10 Rahasia Kebahagiaan Sejati, Bahagia Adalah Kebiasaan – Tekuni Aktivitas Positif Yang Sudah Biasa Dilakukan

Rahasia Kebahagiaan Sejati, Bahagia Adalah Kebiasaan – Tekuni Aktivitas Positif Yang Sudah Biasa Dilakukan

Bahagia itu sederhana. Seperti pada tulisan kami sebelumnya yang menyatakan bahwa sebenarnya rasa hati yang berbahagia sudah ada di dalam dirimu. Yang perlu anda lakukan adalah mengaktifkannya saja. Anda harus bisa mengenali rasa itu. Kami akan membentangkan sebuah ilustrasi. Otak itu seperti rumah dimana semuanya ada disana. Yang anda lakukan adalah membersihkan, merapikan dan menatanya sedemikian rupa sehingga saat membutuhkan hal-hal tertentu, anda tahu ke bagian rumah yang mana harus dicari itu. Misalnya anda sedang kehausan dan ingin meminum secangkir teh. Maka andapun dapat menemukannya di dapur, ambil muk, gula dan teh lalu padukan jadi satu dalam air panas sehingga jadilan “teh panas yang nikmat”.

Perumpamaan di atas menyatakan bahwa segala sesuatu yang dibutuhkan sudah ada di dalam rumah, yang dibutuhkan adalah meracik/ memadukan/ membuatnya berdasarkan resep tertentu. Oleh karena itu, sering-seringlah berpikir sehingga anda tahu pasti bagaimana caranya/ apa resep rahasianya untuk membuatmu bahagia. Anda hanya perlu memadukannya sehingga jadilah otak yang tidak hanya menikmati kebahagiaan melainkan juga memancarkannya kepada semua orang.

Anda harus merasakan hati sendiri dan menyelami pikiran sendiri. Anda perlu bereksperimen lalu mencoba ini dan itu. Kemudian copy-paste suasana hati anda sehingga dapat melakukan hal tersebut dilain waktu. Ini bukan cuma dilakukan sekali saja melainkan lakukanlah hal tersebut secara berulang-ulang sehingga menjadi terbiasa. Apabila kebiasaan baik terus ditekuni niscaya akan menjadi budaya yang menyenangkan.

Sekalipun demikian untuk menjadi konsisten rasanya tidak mudah. Bila konsisten untuk diri sendiri memang mudah dilakukan sebab semuanya bisa kita atur dan berada dibawah kendali seorang diri. Akan tetapi untuk menjadi konsisten pada kebiasaan yang melibatkan orang lain adalah tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tidak sedikit hal yang harus dikorbankan untuk menekuninya. Akan tetapi jika anda mampu menjaga konsistensi rasa bahagia di dalam hati maka semuanya itu dapat ditekuni.

Bagaimana kami harus menjelaskan sesuatu tentang manajemen pola pikir. Seperti yang kami katakan sebelumnya hal ini seperti memiliki sebuah rumah, merawatnya, membersihkannya, merapikannya dan menatanya baik-baik sehingga terciptalah suasana yang tenang dan membahagiakan bagi setiap penghuninya. Tetapi apa yang mau dibersihkan jikalau pintu dan jendelanya tertutup bahkan tidak pernah dimasuki orang lain. Anda harus bersosialisasi/ berbaur lalu membiarkan beberapa orang memasuki, mengganggu bahkan mengacaukannya sehingga diri ini mulai belajar bagaimana cara memperbaikinya kembali sampai bersih dan tertata rapi.

Resep kebahagiaan semu berakhir dengan kejahatan moral

Kebagiaan Semu

Seperti yang pernah kami katakan sebelumnya bahwa kebahagiaan semu itu asalnya dari luar. Dimana keadaan ini dipengaruhi oleh indra yang terangsang oleh suatu kejadian/ suatu keadaan/ suatu benda/ suatu aktivitas dari orang lain dan benda-benda dilingkungan sekitar. Rasa bahagia semacam ini sangat tergantung dengan keberadaan materi. Keadaan ini jelas-jelas membuatmu menjadi seorang yang konsumtif. Kebahagiaan baru ada jikalau membeli ini dan memiliki itu. Padahal uang itu sifatnya fana dan tidak selalu ada. Ketika hati terlalu ketergantungan dengan materi maka mulailah timbul sikap candu. Akibatnya konsumsi materi semakin meningkat bahkan uang tabunganpun habis dan utang terus bertambah disana-sini. Kenyataan semacam inilah yang cenderung membuat beberapa orang menjadi pencuri, penipu, manipulatif bahkan koruptor.

Kebahagiaan semu ini dapat juga dikatakan sebagai kesenangan sesaat. Ada begitu banyak hal yang dapat membuatmu senang dan semuanya itu berhubungan dengan uang. Akan tetapi, SIALNYA KESENANGAN INI MENIMBULKAN CANDU. Seperti kami yang baru merasa senang saat jajan di warung sebelah rumah untuk membeli wafer (makanan kesukaan) seharga enam ribu rupiah. Ketika menekuninya hati ini cenderung meminta lebih dan lebih lagi. Untung saja ada rematik (asam urat) di tumit, jika kambuh itu berarti jajanan yang dikonsumsi sudah berada di ambang batas (kelewat batas – berlebihan).

Apa indikator anda kawan jika berlebihan mengkonsumsi materi? SEBAIKNYA ADA, kalau tidak niscaya semua dihajar ckckckckkkkk. Berbahagialah mereka yang saat ini sakit sebab dengan penyakit itu mereka ditakuti sehingga dapat membatasi diri untuk mengkonsumsi materi. Bila anda tidak punya penyakit setidaknya MILIKI TIMBANGAN di rumah (khusus dewasan bukan anak dan remaja) agar hal tersebut menakuti anda sehingga bisa memelihara diet yang baik, sehat dan tidak berlebihan. Juga, Cara berhenti makan berlebihan

Resep rahasia kebahagiaan sejati butuh pengorbanan, ketekunan hingga menjadi terbiasa bahkan membudaya

Kebahagiaan Sejati

Tidak mudah untuk melakukan hal ini namun semuanya bisa dipelajari bila perlu dibiasakan sehingga menjadi sebuah budaya yang mendatangkan kebahagiaan. SEBAIK-BAIKNYA ILMU, LEBIH BAIK MENEMUKANNYA SENDIRI ITU LEBIH INDAH. Apapun teori yang kami ungkapkan diblog ini anda dapat menyesuaikannya berdasarkan apa yang dirasakan sendiri. Oleh karena itu, langsung saja pada kuci kebahagiaan sejati yang kami maksudkan.

  1. Komitmen untuk mencari tahu.

    Sadarilah bahwa kami berbeda dengan anda, hanya yang kami lakukan disini adalah mencoba membuat semacam pendekatan yang mungkin saja bisa anda terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pada dasarnya, rasa ini sudah ada di dalam hati anda. Yang perlu dilakukan adalah mengenali, mengelola, meracik, memadukan, membuatnya sendiri, mengulangnya, membiasakan diri hingga menjadi budaya.

  2. Mengenali rasa sedih.

    Pernahkah anda bersedih? Jika pernah maka coba praktekkan sekarang bagaimana caranya. Pada dasarnya kesedihan akan muncul ketika memikirkan
    – kesalahan,
    – kegagalan,
    – perlakuan buruk orang lain,
    – kekhilafan di depan umum,
    – fitnah,
    – bully,
    – hinaan
    dan lain sebagainya di masa lalu.

    Demikian juga saat anda kuatir tentang
    – masa depan,
    – entah kebutuhan hidup,
    – rumah,
    – pendidikan,
    – pekerjaan,
    – pasangan hidup
    dan lain sebagainya di masa depan.

    Memikirkan/ memusingkan masalah yang dihadapi saat ini. Semacam bersusah hati karena persoalan hidup yang terus merintangi, melemahkan dan menjatuhkan anda. (Hindari fokus pada pergumulan hidup melainkan temukan (fokus) pada solusi.

    Pada dasarnya memikirkan masa lalu, masa depan dan fokus kepada persoalan akan membuatmu bersedih kawan. Oleh karena itu, awasi pikiran dari hal-hal tersebut dan pastikan untuk tidak memberi kesempatan kepada keduanya untuk mencokol di dalam hati anda.

  3. Mengenali rasa bahagia.

    Pada dasarnya rasa bahagia itu adalah saat ada sukacita yang terkendali, tenang dan damai lalu meluap melalui senyuman manis di bibir anda. Lama tidaknya kebahagiaan anda tergantung pada kemampuan berkonsentrasi. Selama anda tidak membiarkan berbagai-bagai pikiran negatif (seperti pada point 2) masuk ke dalam otak maka selama itu pula hati selalu bahagia.

    Ada begitu banyak hal yang dapat membuatmu senang bahkan berbahagia. Oleh karena itu, cari tahu apa-apa saja hal tesebut. Akan kami berikan beberapa contohnya berdasarkan pengalaman sendiri:

    1. Fokus kepada Tuhan (dalam doa, firman dan puji-pujian).

      Saat hati selalu tertuju kepada Tuhan maka kitapun dipuaskan sehingga dipenuhi oleh kebahagiaan, kelegaan dan kedamaian hari lepas hari. Senantiasa bernyanyi memuliakan nama Tuhan pahalanya di sorga (beroleh upah) dan di bumi (beroleh kepuasan). Sadar atau tidak, kebiasaan ini akan memberi kita energi (kekuatan) untuk melakukan hal-hal yang berikutnya (pada nomor selanjutnya).

      Ini adalah jalur rel terbaik untuk menciptakan rasa sukacita yang terkendali, tenang dan damai hingga meluap lewat senyuman manis di bibir anda.

    2. Mencukupkan diri.

      Merupakan perasaan cukup atas apa-apa saja yang kita miliki selama hidup di bumi ini. Terima gaji merasa cukup, makanpun merasa cukup, harta yang dimiliki sudah cukuplah Tuhan terimakasih.

    3. Merasa puas.

      Puas dengan hasil yang dicapai, puas dengan nilai yang diterima, puas dengan pekerjaan yang dilakukan, puas dengan pasangan hidup yang dimiliki, merasa puas dengan prestasi anak-anak di rumah dan lainnya.

    4. Berpikir itu yang terbaik.

      Saat anda menerima sesuatu dari orang lain maka yakinlah bahwa itu yang terbaik diberikan Tuhan untuk saat ini. Ketika berbuat sesuatu sudah maksimal tetapi penilaian orang lain miris, tetap berpikir hal itu sudah yang terbaik sekaligus mengoreksi diri sendiri.

    5. Merasa itu kehendak Allah.

      Apapun yang terjadi dalam hidup anda, bagaimanapun orang lain menilai anda, anggaplah bahwa semuanya itu adalah rencana Allah.

    6. Menerima apa adanya.

      Segala yang terjadi dalam hidup ini sekalipun itu menyakitkan, tetap terima semuanya apa adanya. Ini adalah awal dari kebahagiaan hati.

    7. Merasa pantas menerima/ mengalaminya.

      Tidak perlu melawan semua hal yang tidak disukai dalam kehidupan ini. Ada kalanya hati yang merasa bahwa itu sudah sepantasnya terjadi akan membuat kita lebih sabar menjalani hidup.

    8. Hati yang merasa bahwa semuanya itu sudah seharusnya terjadi.

      Sadarilah bahwa hidup ini bukan kita yang atur. Semua yang terjadi berlangsung karena rencana Tuhan. Oleh karena itu, bukankah kenyataan tersebut sudah seharusnya terjadi?

    9. Merelakan diri (berkorban) demi kebaikan.

      Berkorban demi kebaikan adalah sebuah moment bahagia yang rasanya luar biasa. Saat kita jujur kepada orang lain tentang kesalahan yang dilakukan, pasti ada rasa sakit dan sanksi yang diterima. Tetapi, pengorbanan yang kita lakukan memberi rasa puas di dalam hati.

    10. Menyangkal diri – merendahkan hati.

      Hati manusia penuh dengan kesombongan dan inilah yang kerap sekali membuat kita tidak berbahagia hari lepas hari. Salah satu cara terbaik untuk menghancurkan kesombongan adalah dengan menyangkal diri. Katakan dalam hatimu yang angkuh itu, “Kami hanya manusia biasa, orang tidak berguna. Sudah sepantasnya kami mengalami hal ini. Kuatkan hati kami ya Tuhan untuk menghadapi kenyataan.”

    11. Merasa bersyukur/ berterimakasih di segala waktu dan keadaan.

      Selalu berterimakasih kepada Tuhan adalah sebuah dasar yang baik untuk merasakan kebahagiaan di segala waktu. Bersyukur adalah sebuah tanda bahwa kita benar-benar puas dengan semua (baik yang besar maupun yang kecil) yang telah diberikan Tuhan dalam hidup ini.

    12. Sabar menjalani hidup.

      Menunggu dengan sabar saat sedang menantikan sesuatu, tabah menjalani ujian kehidupan/ masalah, tegar dalam tekanan karena berbuat yang benar.

    13. Mencintai dan menekuni pekerjaan yang dimiliki.

      Kesibukan yang dilakukan adalah sebuah jalan untuk berbahagia hari demi hari. Terlebih ketika pekerjaan itu baik untuk diri sendiri, terlebih lagi jika bermanfaat bagi orang-orang disekitar kita, misalnya saja keluarga.

    14. Menekuni hobi/ bakat,

    15. Berkreasi (menghasilkan karya seni tertentu),

    16. Berbuat baik kepada sesama, misalnya:

      • Ramah tamah (senyum, sapa, sentuh, terimakasih, tolong, maaf dan menjadi pendengar yang baik).
      • Sifat yang baik saat berhubungan dengan sesama (peduli, setia, jujur, konsisten, berbagi informasi, berbagi pengetahuan, berbagi solusi dan lain sebagainya).
      • Melakukan kebaikan berdasarkan kemampuan sumber daya (materi) yang dimiliki.
    17. Memiliki etos kerja yang mumpuni.

      • Kerja keras.
      • Tetap displin
      • Bertekun
      • Punya prinsip.
      • Mampu mengoreksi diri.

       

    Silahkan coba satu persatu sehingga anda dapat benar-benar menemukan dimana minatmu yang sesungguhnya. AKan tetapi dibalik semuanya itu kami menyarankan untuk senantiasa fokus kepada Tuhan dalam otak yang bernyanyi hingga menjadi bermanfaat bagi sesama.

  4. Mengelola keinginan (hawa nafsu).

    Tahukah anda bahwa keinginan kita adalah pengacau utama di dalam proses berpikir. Semakin banyak maka semakin sulit rasanya untuk bergerak bebas. Hidup menjadi lebih berat dibuatnya. Oleh karena itu minimalisir bahkan hilangkan keinginan yang salah sehingga hidup anda lebih lega dan setiap langkah kaki (keputusan) yang ditempuh lebih ringan.

    Apakah lagi yang kita inginkan di dunia ini? Sudah bisa makan, minum dan tidur terlelap dengan tenang di malam hari adalah sudah cukup. Jika ada yang lebih ditambahkan Tuhan maka biarkan itu datang sendiri tanpa mengehendakinya terlebih dahulu.

  5. Arahkan hidup dan jangan terlalu berharap kepada manusia.

    Hati-hati dengan harapan anda, berharap terlalu tinggi beresiko membuatmu kecewa besar hingga mengalami galau tingkat nasional. Oleh karena itu, jangan biarkan pikiran anda dipenuhi oleh harapan yang berlebihan seperti, demi uang, jabatan, harta, penghargaan, penghormatan, pujian, popularitas dan lainnya. Harapan semacam ini akan (a) menuntunmu untuk melegalkan segala cara untuk meraihnya dan (b) jikalau tidak terwujud akan sangat mengecewakan.

    Berusahalah untuk memiliki harapan yang simple dan minimalis agar hati anda lebih ringan dan pikiran tetap tenang. Misalnya seperti : “Semua ini saya lakukan demi kemuliaan nama Tuhan“. Atau bisa juga “Kami yakin bahwa hari esok lebih baik dari hari ini“.

  6. Ikhlas di tekan orang sehingga berkesempatan mengendalikan diri.

    KEBAHAGIAAN ITU BUKAN TEORI TETAPI PRAKTEK. Ikhlas/ tuluslah membiarkan dirimu ditekan oleh orang lain sehingga hal tersebut menjadi sebuah kesempatan (moment) untuk mempraktekkan apa yang telah dipelajari selama ini. Tetap tenang dalam tekanan adalah sebuah situasi yang harus dipelajari melalui praktek lapangan gejolak sosial yang terjadi dalam kehidupan anda sehari-hari. Pada dasarnya masalah tidak melemahkanmu melainkan membantumu untuk menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya.

    Ujian kehidupan adalah suatu cara untuk mengelola pola pikir dalam situasi yang sulit. Jikalau di dalam situasi sulit anda dapat berbahagia maka di dalam suasana santai sekalipun, hal ini bisa dinikmati.

  7. Membiarkan diri kalah.

    Tidak segala hal yang terjadi adalah kompetisi. Berkompetisilah dalam arena yang resmi dan memiliki aturan yang jelas. Hati-hati dengan minat persaingan yang ada di dalam dirimu. Sikap yang gemar saing-saingan dalam hal yang tidak penting adalah sebuah batu sandungan untuk memiliki kebahagiaan. Sadarilah bahwa dunia ini berputar-putar sedangkan anda tidak selalu di atas/ tidak selalu di depan. Oleh karena itu, ikhlaskan diri saat ada orang yang berusaha menikungmu lalu maju kedepan dengan gaya meledek sehingga anda terpancing emosi untuk berjuang mengalahkannya juga. Ingatlah persaingan semacam ini sia-sia saja. Jika anda bersaing dalam hal kejuaraan, perlombaan dan pertandingan yang resmi: itu baik adanya. Akan tetapi, untuk jenis persaingan yang tidak jelas misalnya soal harta, perhiasan, ketampanan/ kecantikan, kendaraan, pacar, rumah, jabatan dan lain sebagainya. BIARKAN MEREKA MENANG. Justru hal ini adalah keuntungan bagi anda untuk melatih kesabaran di dalam hati sambil melatih konsentrasi untuk tetap tenang dan berbahagia dalam situasi yang sulit.

    Bila rasa sakit itu meraung-raung dalam benakmu maka katakanlah bahwa “saya pantas dihina, kuatkan hatiku ya Tuhan”.

    Bila kepahitan itu tidak ada maka anda perlu (a) memafkannya sembari (b) terus fokus kepada Tuhan dalam doa, firman dan nyanyian pujian; langkah yang lebih baik lagi untuk menekan kebencian di dalam hati sembari menunjukkan bahwa anda tidak tertekan atas semuanya itu yakni (c) dengan ramah juga berbuat baik (mengasihi) mereka kembali.

  8. Hati-hati dengan rasa bersalah.

    Ini sebuah keadaan dimana hati terus-menerus bergejolak bahkan badanpun mulai gemetaran karenanya. Rasa bersalah karena perbuatan yang tidak benar semacam pengingat yang terus-menerus menghantuimu. Dahulu kami pernah memilikinya dan satu-satunya cara untuk mengobati tuntutan hati semacam ini adalah meminta maaf. Langsung ke orangnya adalah lebih baik bahkan bila perlu niat itu segera diwujudkan selagi panas-panasnya. Akan tetapi, jika waktu sudah mulai lama berlalu, ada kecenderungan niat tersebut menjadi dingin sehingga tidak pernah diungkapkan. Kamipun menyadari bahwa hanya manusia biasa saja dan semua orang yang ada di dunia inipun bukan manusia super. Kesalahan kecil perlu ditoleransi akan tetapi semakin besar kesalahan maka semakin baik jikalau hal tersebut diungkapkan agar jalan hidup sehari-hari tidak dirintangi oleh kegalauan/ kegundahan.

  9. Konsisten melakukannya sampai menjadi budaya.

    Aktivitas yang diulang-ulang akan menjadi rutinitas yang baik. Rutinitas yang terus menerus dilakukan akan menjadi kebiasaan. Dan hal-hal yang dibiasakan jika dilakukan dengan tekun akan menjadi budaya yang mendatangkan kebahagiaan. Pastikan bahwa saat ini anda memelihara kebiasaan baik sebab tidak mudah meninggalkan kebiasaan buruk. Oleh karena itu konsisten melakukan hal-hal yang positif sehingga dapat mendatangkan keberkahan, kedamaian dan ketenangan di dalam hidup anda.

    Otak selalu berirama (memiliki getaran tertentu seperti pada alat musik), itulah mengapa kita bahagia saat mulut atau hati ini bernyanyi. Sikap yang konsisten akan membuat irama otak anda teratur sehingga jiwa tenang tentram selamanya.

  10. Hati-hati dengan sikap yang ketergantungan.

    Kami sendiri sedang berusaha melepaskan kegergantungan dengan materi. Hal ini kembali lagi kepada manajemen pola pikir. Niat itu bisa anda tahan dan ditekan bahkan dihilangkan sehingga tidak jadi diwujudkan.

    Uang, popularitas, pujian, penghargaan dan penghormatan adalah penggangu yang dapat menggiringmu pada kecanduan. Pada akhirnya disaat uang, popularitas, pujian, penghargaan dan penghormatan itu berkurang maka diri ini rentan stres, prestasi menurun bahkan meredup sama sekali dan semuanya menjadi kacau balau.

    Demikian juga berhati-hatilah saat hati anda membahas tentang berkat, muzizat dan kelimpahan. Semua ini adanya dimasa depan dan sangat rahasia. Jikalau anda sibuk memikirkan hal-hal ini maka otak cenderung berimajinasi dan melayang kamana-mana. Oleh karena itu jagalah hatimu.

    Pikiran anda seperti komputer namun lebih cerdas dari komputer terhebat sekalipun. Pikiran kotor dan kedengkian adalah virus yang harus dikenali lalu dieliminasi. Fokus kepada Tuhan (doa, firman dan pujian bagi nama-Nya) saja sebab hanya dialah antivirus sejati yang dapat menjaga pikiranmu dari hawa nafsu yang sesat, amarah, kebencian, dendam, kekerasan dan kejahatan lainnya dapat ditekan, dilemahkan bahkan dihilangkan sama sekali.

    Misalnya ketergantungan kami untuk mengkonsumsi wafer diatasi dengan cara, ini

    1. kembali lagi pada komitmen pribadi lepas pribadi. Jika anda sudah bertekad maka apapun itu pasti dapat terwujud asalkan berada dijalur yang wajar dan baik.
    2. jangan beli sekaligus (dalam pack) melainkan ambil secara recehan, satu persatu yang dibutuhkan saja.
    3. beruntung juga warung sebelah tidak lagi jualan,
    4. kamipun memutuskan untuk lebih fokus menekuni hobi (menulis blog) demi mengalihkan konsentrasi,
    5. saat ada niat untuk mengkonsumsi wafer maka niat itu ditahan dan kembali kepada komitmen awal.
    6. lebih baik berdiam diri dalam ketenangan sehingga hati menjadi bahagia sambil menyegarkan pikiran dalam doa-doa kepada Tuhan. ini sangat efektif untuk membersihkan segala pikiran dari virus-virus yang jahat, sesat dan kejam.
  11. Tetap santai dan tenang dalam bersikap.

    Santai dan tenang adalah saat anda mampu menikmati semua yang dilakukan karena mendatangkan kenyamanan di dalam hati. Ketahuilah bahwa suasana hati yang nyaman tidak dipengaruhi oleh orang lain melainkan oleh diri sendiri. Seperti yang kami katakan sebelumnya bahwa hal ini sangat ditentukan oleh kemampuan anda mengendalikan dan memanajemen (mengatur) pola pikir selama ini. Anda harus menemukan titik kenyamanan itu lalu biarlah hatimu terus melakukannya dengan tekun agar menjadi budaya bahkan di saat genting sekalipun (saat menghadapi pahitnya persoalan hidup).

    Kemampuan untuk bersikap santai dan tenang sangat dipengaruhi oleh cara seseorang berkonsentrasi. Jika kemampuannya untuk fokus sudah berkembang melalui latihan dan persoalan hidup sehingga tingkat kedewasaan (pengalaman) juga meningkat maka kemampuannya untuk tetap bersikap tenang dan santai dalam segala situasi menjadi lebih baik.

    Ingat kembali bahwa kehidupan kita terhubung dengan Tuhan dalam nafas kebenaran. Mustahil ada ketenangan di dalam pikiran jikalau sikap: perkataan dan perbuatan syarat dengan hal-hal yang tidak benar/ salah/ dosa.

  12. Bersikap datar dalam segala sesuatu.

    Sikap yang biasa saja merupakan sebuah komitmen anti sombong. Sekalipun pergolakan terjadi, suka berganti dengan duka, tawa dengan kesedihan namun mereka yang telah lebih dahulu mencicipi pahit manisnya hidup di dunia ini mampu berlaku biasa saja dalam segala sesuatu. Perasaan ini identik dengan suasana hati yang jika senang tidak berlebihan demikian juga saat mereka sedih tidak menjadi terpuruk atau mengakhiri hidup.

    Sikap semacam ini dapat dikatakan sebagai salah satu perilaku yang konsisten dalam segala situasi. Dimana kitapun tidak mampu lagi membedakan apakah sikawan ini sedang bersedih atau sedang berbahagia.

    Perilaku yang datar juga dapat dikatakan sebagai sebuah perwujudan bahwa kita mengerti berbagai pola dalam dunia ini. Jikalau anda mengerti bahwa hidup ini berawal dan pasti akan berakhir kelak maka pastilah anda akan bersikap datar menanggapi semua gejolaknya. Beberapa prinsip tersebut diantaranya adalah.

    Semua manusia pasti mati dan hartamu tidak membuatmu masuk Sorga melainkan sikap: perilaku dan perkataan yang baik dan benar“.

    Tidak ada manusia yang dapat luput dari masalah, semua akan dapat sesuai dengan kemampuan dan potensi masing-masing“.

    Semua masalah pasti ada jalan keluarnya, seperti saat anda memasuki suatu lubang/ terowongan di tanah pasti setelahnya akan menemukan lubang yang lainnya yang merupakan jalan keluar. Oleh karenanya carilah dengan sungguh-sungguh, tetap sabar, kerja keras, displin dan tekun hingga anda menemukannya“.

    Hidup di dunia ini hanyalah SEMENTARA saja. Akan tetapi kehidupan diakhirat sifatnya SELAMANYA. Berhati-hatilah, jangan sampai rutinitas anda yang hanya sementara di dunia ini justru menjebloskanmu dalam penderitaan kekal (neraka) di kehidupan ke dua kelak“.

Resep rahasia kebahagiaan sejati sudah ada di dalam diri anda. Hanya perlu lebih banyak menyelami diri, merasakan otak, mengaktifkan pikiran sendiri lalu melakukannya terus menerus (konsisten) sehingga bahagia anda menjadi sejati dan dapat dinikmati kapanpun dan dimanapun berada.

Salam tegar, salam garam!

10 comments

  1. […] Materi hanya masalah persepsi, oleh sebab itu miliki kerendahan hati saat menikmati segala sesuatu, sehingga pikiran menjadi terbuka dan mampu menerima semua apa adanya juga mampu menikmati hidup apa adanya. Sebesar, sebagus, seindah, semenawan apapun gemerlapan dunia ini, semuanya itu tergantung dari penilaian hatimu. Jika anda berpikir itu indah maka indahlah dia akan tetapi jika menganganggapnya buruk maka buruklah itu. Jadi, berhati-hatilah menilai segala sesuatu (secara subjektif – untuk kepentingan diri sendiri) karena hal tersebut dapat mempengaruhi kebahagiaanmu, alangkah lebih baik jika anda menyamaratakannya. Terkecuali jikalau anda diminta secara khusus untuk menilai sesuatu secara objektif (untuk kepentingan orang lain atau kepentingan bersama). Simak juga, Kunci kebahagiaan sejati. […]

    Suka

  2. […] Bertemu dengan Tuhan itulah kebahagiaan sejati. Oleh karena itu harap sabar menunggu proses yang sedang berlangsung. Selama hidup di dunia ini kita tidak pernah secara langsung bertemu dengan-Nya. Akan tetapi, kita dapat melihat dan merasakan kehadiran-Nya saat memperjuangkan kebenaran sejati. Yaitu ketika hati ini selalu tertuju kepada Tuhan dalam doa, firman dan puji-pujian sehingga selalu terhubung dengan Sang Pencipta. Dan tidak lupa juga untuk menjadi pribadi yang bermanfaat bagi sesama manusia dimulai dari hal yang kecil (misalnya ramah tamah) di dalam pendidikan, di dunia kerja maupun dalam kehidupan sosial (pergaulan) sehari-hari. Andapun dapat menyatakan kebermanfaatan itu dalam kasih yang mau memberi sesuai dengan potensi/ kemampuan dan sumber daya yang dimiliki masing-masing. Simak juga, Dasar bahagia yang sejati […]

    Suka

  3. […] Untuk apa hidup egois, menyendiri terlalu lama hanya mendukakan hati. Ada saatnya kita bersosialisasi dengan sesama untuk memberi manfaat satu sama lain. Memang nyata bahwa diawal-awal menjadi bermanfaat bagi orang lain identik dengan “kehilangan rasa nyaman“. Tetapi bila anda melakukan hal ini terus-menerus hingga menjadi kebiasaan bahkan bertekun sampai menjadi budaya niscaya aktivitas ini akan benar-benar dinikmati hingga mendatangkan kebahagiaan di dalam hati setiap orang. Kunci bahagia yang sejati. […]

    Suka

  4. […] Orang-orang serakah biasanya bergenre kalangan kapitalis, kaum intelektual, para penguasa negeri. Hawa nafsu mereka begitu tinggi terhadap gemerlapan duniawi. Seolah-olah itu bisa membahagiakan mereka. Padahal efek senangnya hanya sesaat saja, itulah yang membuat mereka tidak pernah puas dan cenderung menginginkannya lagi dan lagi. Mereka terlalu fokus untuk membahagiakan diri berdasarkan apa yang diterimanya, apa yang ada di luar dirinya. Semestinya, untuk meraih kebahagiaan sejati yang sifatnya terus-menerus, pikiran dipusatkan kepada Tuhan dalam doa, firman dan nyanyian pujian juga selalu tampil berbagi kasih kepada sesama dalam setiap aktivitas/ pekerjaan yang digeluti. Simak teman, Cara bahagia yang sejati. […]

    Suka

  5. […] Mengharapkan dan menunggu orang lain untuk memberikan kebaikan kepada kita sama dengan mengharapkan kenikmatan duniawi sesaat tetap ada/ tetap dikonsumsi. Ini dikarenakan oleh hati manusia butuh sesuatu yang sifatnya kontinu (terus-menerus) keberadaannya. Padahal kebiasaan mengkonsumsi materi secara kontinu berdampak negatif terhadap kesehatan fisik, mental dan sosial (lihat di atas). Manusia dengan segala kecerdasan yang dititipkan Tuhan, tidak pernah terpuaskan. Hanya ada dua hal yang benar-benar memuaskan hati manusia itu, yakni dengan senantiasa fokus kepada Tuhan dalam doa, firman dan nyanyian pujian. Juga dengan senantiasa beraktivitas/ bekerja sembari memberi manfaat (berbagi kasih) kepada sesama manusia lainnya. Tips lagi, Cara bahagia yang sejati. […]

    Suka

  6. […] Satu-satunya kebahagiaan yang lebih bersifat konsisten dan terkendali adalah yang berasal dari dalam diri sendiri. Ini disebut juga sebagai kebahagiaan sejati yang sifatnya kita ciptakan sendiri. Ini bisa diraih dengan cara mengelola pikiran, perkataan dan perilaku sehari-hari sehingga selalu dalam jalur kebenaran (mengasihi Allah dan sesama). Hubungan yang baik dengan Sang Pencipta adalah awal yang membuka hubungan lainnya, yakni kepada sesama maupun kepada lingkungan sekitar. Biasanya hubungan yang baik dengan Allah akan menuntun pikiran, perkataan dan perbuatan kita pada kebaikan & kebenaran itu sendiri. Simak, Tips menemukan kebahagiaan sesungguhnya. […]

    Suka

Mohon Kritik & Saran, ini hanya perumpamaan tanpa editor: Anda mengoreksi tulisan ini artinya lebih cerdas dari kami, Selamat!

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.