Indonesia Negara Gotong Royong Bukan Negara Kapitalis

Indonesia negara gotong royong

Indonesia tidak di dirikan oleh seseorang atau beberapa orang kapitalis. Seperti banyak negara lainnya yang pada awalnya memang sudah dikuasai oleh pemilik modal diantaranya Inggris dan Arab Saudi. Bentuknya kerajaan dimana pemerintahan sangat terpusat di tangan Raja dan Parlemen.

Dari awal kemerdekaan, tidak ada kaum kapitalis yang berkuasa atas negeri ini, satu-satunya kaum kaum kapitalis kala itu adalah para penjajah dari bangsa lain. Karena adanya kesamaan nasib, yakni sama-sama menjadi korban kesewenang-wenangan, penindasan dan ketidakadilan maka kita menyatakan diri untuk bersatu sebagai Indonesia.

Sekalipun negeri ini hidup dalam keberagaman namun para pendiri bangsa ini memutuskan untuk bersatu padu sehingga Indonesia didirikan di atas dasar kebersamaan. Adanya rasa senasib, sejalan, sewilayah dan seperjuangan sehingga muncullah niat untuk saling bekerja sama. Semua bergotong royong menyatukan kekuatan agar para penjajah mengangkat kakinya dari negeri ini.

Pancasila adalah bukti dari kebersamaan

Semua rasa kegotong royongan itu telah dituang dalam Pancasila yang masing-masing butirnya menyiratkan bahwa

  • Negara mengakui adanya Tuhan, menjamin dan menjunjung tinggi keberagaman keyakinan (agama). Tujuan utama dari sila pertama. 
  • Menghormati nilai-nilai kemanusian (dalam perbedaan) yang mengedepankan kebenaran dan keadilan. Tujuan utama dari sila kedua.
  • Menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman suku, agama, ras dan golongan (SARA). Tujuan utama dari sila ketiga.
  • Mengutamakan musyawarah saat menentukan sebuah keputusan dan mengedepankan pendekatan kekeluargaan dalam menyelesaikan masalahTujuan utama dari sila keempat.
  • Menjamin kesejahteraan seluruh rakyat yang berkeadilan sosial dalam kesetaraan. Tujuan utama dari sila kelima.

Ciri-ciri gotong royong – setara

Sudah sejak lama diyakini oleh para pendahulu kita dan lembaga pemerintah, legislatif juga yudikatif yang ada saat inipun mengakui hal tersebut. Mari kita ingat lagi kebelakang, “apakah para pahlawan kemerdekaan mendapatkan gaji ketika berperang sampai titik darah  penghabisan?“Atau mari kita cari tahu juga, “sejak kapankah proklamator Indonesia, Sukarno-Hatta mendapat gaji dalam memperjuangkan kemerdekaan?“.

Tidak ada yang mendapatkan gaji atau yang diperlakukan lebih kala itu. Melainkan semuanya bersatu padu, “apa yang dapat anda sumbangkan maka berikan dan korbankanlah itu“. Ada yang menyumbangkan buah pemikiran, tenaga, senjata, pangan, fasilitas dan lain sebagainya. “Apakah mereka menuntut ganti rugi?” Sama sekali tidak.

Pengorbanan yang didedikasikan sungguh luar biasa bahkan ada yang rela kehilangan nyawa dan harta bendanya demi tujuan yang mulia. Sejak dari awal, seluruh masyarakat di Indonesia telah memberikan sumbangsih demi kemerdekaan republik ini. Tetapi, mengapa sekarang negara menganaktirikan beberapa lalu memanjakan beberapa? Dimana keadilan sosial itu? Bukankah sebelum kemerdekaan setiap orang berhak memberikan sumbangsihnya. Maka sekarang, apa yang dapat diberikan negara untuk seluruh rakyat yang telah mati-matian membelanya dahulu?

Tidak seharusnya ada yang dianaktirikan dan ada pula yang dimanjakan. Sampai kapan perilaku ini akan bertahan kawan? Ingatlah bahwa lama kelamaan rakyat akan cerdas juga. Niscaya merekapun akan menyadari ketidakadilan itu. Jadi sekarang, silahkan pilih: memahami lalu menegakkan keadilan itu atau malah dipaksa untuk mengakui dan menegakkan kesataraan antar manusia.

Bersama diawal maka seterusnyapun akan bergotong-royong

Istilah kata orang “saat menderita, ayo sama-sama. Akan tetapi, ketika sudah disejahterakan oleh Yang Maha Kuasa : loe siapa sih – loe gue and“. Ini adalah sebuah ironi, “dalam perjuangan berdarah, anda bawa teman-teman namun dalam kesenangan anda lupa punya teman bahkan menginjaknya“.

Tidak seharusnya, anda menjadikan rakyat sebagai sapi perah. Bukankah dengan berlaku demikian maka anda adalah bagian dari kesewenang-wenangan itu. Kolonialisme telah diusir sejak lama dari negeri ini akan tetapi andalah penjajah di negeri kami. Jangan sampai rakyat terbangun dan menyadari kesewenang-wenangan itu. Lalu andapun akan diadili dijalanan kemudian diusir dari negeri ini sama seperti dahulu ketika kolonialisme dipaksa hengkang untuk meninggalkan Ibu Pertiwi.

Kami akui bahwa ada banyak kekuatan di dalam negeri ini yang berusaha menjadikannya sebagai negara kapitalis. Akan tetapi, ingatlah bahwa apabila negera-negara lain didirikan di atas kekuatan kapitalis atau gabungan beberapa kapitalis maka Republik Indonesia bukanlah demikian. Melainkan Indonesia didirikan dengan bergotong-royong di dalam keberagaman. Maka tidak ada juga salahnya jika kemakmuran berhak diberikan kepada seluruh rakyat.

Salam Indonesia maju!

4 comments

Tinggalkan Balasan ke Kapitalis Memanen Tetapi Tidak Pernah Menabur Kembali – Hati Nuraninya Kemana? | menang BERSAMA - Indonesia Strong From Village Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.