadi bahagia karena keinginan yang banyak

Semakin tinggi hawa nafsu manusia maka semakin sulit saja untuk menjadi orang yang berbahagia di segala waktu. Berarti, semakin cerdas seseorang maka semakin sulit untuk menemukan kebahagiaan yang cocok untuknya. Oleh karena itu selama anda masih belum mampu menaklukkan lalu mengarahkan kepintaran, entah itu ke otot (bekerja & beraktivitas) atau ke otak (berpikir dan berkreasi) maka selama itu pula hati ini jauh dari rasa bahagia, damai dan lega. Tetapi, begitu anda menemukan kecanduan positif niscaya semua akan terarah dan baik-baik saja.

Kesederhanaan adalah cara mengendalikan hawa nafsu sekaligus bahagia

Sebaliknya, saat kebanyakan orang cerdas tidak mampu menikmati hidupnya yang berkecukupan maka di bagian lain dalam dunia ini, orang-orang yang terbiasa hidup sederhana dimampukan untuk tetap tersenyum sekalipun ditengah penderitaan yang sedang dijalani. Mengapa demikian? KETIKA ANDA MENYEDERHANAKAN KEINGINAN OTOMATIS KEBAHAGIAANPUN MENJADI SEDERHANA. Bisa dikatakan bahwa keadaan ini seperti “menyelam sambil minum air.” Artinya, hawa nafsu minimalis, bahagiapun lebih mudah.

Pada akhirnya, hawa nafsu yang tidak terkendali juga sesat hanya menggiring kehidupan ini menjadi lebih buruk. Kita terlalu menginginkan hal-hal yang berasal dari luar sedangkan Tuhan sendiri telah memberikan sesuatu yang sederhana di dalam kehidupan ini, hanya perlu dikeluarkan dan diekspresikan saja niscaya hati tetap bahagia. Dibalik semuanya itu, hindari menggantungkan diri pada hal-hal yang berasal dari luar. Melainkan selalu upayakan untuk bisa berbahagia dengan cara (1) senantiasa memfokuskan kehidupan kepada Tuhan dalam doa, firman dan nyanyian pujian. (2) Tidak lupa juga untuk mengajak anda bekerja menyibukkan diri setiap hari memberi manfaat kepada sesama (paling tidak keluarga) hari lepas hari.

Salam pengendalian diri!